Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berawal dari tugas kuliah membuat konsep acara, Rani Ramadhany dan Karina Syahna.

Ternyata konsep yang berubah tersebut menjadi sebuah acara bernama Dinamika yang ditujukan untuk para Difabel dan anak berkebutuhan khusus.

Konsep tersebut direalisasikan setelah mendapat banyak dukungan terutama dosen pembimbing mereka yang meminta untuk acara ini benar-benar diwujudkan bukan hanya konsep saja.

"Ini awalnya berasal dari konsep tugas, lalu menurut dosen pembimbing kami ini harus direalisasikan, karena memang menurut beliau banyak yang mensupport dan jarang bahkan belum ada acara yang seperti ini." ungkap Rani kepada Tribunnews.

Dengan waktu persiapan yang hanya 1 bulan, Rani dan Karina pun kikis konsep yang sebelumnya sangat megah menjadi lebih sederhana agar mudah direalisasikan.

" Yang bisa kita realisasikan yang make sense dalam waktu 1 bulan jadi, ya seperti ini dengan pemilihan venue dan 3 jenis workshop, dan hasilnya ini diluar ekspektasi kita banget, kita juga harus semangat diluar kesibukan kita masing-masing." jelas Rani yang sejak awal acara hingga akhir selesai tidak lepas dari HT untuk mengontrol acara.

Rani dan Karina Sendiri sudah menjadi partner membuat konsep tugas dari awal kuliah mereka

Sama halnya dengan Rani, Karina juga tidak menyangka acara Dinamika yang mereka buat bisa menyatukan para disable dan ABK "Yang pasti ini diluar ekspektasi banget, benar-benar diluar ekspektasi bisa sampai seramai tadi"

Acara Dinamika (Difabel Indonesia Mau Berkarya) diramaikan oleh 6 penampilan dari ABK dan Difabel seperti Zhafran Percussion, d'empire band, down sindrom class by Gigi Art Of Dance.

Acara tersebut juga mendatangkan mentor-mentor handal seperti Kunto Aji (mentor musik), Tya Pakusadewo (mentor Akting) dan Gianti Giadi (mentor tari).