TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Komunitas Muslim Anti Rasisme memiliki cara tersendiri dalam menyambut momen Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-71.

Dalam kesempatan kali ini, Komunitas Muslim Anti Rasisme menggelar acara yang santai tapi penuh makna untuk merajut keberagaman Indonesia.

Acara ini dihadiri sekitar 100 orang yang terdiri pemuda, mahasiswa dan pelajar.

Acara tersebut adalah nonton bareng film Sapu Tangan Fang Yin.

Film yang diproduseri Denny JA dan Hanum Bramantyo tersebut berkisah tentang gambaran seseorang yang telah berbuat kebaikan di negeri ini tapi mendapat perlakuan yang rasial.

"Fang Yin diburu, dikata-katai, diperlakukan tidak senonoh hanya karena perbedaan kulit, mata sipit, dan keturunan Tionghoa. Padahal dia masih bagian dari bangsa ini, dan care terhadap kesejahteraan bangsa ini," ujar Ketua Komunitas Muslim Anti Rasisme Fadli Ferryansyah saat memberi sambutan di cafe TKP, Radio Dalam, Jakarta Selatan, Selasa (16/8/2016).

Fadli melanjutkan bahwa manusia tercipta berbeda-beda. Namun begitu, hendaknya perbedaan suku, ras, dan agama membuat manusia saling mengenal dan menghormati.

Bukan sebaliknya, perbedaan yang bersumber dari penciptaan Tuhan itu dijadikan alat untuk menghardik satu sama lain.

"Ingat, di mata Allah SWT hanya tingkat keimanan dan ketakwaan yang membedakan kita sebagai manusia," sambungnya.

Maka dari itu, Fadli bersama Komunitas Muslim Anti Rasisme mengajak seluruh elemen bangsa untuk bisa hidup berdampingan sesama warga negara.

"Saatnya kita cukupkan perselisihan berbau rasial, demi menatap persatuan bangsa. Karena hanya dengan persatuan kita semua bisa bahu membahu gotong royong ‎mencipta kesejahteraan bangsa," tandasnya.