Lola Amaria: Penyandang Disabilitas Belum Terpenuhinya Haknya
Aktris, sutradara film, Lola Amaria bicara blak-blakan dalam ajang The Asian Consortium 2015 di Hong Kong, Minggu (27/9/2015).
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktris, sutradara film, Lola Amaria bicara blak-blakan dalam ajang The Asian Consortium 2015 di Hong Kong, Minggu (27/9/2015).
Bukan tentang film, dalam ajang yang diadakan Poly University of Hong Kong ini ia bicara tentang tentang Inovasi Sosial.
Lola menyampaikan hasil risetnya terkait belum terpenuhinya hak-hak kelompok disabilitas, khususnya tunanetra.
Ia mencontohkan minimnya ketersediaan akses untuk fasilitas publik, contohnya jembatan penyeberangan menuju Transjakarta dan pedestrian di Jakarta.
"Dari 165 jembatan penyeberangan haya separuh yang ada ramp nya, dan dari tujuh lift di jembatan penyeberangan hanya satu yang berfungsi," katanya, Senin (28/9/2015).
Lebih parah lagi adalah masalah pedestrian. Saat ini trotoar tidak lagi ada guiding blok dan malah digunakan jualan.
"Apa mereka yang disabel harus digotong kesana kemari. Belum lagi hotel dan pusat perbelanjaan, banyak yang tanpa akses untuk kelompok disabel," katanya.
Setelah menyampaikan presentasinya tentang bentuk-bentuk diskriminasi terhadap kelompok disabilitas di Indonesia ini, Lola mendapatkan banyak pujian.
"Kata mereka, presentasi yang aku bawakan menyadarkan bahwa mereka kurang memperhatikan kelompok disabilitas di sekitarnya. Mereka ada tapi selama ini seolah tidak terjadi apa-apa dan itu bagian tindakan diskriminatif," katanya.
The Asian Consortium yang berlangsung sampai 4 Oktober 2015 ini merupakan kegiatan tahunan yang dibuat untuk para aktivis sosial yang dipandang sudah melakukan perubahan dalam masyarakat.
Selain pameran, para pembuat perubahan ini dapat menyampaikan ide perubahan dan pemikiran segar bagi perkembangan masyarakat Asia pada sessi presentasi.
Pada tahun 2015 ini, The Asian Consortium mengangkat 4 topik utama yaitu Ageing and Well-being, Sustainable City, Social Economy and Entrepreneurship dan Resilient Community. (Eko Sutriyanto)