Tujuh Cerita di Kisah Cinta Anak Ketua MPR dengan Dokter Cantik Puskesmas di Jakarta
Kisah cinta mereka berdua itu tertulis apik dalam unggahan Milka di Instagramnya beberapa hari yang lalu.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNNEWS.COM - Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan baru saja selesai menggelar akad nikah putera ke-3 nya yang bernama Ray Zulham Farras Nugraha.
Akad nikah tersebut diselenggarakan di Hotel Raffles Kuningan Jakarta, Minggu Pagi (23/9/2017).
Ray menikah dengan dokter cantik yang bernama dr. Milka Anisya Norasiya, putri dari Johny Hardjono dan Mariam Hadi.
Milka Anisya Norasiya, diketahui merupakan seorang dokter muda.
Dari postingan yang diunggah tanggal 12 April 2017 lalu, Milka diketahui bekerja di Puskesmas Kel. Kebon Bawang 2, Jakarta.
Dalam pernikahan tersebut, Ray memberikan mahar 350 gram emas logam mulia.
Saksi pernikahan tersebut juga bukan orang sembarangan, mereka antara lain adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, dan Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Sholahuddin Wahid.
Sedangkan nasihat pernikahan disampaikan Prof Amien Rais.
Hadir pula, Pimpinan MPR Mahyudin dan Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Ketua Komisi Yudisial Aidil Fitriciada, Aburizal Bakrie, Akbar Tanjung dan Mahfud MD.
Juga Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie, Ketua Bakomubin Dedi Ismayanto, Ketua Tarbiyah - Perti Basri Bermanda, Habib Abdurrahman bin Muhammad Al Habsyi, KH Abdul Rasyid Abdullah Syafi'ie dan Ulama dan Kyai lainnya dari seluruh Indonesia.
Selain acara pernikahan yang mewah dan tamu undangan yang berasal dari jajaran politikus hingga ulama, kisah cinta antara Ray dan Milka juga menjadi cerita yang indah untuk dikisahkan.
Kisah cinta mereka berdua itu tertulis apik dalam unggahan Milka di Instagramnya beberapa hari yang lalu.
Berikut ini kisahnya.
1. Kisah Seminggu Rindu: Day 1 - Cinta
Bagi kami cinta itu tidak perlu proses panjang, cinta itu juga bukan renungan mendalam atas cita-cita dan idaman.
Cinta itu tentang melihat sosok manusia yang membuat kagum. Terpesona akan keindahan yang ia miliki. Memancarkan pantulan hati terdalam, terlukis di angannya.
Angan yang mengobati luka, menumbuhkan harapan dan menaungi semua kesedihan.
Walau cinta kami tak sempurna, kala saling membuat kecewa, namun cinta memberikan nuansa paripurna dalam hati.
2. Kisah Seminggu Rindu: Day 2 - Secarik Du'a
Cermin mata menafsirkan benih – benih impian
Hentakkan langkah kita selaras melukis masa depan
Hembuskan nafas damai dalam sesaknya kehidupan
Getarkan pita suara, melantun hikmat keimanan
Demi sang Maha Penyayang
Izinkan aku, membagi secercah cinta yang Kau anugerahi
Demi sang Maha Esa
Izinkan aku, untuk melebur sepasang insan menjadi tunggal
Demi sang Maha Memelihara
Izinkan aku, menjaga penyatuan ini dalam naungan Ilahi
Demi sang Maha Awal dan Maha Akhir
Kami bermohon, awali niat ini untuk “Islam” yang kekal
Damai dalam menerima, menyerah dan tunduk
Bukan untuk hasrat dan keinginan tetapi untukNya.
Pencipta angin yang berhembus meniupkan lantunan
Kisah takdir yang telah mempertemukan aku dan kamu
3. Kisah Seminggu Rindu: Day 3 - Air
Kita berawal seperti dua partikel air yang tercerai oleh luasnya samudera. Samudera yang penuh dengan kemungkinan, kegelapan dan ketidak pastian.
Di bawah naungan sinar matahari yang panas membara kita pun terangkat oleh proses evaporasi alami yang menarik kita ke awan yang berbeda. Disana, kita berjalan oleh dorongan angin atmosfir yang kuat. Awan yang berwarna gelap menandakan letihnya partikel-partikel air yang tersimpan mengarungi langit yang tak kunjung selesai.
Awan kita pun menjadi berat, merindukan wujud cairnya.
Di suatu hari yang dingin disaat harapan;
sudah mulai remuk oleh perjalanan yang tak pasti, perjalanan hidup yang tak menemukan sejentik arti, Disaat penantian sudah mulai terasa getir dan mati.
Kita pun akhirnya turun sebagai hujan yang membasahi tanah di pucuk gunung yang tinggi. Tertampar oleh dedaunan, terkontaminasi oleh mikroorganisme jahat dan berlumuran dengan kotornya tanah. Sepertinya tidak ada harapan lagi untuk dua partikel air yang tidak berdaya ini.
Tidak kunjung selesai, kita bergulir di dua mata air yang berjauhan. Disana kita masih harus melewati arus yang kencang;
bertemu dengan kerikil-kerikil yang tajam,
Bebatuan besar yang menunggu dan menghantam,
dan gugusan tanaman yang mengancam.
Sepertinya samudera telah memberikan kita kemungkinan yang terburuk. Mengalir, mengalir, mengalir.
Mengalir jauh sampai akhirnya cinta kita bertemu di sebuah sungai yang luas, hening dan damai. Sungai itu menitipkan air yang jernih di mana kita telah menjadi dua partikel yang telah melewati proses yang sangat keras hingga akhirnya bersih. Lalu dengan bergandengan, cinta kita pun mengalir bersama menuju samudera yang megah.
4. Kisah Seminggu Rindu: Day 4 - Masa Depan
Menatapmu aku merenung.
Akan suatu masa, dimana hidupku adalah kamu.
Keringat yang aku kucurkan mengalir selaras dengan wajahmu yang mulai mengkerut.
Suara indahmu mulai bertekuk ringan melamban ke sebuah kisah.
Kisah indah yang sederhana, tentang dua insan yang saling memandang.
Melihat dunia yang hancur menjadi sedikit lebih indah.
Aku, kamu, kita dan ciptaan Tuhan yang di titipkan kita duduk di hamparan hijau.
Itu indah, dan itulah kisah masa depan.
5. Kisah Seminggu Rindu: Day 5 - Dia pernah berucap
Bagiku rasa ini tidak harus mempunyai landasan
Tidak harus memiliki ruang dan waktu. Seperti butiran air yang melintas di bunga teratai, embun yang tercipta dari jutaan partikel air di udara.
Kamu ada di hidupku sekejap dari milyaran peluang yang tak mempunyai bilangan pasti. Aku sempat berpikir bahwa di dalam hitungan kilat anugrah yang aku miliki menjadi fana.
Entah karena sudah hilangnya mukzizat keindahan saat pertama kali aku menatap matamu. Atau karena milyaran peluang yang menemukan dirimu berbalik untuk menyerang.
Tetapi, bila harus aku pipihkan rasa ini ke dalam jiwamu. Aku harus berteman dengan landasan, ruang dan waktu. Tidak boleh menjadi raga yang tamak berjalan di antara perbatasan.
Oleh karena itu aku akan menjadikan segenap jiwa dan raga ku sebagai;
Landasanmu dikala kau sedang merasa jatuh
Ruangmu untuk menitipkan angan dan keresahanmu
Waktumu untuk bisa menemukan hikmah dari perjalanan dunia ini.
6. Kisah Seminggu Rindu: Day 6 - Penantian
Di sela waktu kita berbicara tentang rencana bahagia. Engkau berkutik untuk bertanya apa yang akan terjadi kala kita terpisah karena usia manusia?
Kurang dari satu malam lagi kita akan bersatu.
Selamanya engkau akan jadi milikku sampai datangnya waktu.
Menjemput kita ke tempat yang lebih baik dan indah.
Tempat dimana semua cita-cita akan terwujud hanya dengan keinginan.
Yang aku inginkan adalah agar kita akan selalu bersama.
Dimanapun dimensi yang akan membawa kita.
Walaupun akan ada spasi waktu dimana kita tidak bersama.
Sejam, sehari, sebulan, setahun atau waktu yang ditentukan oleh takdir.
Aku berharap kita akan di pertemukan lagi.
Seperti matahari di tata surya dan semua planet yang melingkarinya.
Dimanapun aku berada, engkau menjadi kehangatan yang niscaya
Seperti gravitasi yang mengikat semua yang ada di bumi.
Sejauh apapun aku terbang kamu akan selalu mencoba menarik ku kembali.
Seperti semua samudera yang membasahi bumi.
Aku akan menjadi air yang akan selalu mencoba mengalir ke arahmu.
Karena kamu adalah belahan jiwa dan raga ku di dunia ini.
7. Kisah Seminggu Rindu: Day 7 - Telat Satu Hari
Kemarin kami menyatukan janji.
Untuk selalu bersama selamanya.
Akhirnya rindu kami pun terobati.
(TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)