Sophia Latjuba Sedikit Gugup Jika Diadu
Kekasih Ariel NOAH ini memang baru sebulan bergabung dengan Partai NasDem, namun, sudah diberi kepercayaan jadi jubir
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dunia politik terbilang baru bagi seorang aktris peran Sophia Latjuba. Sebab, selama ini ia lebih aktif di dunia hiburan, terutama film.
Kekasih Ariel NOAH ini memang baru sebulan bergabung dengan Partai NasDem, namun, sudah diberi kepercayaan menjadi juru bicara (jubir) cagub/cawagub petahana DKI Jakarta, Ahok-Djarot di Pilkada 2017.
Sophia menanggapi santai penilaian sebagian publik yang meragukan kapabilitasnya sebagai jubir, apalagi untuk calon kepala daerah yang bertarung di ibukota.
"Kalau meragukan, itu normal yah. Karena saya datang dari dunia peran dan muncul tiba-tiba melakukan pekerjaan sebagai jubir cagub/cawagub. Kalau keraguan itu datang, saya bisa menerima," akunya.
Terlepas itu, Sophia menegaskan bahwa niat dan tugasnya sebagai jubir Ahok-Djarot ini adalah tulus. Ia akan berusaha agar warga DKI Jakarta mengetahui hasil kerja yang telah dilakukan oleh Ahok selama memimpin ibukota empat tahun terakhir.
"Mudah-mudahan apa yang saya kerjakan ini bisa membawa perubahan di Jakarta, walaupun sedikit," ucapnya.
Sophia mengakui telah mendapatkan pengarahan dari Ahok dan Partai NasDem perihal tugas dan tanggung jawabnya sebagai jubir. Ia pun mempunyai pengalaman kerja sebagai PR (Public Relationship) di kantor pengacara Hotman Paris Hutapea dan tengah menempuh pendidikan Ilmu Politik di Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta.
Selasa (11/10/2016) malam, adalah kali pertama Sophia tampil di depan awak media sebagai jubir Ahok-Djarot. Dan bukan tugas berat bagi Sophia menghadapi awak media mengingat dirinya telah 30 tahun bergelut dengan dunia entertainment dan bersentuhan dengan awak media.
Namun, Sophia sempat beberapa kali menghentikan jawabannya saat ditanyakan oleh awak media.
Ia mengakui sedikit gugup mengingat tugasnya kali ini mempengaruhi tingkat keterpilihan cagub/cawagub. Apalagi, jika sampai nanti dirinya sebagai jubir Ahok-Djarot harus berhadapan langsung dengan tim pemenangan kubu lawan, Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
"Sedikit nervous iya. Apalagi kalau dialog, yah iya lah," akunya.
"Cuma saya yakin dengan mendukung Ahok, saya tidak salah memilh. Karena kerjaannya (Ahok) sudah jelas. Jakarta sudah sangat lebih baik dibandinkgkan sebelumnya. Jadi, dengan begitu saya punya pondasi yang cukup. Jadi, nervous sedikit lah, tapi itu normal," sambungnya.
Menurut Sophia, menjadi kader parpol dan jubir Ahok-Djarot adalah praktik langsung atas teori ilmu politik yang didapatnya di kampus. Baginya, perjalanan hidupnya di dunia politik terbilang sangat luar biasa dan takdir Tuhan.
"Ini istilah orang luar, ini 'dibaptis dengan api, bukan dengan air'. Jadi, langsung plek diceburin. Yah saya sih siap dipercaya jadi jubir tim Ahok," ujarnya.
Sophia menceritakan, partainya dan Ahok telah memberikan pengarahan perihal strategi dan sasaran pemenangan.
Tugasnya sebagai jubir lebih difokuskan pada sosialisasi visi misi dan program kerja dari Ahok-Djarot sesuai keahliannya, yakni bidang sosial, pendidikan dan kesejahteraan anak. Yakni, mensosialisasikan program kerja Ruang Terbuka Hijau (RTH), RPTRA, fasilitas untuk lanjut usia (lansia) keluarga dan 'Pasukan Ungu".
Sementara, 15 jubir Ahok-Djarot lainnya bertugas mensosialisasikan visi misi dan program kerja bidang lainnya.
Apa pengamatan Anda tentang dinamika dan kompetisi tiga cagub/cawagub DKI Jakarta yang terjadi pada saat ini?
"Yah layaknya seperti pilkada-pilkada sebelumnya. Yah, terjadi black campaign (kampanye hitam), saling menjatuhkan. Itu sesuatu yang normal di dunia politik," jawabnya.
"Dan saya sebagai jubir dan tim sukses bertugas untuk mensosialisasikan kinerja Ahok-Djarot, mulai visi misinya dan program kerjanya," sambungnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.