TRIBUNNEWS.COM, STOCKHOLM - Lantaran dianggap puitis, musisi legendaris Bob Dylan dianugerahi Penghargaan Nobel bidang sastra.

Swedish Academy memberikan penghargaan bergengsi itu pada musisi legendaris berusia 75 tahun tersebut, Kamis (14/10/2016).

Menurut pihak yang ditunjuk untuk memilih peraih Nobel tiap tahun itu, Bob Dylan merupakan sosok musisi puitis yang pantas menerima penghargaan itu.

"Bob Dylan telah mengekspresikan lirik-lirik puitisnya ke dalam lagu-lagu hitsnya yang menjadi kebanggan AS," demikian pernyataan dari Swedish Academy.

Tak hanya itu, Bob Dylan juga dianggap sebagai penyair terhebat sepanjang masa.

"Bob Dylan menjadi penyair untuk ruang dengar kita. Tapi karyanya pun dapat dinikmati dalam bentuk tulisan," kata Sekretaris Nobel Academy, Sara Danius.

Bernama lengkap Robert Allen Zimmerman, Bob Dylan dikenal sebagai penulis lagu bertema HAM dan anti-perang di era '60-an.

Beberapa yang populer adalah 'Blowin' in the Wind', 'The Times They Are a-Changin', dan 'Subterranean Homesick Blues'.

Lagu-lagunya menjadi pengaruh besar bagi musisi-musisi generasinya, bahkan bagi musisi kekinian, seperti Jimi Hendrix dan Adele.

Pada tahun-tahun sebelumnya, musisi yang diabadikan di Rock N Roll Hall of Fame itu telah dispekulasikan untuk menjadi peraih Nobel.

Namun, diduga penghargaan itu justru cenderung diberikan pada musisi pop, ketimbang musisi rock n roll kondang seperti Bob Dylan.

Meski pemberian Nobel pada Bob Dylan ini disambut baik, ada yang mempertanyakan kepantasan Bob Dylan sebagai musisi untuk menerima penghargaan di bidang sastra itu.

"Jika Bob Dylan bisa menang Nobel bidang sastra, seharusnya (novelis) Stephen King bisa tembus Rock N Roll Hall of Fame," tulis seorang netizen, @jasonpinter. (NBC News/Guardian)