Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Kuasa Hukum Gatot dan Reza Belum Terima Hasil Tes Urine

Irfan menyebut sedang mendampingi enam kliennya yang masih menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus dugaan penyalahgunaan narkotika.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Kuasa Hukum Gatot dan Reza Belum Terima Hasil Tes Urine
WARTA KOTA/NUR ICHSAN
Gatot Brajamusti hadir dalam acara preview film Azrax di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (3/9/2013). 

TRIBUNNEWS.COM, BIMA - Kuasa Hukum dari Reza Artamevia dan Gatot Brajamusti meminta kedua kliennya tersebut direhabilitasi, jika kedua kliennya itu positif menggunakan narkotika.

"Dalam undang-undang narkotika yang baru, pengguna itu bukan sebagai penjahatnya, tetapi pengguna itu adalah korban dari penyalahgunaan narkotika. Oleh karena itu, dia memiliki hak untuk direhabilitasi," kata Irfan Suriadiata, kuasa hukum tersebut, pada Selasa (30/8/2016).

Irfan mengatakan selaku kuasa hukum Reza dan Gatot belum menerima dhasil tes urine kedua kliennya itu dari pihak kepolisian.

Irfan menyebut  sedang mendampingi enam kliennya yang masih menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus dugaan penyalahgunaan narkotika.

Pemeriksaan itu dilakukan di Satres Narkoba, Polres Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dari surat kuasa yang ditunjukkan oleh Irfan kepada para wartawan, diketahui bahwa keenam kliennya adalah Gatot Brajamusti (54), Dewi Aminah (45), Reza Artamevia (43), Davina (26), Richard (61), dan Yuti (42).

Mereka ditangkap oleh polisi di kamar nomor 1100 sebuah hotel di Kota Mataram, usai pelaksanaan Kongres ke-15 Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) di hotel yang sama pada Minggu (28/8/2016) kira-kira pukul 23.00 Wita.

Berita Rekomendasi

Irfan menjelaskan, hingga Selasa (30/8/2016) proses pemeriksaan masih terus dilakukan.

Selain telah melakukan tes urine, Selasa ini polisi juga melakukan tes terhadap dua paket barang bukti yang diduga sabu.

"Anggap itu orang sakit. Orang sakit ya diobatin (rehabilitasi), bukan dipenjara," ujar Irfan.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas