Tonton NOAH, 2.000 Penonton di Washington DC Penuhi Festival Made in Indonesia
Teriakan histeris dan nyanyian mereka berkali-kali terdengar dalam satu jam.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC - Lebih dari 2.000 penonton berdiri memenuhi plaza di depan panggung Festival Made in Indonesia (MII) 2015 di wilayah Silver Spring, Washington DC, Maryland, AS, pada Minggu lalu (4/10/2015) waktu setempat, dalam suhu udara dingin sampai lima derajat Celcius.
Teriakan histeris dan nyanyian mereka berkali-kali terdengar dalam satu jam. Ya, mereka ketika itu sedang menikmati pertunjukan band NOAH.
Itulah puncak MII 2015. MII, yang hingga 2015 sudah diselenggarakan lima kali, merupakan festival pertama mengenai Indonesia yang diadakan di wilayah timur AS.
Ancaman cuaca buruk karena Badai Joaquin tidak menyurutkan para penonton, khususnya para penggemar grup yang dibentuk di Bandung tersebut, untuk datang ke MII dari Maryland, Virginia, Delaware, Pennsylvania, New Jersey, dan New York. Mereka berlatar keturunan beragam, antara lain Indonesia, Latin, Eropa, dan Afrika.
"Disini banyak orang Indonesia yang sudah lama tinggal di Amerika, jadi kami juga bawakan beberapa lagu dari Peterpan (nama sebelum NOAH berganti personel)," kata Ariel (vokal) sekaligus mewakili Uki (gitar), Loekman (gitar), dan David (keyboard).
NOAH, dengan musik akustik, membawakan 10 lagu. Dengan "Ada Apa Denganmu" mereka membuka pertunjukan itu. Lagu-lagu selanjutnya, sebut saja, "Menunggumu", "Separuh Aku" dan "Topeng".
Perjalanan Ariel, Uki, Loekman, dan David ke Washington DC merupakan bagian dari tur mereka ke tiga kota di AS. Dua kota lainnya adalah Los Angeles dan New York.
Berbeda dengan di Washington DC, di Los Angeles dan New York NOAH tampil dalam gedung dan orang-orang harus memiliki tiket untuk menikmati pertunjukan mereka.
"NOAH tampil untuk mendukung festival Made in Indonesia sekaligus menunjukkan bahwa musik Indonesia mampu diterima di Amerika," kata Maya Naratama, pendiri dan direktur eksekutif festival tersebut.
"Tujuan festival ini adalah untuk mengenalkan Indonesia melalui produk, makanan, seni, dan budaya. Tahun ini ada delapan tenda makanan yang menjual sate, mi bakso, cendol, sampai mi instan.
Tenda lain menjual batik, handycraft, dan lain-lain. Semuanya buatan Indonesia," sambungnya.
Festival tersebut diproduksi oleh Acha Productions LLC, sebuah event organizer dan rumah produksi yang dimiliki oleh Maya, berlokasi di Maryland.
Acha Productions bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington DC dan sejumlah institusi lainnya.
"Kami mendukung segala upaya dari komunitas Indonesia untuk mempromosikan Indonesia di Amerika," kata Budi Bowoleksono, Duta Besar RI untuk AS.
Selain NOAH, dalam MII 2015 tampil pula band-band setempat Borderlines, Valentino, dan Terang Bulan, serta kelompok-kelompok seni Rumpun Wargi Pasundan, Parsadaan Bangso Batak, Indo Helau, Indonesian Kids Performing Arts, dan Silat Martial Arts Academy.
Hadir juga bintang tamu Yemima Cindy, Miss Indonesia untuk Miss Asia USA, dan penyanyi Kia Suban, yang dulu lebih dikenal sebagai Kia "AFI".
"Made in Indonesia adalah orang Indonesia yang berkisah tentang Indonesia mulai dari kuliner, produk, musik, seni, dan budaya.
Kami berharap Made in Indonesia dilanjutkan tahun depan dengan skala yang lebih besar," kata Budi lagi.
Lalu, tantangan apa yang dihadapi oleh NOAH untuk pertunjukan kali ini?
"Udara ya. Di LA (Los Angeles) udara panas, di (Washington) DC udara dingin banget. Untung kami sudah terbiasa manggung di beberapa negara dengan cuaca yang dingin," ucap David. (MII)