Produser Film Wiro Sableng Lahap 185 Buku Sebelum Syuting
Film Dilan 1990 yang tayang pada 25 Januari 2018 merupakan bukti suksesnya film Indonesia di mana hingga Selasa 20 Februari tembus 6 juta penonton
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan industri Film Indonesia mulai memiliki nama di hati pecinta film tanah air.
Film Dilan 1990 yang tayang pada 25 Januari 2018 merupakan bukti suksesnya film Indonesia di mana hingga Selasa 20 Februari tembus hamper 6 juta penonton.
Pasalnya 2018 adalah tahun yang membahagiakan bagi para film maker karena industri film Indonesia terus membaik.
“Kalau kita lihat datanya dari 2016 - 2017 jumlah penonton atau market share naik hampir 40% dan data terakahir film Indonesia menguasai pasar sebesar 47% hampir 50%, hal ini membuktikan bahwa penonton Indonesia lebih percaya terhadap film Indonesia”, terang Sheila Timothy Produser Film menjelaskan saat PIFF di Plaza Indonesia (20/2).
Film Indonesia yang menjadi box office sangat beragam baik dari romansa, horor, sampai komedi. Keberagaman ini menambah positive vibe bagi film maker Indonesia.
Baca: Korban Luka Ambrolnya Konstruksi Tol Becakayu Ditanggung BPJS Ketenagakerjaan
Lala memilih untuk memproduseri film Wiro Sableng karena menurutnya film ini memiliki cerita yang kuat, menarik, dan fanbase yang sangat luas.
Film ini diambil dari novel karya almarhum Bastian Tito dan dikembangkan dengan berbagai adegan menarik, yang membuat Lala tertarik karena dalam ceritanya tidak melulu tentang silat melainkan laga, fantasi, dan komedi.
Untuk membuat film tahun ini Lala bersama timnya membaca 185 buku sejak tiga tahun sebelum proses pembuatan dan dari situlah mencari karakter yang menarik, Lala tidak menargetkan jumlah penonton intinya Lala berharap agar banyak yang menonton Wiro Sableng, terangnya.
Pada pembuatan film Wiro Sableng 2018 Lala memaksimalkan baik dari segi teknis dan efek visual dibandingkan pada tahun 1980 serta berbagai pembaharuan sesuai dengan kebutuhan audiens saat ini.
Akan banyak hal baru tanpa meninggalkan esensi Wiro Sableng yang asli. Sejatinya cerita, karakter, dan lakon dari cerita tahun 1980 masih up to date sampai saat ini.
Bekerjasama dengan Twentieth Century Fox, ini kali pertama Fox melakukan co production di state Asia kerjasama dalam bentuk produksi dan distribusi.
Kabarnya film garapan Lala ini akan tayang di beberapa negara yang masih dirahasiakan dan akan tayang di Indonesia pada September mendatang.
Hingga September tidak ada rencana pembuatan film melainkan fokus launching film Wiro Sableng, dan setelah September Lala baru akan menggarap digital series Wiro Sableng.
Setelah itu Lala akan berencana membuat film Musik tahun 1970 untuk mengingat kembali lagu - lagu lama. Modal yang digunakan untuk membuat film ini sekitar US$ 3juta.
Berita ini sudah tayang di kontan.co.id berjudul Film Indonesia mulai menguasai pasar Tanah Air