Jalan Berliku Yana Zein Menuju Tempat Peristirahatan Terakhirnya
Siapa sangka, jika akhir hidupnya pun harus dipenuhi jalan berliku bagaikan drama yang dilakoni Yana Zein dari sejumlah sintron yang pernah dimainkan
Penulis: Regina Kunthi Rosary
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Regina Kunthi Rosary
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yana Zein sempat dijuluki Ratu Sinetron. Beragam akting dan drama pun dijalaninya.
Namun siapa sangka, jika akhir hidupnya pun harus dipenuhi jalan berliku bagaikan drama yang dilakoni Yana Zein dari sejumlah sintron yang pernah dimainkannya.
Jalan tak mulus harus dialaminya saar raga dan nyawanya terpisah.
Saat tak lagi bernafas, ketika hendak menuju tempat peristirahatan terakhir pun harus dilalui penuh dramatis.
Ya, proses pemakaman aktris Yana Zein tak berjalan mulus.
Cukup panjang waktu yang dibutuhkan untuk pada akhirnya memakamkan pemilik nama lengkap Suryana Nurzaman Zein tersebut.
Awalnya, jenazah Yana Zein berencana dimakamkan secara Kristen di TPU Kampung Kandang, Jakarta Selatan.
Pada Jumat (2/6/2017) pagi, sesuai rencana awal, dilangsungkan kebaktian di Rumah Duka RSUP Fatmawati sebelum jenazah dimakamkan.
Saat itu, jenazah Yana Zein telah didandani layaknya pengantin dalam prosesi nasrani dan dibaringkan dalam peti mati.
Drama kemudian terjadi dan disuguhkan di hadapan puluha pelayat yang memenuhi rumah duka.
Kedatangan Nurzaman Zein, sang ayah memancing ketidaksepakatannya dengan sang mantan istri yang tak lain ibu Yana Zein.
Keduanya berdebat mengenai cara memakamkan putri mereka.
Alhasil, pemakaman Yana Zein terhambat.
Ketidaksepakatan itu pun menghabiskan waktu yang tak sebentar hingga pada akhirnya jenazah Yana Zein kembali dimandikan dan dikafani untuk dimakamkan secara Islam.
Setelahnya, jenazah dibawa ke Masjid Baiturrahman, Cinere, Depok, untuk disalatkan.
Di sana, sejumlah wartawan membantu membawa keranda berisi jenazah Yana Zein dari mobil ambulans hingga masjid.
Ternyata sesungguhnya sang ayah ingin jenazah Yana Zein disalatkan di Masjid Jami Persatuan, Cinere.
Alhasil, setelah disalatkan di Masjid Baiturrahman, jenazah Yana Zein pun dibawa ke Masjid Jami Persatuan untuk kembali disalatkan.
Tibalah saatnya jenazah dibawa ke pemakaman untuk diantar ke tempat peristirahatan terakhir.
Sejumlah awak media kembali membantu memanggul keranda jenazah Yana Zein dari mobil ambulans hingga liang lahat yang letaknya cukup jauh dari pintu masuk pemakaman.
Sementara itu, ayah Yana Zein tak ikut menggandar keranda anaknya.
Tak sampai di sini. Jenazah tak dapat segera dimakamkan tatkala masalah kembali terjadi.
Ternyata belum terdapat papan nisan dan pihak keluarga menganggap ukuran liang lahat kurang tepat.
Ayah Yana Zein juga bersikeras tak turun ke liang lahat untuk mengantar putrinya.
Akhirnya, tiga laki-laki membopong jenazah Yana Zein dan meletakkannya ke liang lahat.
Setelahnya pun ayah Yana Zein tak kunjung melantunkan azan untuk sang putri hingga seorang kerabat mengambil alih hal itu.
Barulah ketika makam rampung ditimbun tanah, ayah Yana Zein menyampaikan kata-katanya untuk para hadirin.
Kemudian, putri sulung Yana Zein, Aurelia Callista Carilla (13), menyampaikan kata-katanya untuk kerabat, sahabat, serta awak media yang hadir.
Mengenakan gaun hitam, putri sulung Yana Zein tersebut mula-mula melangkah tepat ke sebelah makam ibundanya.
Dengan ekspresi tegar dan tenang, Rilla, panggilan akrabnya, menyapa semua yang hadir.
Ia pun mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan doa dari semua orang yang hadir untuk mengantar serta memakamkan sang ibu.
"Tolong terus doakan Mami biar Mami tenang di alam sana, dijaga, dan diterima di sisi Tuhan. Aku mohon maaf kalau Mami berbuat salah. Maafkan Mami," ujar Rilla kemudian.
Yang diucapkan Rilla selanjutnya begitu mengharukan sekaligus menggetarkan hati.
"Mami adalah orang terpenting bagiku karena dari kecil sampai dewasa aku dirawat sampai aku seperti sekarang. Mami mengajarkan aku untuk kuat dan tegar. Aku coba lakukan itu sekarang," tutur Rilla diakhiri tawa tanpa suara.
Setelahnya, Rilla berujar bahwa Yana Zein merupakan sosok yang begitu mulia.
Bagi Rilla, Yana Zein juga merupakan sosok pembimbing sekaligus ibu yang amat dicintai anak-anaknya.
Saat mengungkapkan perasaan cintanya pada sang ibunda, Rilla tampak menahan tangis.
Sambil berusaha tegar, sesekali ia tampak membetulkan rambut atau memegang perut.
"Aku sama Lika akan tetap kuat untuk Mami dan berusaha nggak nangis. Mami selalu bilang ke aku untuk tetap kuat apa pun yang terjadi dan aku akan menjaga Alika begitu juga sebaliknya agar kami saling menguatkan," ucap Rilla dengan suara bergetar.
"Mami di sana yang kuat, ya. Tuhan, lindungi Mami di sisi-Mu," ujarnya lagi.
Rilla pun kembali mengucapkan terima kasih kepada semua yang hadir tatkala telah menemani dan memberi ia dan adiknya kekuatan, doa, serta dukungan.
Setelah mengucapkan salam penutup, tangis Rilla pun pecah.
Ia segera menutup mulutnya dengan tangan dan menghambur ke pelukan seorang kerabat.
Setelahnya, ayah Yana Zein memimpin doa dan berzikir.
Menjelang magrib, barulah prosesi pemakaman selesai dan ditutup dengan penaburan bunga.