Dituding Ustadzah Abal-Abal, Oki Setiana Dewi Ingin Terus Berdakwah
Oki mengatakan menjadi ustad atau ustadzah memang harus menguasai banyak ilmu Alquran, hadits, dan berbagai macam ilmu lainnya.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ramai dengan tudingan ustadzah 'abal-abal' yang diperbincangkan netizen hingga muncul petisi online menolak tayangan Oki Setiana Dewi tetap bungkam.
Di akun instagram miliknya, tak ada postingan yang menyinggung mengenai masalah yang mendera Oki Setiana Dewi. Oki hanya memposting kegiatan dua anaknya dan barang endorse.
Meski begitu, jawaban dari Oki mengenai permasalahan yang mendera tetap dinanti.
Dari salah satu video yang diunggah di youtube, Oki buka suara mengenai masalah yang menderanya ini di carastasiun televisi swasta.
Mengenai panggilan ustadzah, Oki mengatakan menjadi ustad atau ustadzah memang harus menguasai banyak ilmu Alquran, hadits, dan berbagai macam ilmu lainnya.
"Memang Oki sangat tidak pantas untuk disebut dengan ustad atau ustadzah. Karena Oki masih jauh dari itu," jawab istri Ory Vitro Abdullah ini.
Dengan berbagai permasalahan yang ada, ia tetap berharap Allah SWT bisa menjaganya untuk bisa tetap semangat untuk belajar dan menyampaikan apa yang dipelajari.
"Mohon doanya ya...," ucap Oki.
Menurutnys apa yang terjadi juga patut disyukuri. "Alhamdulillah, lahaulawalaquwwataillabillah," ujarnya.
Disinggung mengenai tarif berdakwah yang kabar mencapai Rp 35 juta, Oki mengatakan berdakwah menjadi tugas semua hamba Allah SWT.
Menyampaikan ayat-ayat Allah SWT, sambil terus belajar. Juga memerlukan orang lain untuk memberikan evaluasi-evaluasi.
Juga meminta doa dari semua, agar bisa menjadi orang yang lebih baik lagi.
"Insya Allah mudah-mudahan terus berdakwah dan terus belajar, Insya Allah." ucapnya.
Sementara itu guru sekaligus sahabat Oki, Hj Lulung mengatakan sebagai guru dan teman dakwah, Oki merupakan sosok yang rajin belajar dan membaca ilmu agama.
Petisi yang muncul, menurutnya hanya ujian bagi Oki. Biasanya, sebagai fans akan terlalu mencintai idola. Hanya saja ketika kecewa, akan muncul kebencian.
Mengenai tarif, upah memang hanya dari Allah SWT saja. Tapi orang memantaskan, menawarkan. Bahasanya manajemen yang akhirnya menjadi jelek di mata masyarakat.
"Makan ketan anget-anget' kebangetan banget," lontarnya. (Banjarmasin Post/Restudia)