TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Selepas sekolah di SMA Negeri 3 Nganjuk, Komang Ayu Muktiasari berangan-angan bisa jadi dokter.

Sayang, mimpinya itu tidak kesampaian. Saat tes masuk perguruan tinggi, bungsu dari tiga bersaudara ini diterima di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang.

Toh, hal itu tidak membuatnya kecewa. Ayu tetap fokus pada ilmu yang diperoleh di kampus.

“Tetap seru kok. Saya bisa tahu mana ikan yang sehat dan ikan yang sudah terkena limbah,” tegasnya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network). kepada Surya, Senin (15/8/2016).

Pengetahuan itu diperoleh saat Ayu praktek membedah sejumlah ikan.

“Ikan yang sehat itu organ tubuh bagian dalamnya masih bagus dan tidak amis. Sedang yang sudah tercemar warnanya hitam,” papar Ayu yang juga aktif sebagai model.

Membedah sejumlah ikan jenis nila, lele, atau ikan emas sudah bukan hal baru bagi Ayu.

“Saya jadi makin paham soal ikan,” bebernya.

Ayu mengaku tak asing dengan satwa air ini. Sebab, semasa kecil dia sering membantu memberi makan ikan di rumah kakeknya di Ngoro, Jombang.

“Kakek punya tambak ikan. Kalau pas main ke rumah kakek, saya pasti ikut beri makan dan juga ambil yang besar untuk dimakan bersama,” ungkap gadis kelahiran Nganjuk, 27 Maret 1997 ini.

Pengetahuannya mengenai dunia ikan ini tak dielakkan membuatnya ingin punya tambak ikan sendiri.

“Saya kok ingin bikin resort yang dilengkapi dengan tambak atau kolam ikan. Pasti asyik ya,” begitu angannya kepada Surya (TRIBUNnews.com Network).

Mengenai dunia model yang ditekuni sejak duduk di bangku SMA, Ayu menegaskan tak akan dia lepas.

“Saya ingin lanjut sekolah desainer atau jadi hair stylist,” tegas Ayu yang di masa kecil terkenal tomboi.

Ayu tak menepis, dunia model tak bisa dijalani sepanjang hidupnya.

”Saya perlu bekali diri dengan pengetahuan yang tak jauh dari dunia model. Sehingga jika nanti sudah tak laku jadi model tetap bisa melakukan kegiatan yang tetap di lingkungan lifestyle ini,” paparnya.

Diakui Ayu, dari dunia model ini dia bisa membiayai kuliahnya sendiri dan tidak bergantung pada orangtua.

“Karena saya juga diendors produk kaus dan baju,” pungkasnya.