Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Sulitnya Marsha Timothy Tunggangi Kuda yang Selalu Ingin Pulang Kandang

Tapi begitu di Sumba belajar lagi, kudanya tidak bisa dikendalikan. Kudanya selalu ingin pulang ke kandang," katanya.

Penulis: Nurul Hanna
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Sulitnya Marsha Timothy Tunggangi Kuda yang Selalu Ingin Pulang Kandang
Nurul Hanna/Tribunnews.com
Jumpa pers Film Mouly Surya dapatkan subsidi Cinemas du Monde dari Prancis di Auditorium Indonesia Francais Institute (IFI), M.H Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (6/12/2016). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurul Hanna

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Marsha Timothy harus memberanikan diri menunggangi kuda. Belum lagi, ia juga harus mengendarai motor di medan yang cukup ekstrem.

Mewakili Marsha Timothy, aktor Egi Fedly menuturkan sulitnya Marsha saat belajar menunggangi kuda di film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak.

"Sebenarnya di Jakarta sudah belajar (menunggangi kuda). Tapi begitu di Sumba belajar lagi, kudanya tidak bisa dikendalikan. Kudanya selalu ingin pulang ke kandang," kata Egi Fedly saat ditemui di Auditorium Institut Francais d'Indonesie (IFI), MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (6/12/2016).

Tak hanya itu, Marsha juga diharuskan menunggangi kuda tanpa memakai pelana.

"Marsha juga tidak pakai pelana, itu yang agak menjadi masalah bagi Marsha," tutur Egi.

Aktris muda Dea Panendra juga menceritakan betapa sulitnya Marsha belajar mengendarai motor.

Berita Rekomendasi

Meski telah belajar mengendarai motor di Jakarta, ternyata motor yang dikendarai di Sumba berbeda jenis.

"Aku mewakili kak Caca (Marsha Timothy), latihan motor itu sempat latihan di Jakarta. Pas di Sumba ternyata motornya berbeda," kata Dea.

Belum lagi, medan tempat mereka melakukan proses syuting merupakan jalanan berbatu.

Film 'Marlina si pembunuh dalam Empag Babak' bercerita tentang perjalanan Marlina (Marsha Timothy), menuju kantor polisi.

Sepanjang perjalanannya, Marlina harus berupaya membawa kepala perampok yang telah dipenggalnya.

Mengambil latar belakang daerah Sumba, Nusa Tenggara Timur, film ini masih melalui proses pasca produksi.

Meski masih melewati proses pasca produksi, film ini telah lolos seleksi sejumlah festival film Internasional seperti Busan Internatonal Film Festival 2015 dan Cannes Film Festival 2016.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas