Kerja Bareng Gatot Brajamusti, Dedi Setiadi Merasa Ribet, Kacau dan Pusing
edi Setiadi merasa terbebani untuk proses-proses penyidikan yang dijalaninya. Padahal, kerjasama filmnya bersama Gatot Brajamusti gagal.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ini pihak kepolisian memanggil dua orang saksi terkait kepemilikan senjata api Gatot Brajamusti.
Mereka adalah Reza Artamevia dan Dedi Setiadi, sutradara film Azrax.
Dengan pemanggilan ini, Dedi Setiadi merasa terbebani untuk proses-proses penyidikan yang dijalaninya.
"Hmm ribet, kacau, pusing, bukan kerjaan gue kok jadi ngapain gue kesini," Ucap Dedi Setiadi di pelataran Masjid Polda Metro Jaya, Rabu (14/9/2016).
Dedi Setiadi juga mengaku membuang waktunya saja untuk menghadiri penyelidikan kepolisian.
"Buang waktu aja, ngapain coba ya kan dan itu film busuk," tegas pria berkacamata itu.
Dedi Setiadi tidak malu menyatakan kalau film garapannya, Azrax, adalah film busuk.
"Iya saya sutradaranya, ya kalau jelek saya bilang aja jelek ngapain saya bilang bagus," papar Dedi.
Hal tersebut karena kekecewaan Dedi Setiadi selama proses pembuatan film Azrax, terutama pada kedisiplinan waktu para pemain.
"Kalau misalnya syutingnya itu dilalui dengan pemain yang gak disiplin, kadang janji jam delapan datang jam tiga sore mau jadi apa filmnya," imbuhnya.
"Mestinya tokohnya bertiga yang datang cuma dua, gimana bisa jadi bagus ya udah ilfil lah," tambah Dedi dengan nada yang megungkapkan kecewaannya pada film Azrax.
Film Azrax itu, diproduksi tahun 2013 lalu, yang menceritakan tengtang penuntasan sindikat perdagangan wanita.