Ruang Tunggu, Album Terakhir Payung Teduh Bersama Is
Grup band Payung Teduh menandai berakhirnya ‘hubungan kerjasamanya’ bersama Mohammad Istiqamah Djamad (gitar, vokal) di album Ruang Tunggu.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Grup band Payung Teduh menandai berakhirnya ‘hubungan kerjasamanya’ bersama Mohammad Istiqamah Djamad (gitar, vokal) di album Ruang Tunggu.
Setelah album ketiganya tersebut dirilis menjelang ditutupnya tahun 2017 ini, Is—sapaan akrab Mohammad Istiqamah Djamad—resmi ‘meninggalkan’ Payung Teduh.
“(Album Ruang Tunggu) Ini adalah album terakhir Payung Teduh bersama saya. Tetapi Payung Teduh akan tetap berjalan dan harus terus berkarya, serta tetap akan menunggu ruang tunggu-ruang tunggu lainnya yang penuh kejutan,” kata Is disela merilis Ruang Tunggu di Restoran KFC Kemang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (19/12/2017) sore.
Is bahkan tidak pernah menyangka, karier bermain musiknya bersama Payung Teduh bisa melejit seperti sekarang.
Meski disayangkan banyak orang, terutama para penggemarnya, saat memutuskan hengkang ketika namanya sedang naik daun.
Baca: Banyak yang Bunuh Diri, Ternyata Begini Sisi Kelam Dunia Hiburan K-Pop
Payung Teduh semakin dikenal orang setelah single-nya, Akad, begitu populer.
Begitu keluar dari Payung Teduh, Is akan mencoba peruntungannya bernyanyi solo.
Namun, Is juga tidak memberikan jawaban pasti soal kabar tersebut.
“Mungkin saya akan menyanyikan lagu-lagu yang lain, bisa saja bernyanyi dangdut atau reggae,” kata Is sambil tersenyum.
Meski begitu, Payung Teduh memastikan masih akan menyelesaikan kontrak kerjanya bersama Is hingga Februari 2018.
Dua bulan ke depan, masih ada kontrak kerja (manggung) Payung Teduh bersama sejumlah klien yang tetap melibatkan Is sebagai vokalis band.
Kontrak itu dibuat sebelum Is memutuskan mundur. Setelah itu, Is baru akan meninggalkan Payung Teduh.
Sejauh ini, Payung Teduh juga belum akan mengambil sikap dan keputusan, terutama siapa yang menggantikan Is sebagai vokalis band.
“Kami akan istirahat dulu sambil memikirkan nanti ke depannya bagaimana. Gimana nanti, ya akan kami pikirkan nanti, dan biarkan saja mengalir seperti air,” ucap Abdul Aziz Kariko (bass) yang biasa disapa Comi ini.
Lima tahun
Ruang Tunggu diluncurkan Payung Teduh setelah lima tahun berselang sejak diluncurkan album kedua mereka; Dunia Batas pada 2012.
Ada sembilan lagu di album ketiga Payung Teduh itu, di antaranya Akad yang menjadi sangat populer sejak dirilis medio Juni 2017.
Selain Dunia Batas, satu album Payung Teduh lainnya adalah Self Titled (2010).
Selain Is, Payung Teduh beranggotakan Abdul Aziz ‘Comi’ Kariko, Alejandro Saksakame (drum) dan Ivan Penwyn (vokal latar, trumpet, guitalele).
Is mengatakan, proses pengerjaan album ketiganya itu relatif lama, meski mimpi mengeluarkan album idealnya dilakukan Payung Teduh setiap dua tahun sekali.
Proses rekaman Ruang Tunggu dimulai 2014, tapi baru selesai menjelang akhir 2017 karena banyak proses yang harus dilalui.
“Banyak yang istimewa di album ini, baik gaya bermusik maupun instrumennya, hingga lirik lagu yang sempat berganti-ganti agar lebih matang,” kata Is.
Payung Teduh juga melibatkan sejumlah musisi seperti Adink Permana—produser musik penyanyi asal Malaysia, Noh Salleh, gitaris Denny Chasmala yang memberi sentuhan pada lagu Muram, Sadrach Lukas yang menemani Payung Teduh tampil live perform, hingga Gatut Santoso yang memainkan trumpet dalam lagu Akad.
Payung Teduh disebut-sebut berkarya di jalur indie dan 100 persen berkarya untuk industri musik.
“Karya kami yang tetap mengatur. Akad itu sebenarnya bukan Payung Teduh banget. Lagu itu sebenarnya adalah tantangan kami, bisa nggak kami bikin lagu pop, dan ternyata kami bisa lewat Akad,” ucapnya. (kin)
Berita selengkapnya baca koran Warta Kota edisi Rabu, 20 Desember 2017