TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tantangan yang berat diterima oleh bintang film Cut Mini (42) dalam film 'Athirah', membuatnya mendapatkan Piala Citra kategori 'Pemeran Utama Wanita Terbaik'.

Penghargaan tersebut ia peroleh dari malam puncak Festival Film Indonesia (FFI) 2016, yang ia sudah nanti-nanti selama 14 tahun berkarir di dunia seni peran Indonesia.

Mengalahkan Christine Hakim (Ibu Maafan Aku), Sha Ine Febriyanti (Nay), Chelsea Islan (Rudy Habibie), dan Atiqah Hasiholan (Wonderful Life) membuatnya syok dan sangat bangga bisa membawa pulang Piala Citra pertamanya.

"Wow, untuk saya piala ini sangat bahagia sekali bisa membawa pulang piala ini. Sebenarnya saya tidak percaya kalau ini milik saya," kata Cut Mini.

Hal itu ia katakan usai mendapatkan Piala Citra dalam acara Malam Puncak FFI 2016, yang digelar di Gedung Teater Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (6/11/2016) malam.

Menurut wanita yang akrab disapa Mini, empat lawannya itu sebenarnya layak mendapatkan Piala Citra yang ia bawa pulang malam itu.

Karena, akting yang dilakukan oleh empat nomine lainnya sangat lah baik dan layak membawa pulang piala yang ditunggu-tunggu oleh seluruh insan film Indonesia tersebut.

"Tapi saya tidak tahu kenapa dia harus pulang sama saya. Mungkin sudah jalannya dan sudah rezeki saya. Jadi saya harus membawa pulang ini," ucapnya yang terlihat masih syok.

Lanjut Mini, ia sangat berterima kasih kepada seluruh tim yang bekerjasama dengannya, dalam film Athirah yang ia perankan tersebut.

Menurutnya, tanpa ada kerjasama yang baik dan kepercayaan penuh terhadapnya, wanita kelahiran Jakarta, 30 Desember 1973 ini tidak bisa meraih Piala Citra pertamanya.

"Karena saya bekerja sudah tidak pernah berharap bisa membawa apapun kedepan nantinya seperti Piala Citra ini. Saya hanya bekerja sebaik apa yang saya bisa," ujar Cut Mini Theo.

FFI 2016 mengangkat tema Restorasi dalam pagelaran malam puncanya. Lukman Sardi, selaku ketua panitia FFI 2016 menggatakan Restorasi tersebut karena ingin pagelaran film terbesar di Tanah Air, dapat menjadi katalisator dimulainya restorasi secara besar-besarann di dunia perfilman. (Arie Puji Waluyo)