Joey Alexander Jadi Penerima Nominasi Grammy 2017 Paling Muda
Walau perbedaan usia mereka 80 tahun, arranger dan komposer terkenal Sammy Nestico, 93, dan bocah ajaib Joey Alexander dari Indonesia punya kesamaan.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan TribunStyle.com, Dimas Setiawan Hutomo
TRIBUNNEWS.COM - Walau perbedaan usia mereka 80 tahun, arranger dan komposer terkenal Sammy Nestico, 93, dan bocah ajaib Joey Alexander dari Indonesia, 13, memiliki kesamaan.
Mereka berdua mencintai jazz.
Mereka berdua juga berkompetisi untuk memenangkan Grammy Awards yang ke-59.
Dimana mereka muncul berurutan di dalam satu nominasi begitu juga sebagai yang tertua dan termuda.
Melansir dari San Diego Union Tribune, keduanya sama-sama menyukai hasil karya satu sama lainnya, walau mereka baru pertama kali bertemu pada Sabtu pada saat penerimaan nominasi Grammy.
Keduanya juga kemungkinan dipersatukan lagi ketika pemenang di kategori jazz diumumkan saat pre-telecast dari upacara pengumuman pemenang Grammy pada Minggu (12/2/2017).
"Aku dengar Joey dari internet dan ia sangat luar biasa!" ucap penduduk Carlsbad, Nestico yang baru saja berusia 93 tahun pada Senin lalu (8/2/2017).
"Aku adalah penggemar berat dari Count Basie," ucap Alexander, yang mengagumi pianis legendaris jazz.
Basie meraih empat Grammy dengan album yang diaransemen oleh Nestico, yang juga mengaransemen lagu-lagu dari penyanyi Frank Sinatra dan Barbra Streisand hingga Buddy Rich, Phil Collins dan Michael Buble.
Nestico dinominasikan tahun ini atas Best Arrangement, Instrumental or A Cappella untuk lagu "Good 'Swing' Wneceslas," dari album Count Basie Orchestra, “A Very Swingin' Basie Christmas!”
Ini adalah nominasi Grammy kesembilannya.
Jika ia menang maka ini akan jadi yang pertama untuknya, sayang, mereka berdua tidak menang dalam Grammy tahun ini karena pemenangnya adalah John Scofield dengan lagu "I'm So Lonesome I Could Cry."
Nestico mengatakan bahwa mendapatkan nominasi di umur 93 sangat fantastik.
"Coba pikirkan! Siapa yang kamu tahu dengan usia 93 dan masih bisa menerima Grammy?"
Alexander adalah remaja 13 tahun yang lahir dan dibesarkan di Indonesia, tetapi saat ini tinggal dengan orang tuanya di New York, dimana dia home schooled.
Ia mungkin menjadi nominasi termuda tahun ini di usianya 13 tahun, tapi dia bukanlah pendatang baru di dunia musik kaliber dunia tersebut.
Tahun lalu saat usianya masih 12 tahun, Alexander dinominasikan dalam dua kategori jazz, ia juga melakukan aksi panggung dua kali saat siaran, pertama sendiri dan aksi keduanya ia trio.
Tahun ini, Joey dinominasikan untuk kategori Best Improvised Jazz Solo untuk laguya "Countdown."
Ditulis oleh ikon saksofon dunia John Coltrane, itu adalah judul lagu untuk album kedua Alexander, yang dirilis tahun lalu oleh Motema Music.
"Sangat tak terduga untukku untuk bisa mendapatkan dua nominasi tahun lalu untuk album pertamaku," ungkap Joey.
"Aku sangat bersyukur bahwa Grammy mengakui laguku. Sudah dinominasikan saja, menjadi sebuah penghargaan. Aku tidak terlalu berpikir untuk menang."
Secara tidak sengaja, satu diantara nominasi tahun ini di kategori dari Joey adalah anak dari John Coltrane, yaitu Ravi Coltrane.
Joey saat ini mengoleksi tiga nominasi Grammy dan aksi panggung di televisi dalam usianya yang masih 13 tahun, ini adalah sebuah keajaiban.
"Joey adalah sesuatu yang tidak bisa dijelaskan!" ungkap pemusik jazz pemenang Pulitzer Wynton Marsalis.
"Kita tidak pernah memiliki orang sepertinya di musik, tidak dengan kedewasaan harmoni."(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.