Band Rock Powerslaves Akhirnya Merilis Single 'Terus Melangkah'
“Secara musikalitas kami merasa lebih dewasa dalam menuangkan ide-ide bermusik,” Agung Yudha menimpali.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua puluh tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat dalam perjalanan membangun karier sebuah band.
Powerslaves menjadi salah satu contoh band yang paling tahan banting dan mampu melewati berbagai momen kebahagian dan kesedihan.
Mereka juga telah mengajarkan tentang arti kebersamaan, saling menghargai dan kerja keras kepada para pelaku musik rock di Tanah Air.
Heydi Ibrahim (vokal), Anwar Fatahillah (bass), Wiwiex Soedarno (kibord), dan Agung Yudha (dram) menyadari, Powerslaves adalah rumah paling tepat buat mereka. Itulah beberapa kunci yang membuat band ini bisa bertahan sampai sekarang.
Powerslaves juga termasuk satu dari sedikit band yang amat memahami karya sebagai hakekat seni sebuah eksistensi.
Karena itu, mereka selalu menyeimbangkan porsi penampilan panggung dengan jumlah lagu yang dirilisnya.
Selama hampir tiga dekade mengarungi industri musik Indonesia, band rock ini terbilang produktif. "Metal Kecil" (1995), "Metal Kartun" (1996), "Kereta Rock & Roll" (1998), “Powerslaves” (2002), "Ga' Bakal Mati" (2004), "Jangan Kau Mati" (EP, 2010), "100% Rock N Roll", (2012), dan “Rock Kebangsaan” (EP, 2013) adalah barisan katalog yang telah menjejali ‘rak musik’ mereka.
Setelah pada November 2016 muncul dengan single “Sudah Jangan”, 23 Maret 2018 ini mereka kembali dengan single anyar, “Terus Melangkah”.
Keduanya merupakan pemanasan sebelum album ketujuhnya dirilis dalam waktu dekat. Jika “Sudah Jangan” dikemas dalam balutan musik slow rock yang ringan, “Terus Melangkah“ dihujani dengan elemen-elemen sound yang kekinian.
“Sebenarnya kami tidak bisa lepas dari jati diri kami sebagai band rock n’ roll. Kami hanya menambahkan warna-warna musik kekinian pada sound gitar, bass, dram maupun kibord di lagu ini. Saya sendiri memang mendengarkan band-band sekarang seperti Amaranthe misalnya, tapi bukan berarti kami ingin mengekor band-band itu. Toh, di bagian tengah lagu ini saya tetap selipin warna blues,” kata kibordis Wiwiek Sudarno.
Anwar Fatahillah - bassis, penulis lagu dan juga leader band menambahkan. Isian kibord Wiwiek yang nge-blues membuat warna asli Powerslaves tetap terjaga utuh.
“Wiwiex itu referensinya lumayan banyak. Selain blues dan rock n’ roll, sisi pop-nya juga kental. Tapi itu justru yang ‘mengerem’ keinginan saya dan Heydi (Ibrahim) agar tidak terlalu liar dalam bereksplorasi. Wiwiex jadi pemanis di Powerslaves, khususnya di lagu ini,” tukas Anwar
“Secara musikalitas kami merasa lebih dewasa dalam menuangkan ide-ide bermusik,” Agung Yudha menimpali.
Dari sisi lirik, kali ini Powerslaves mencoba mengumandangkan tentang ajakan melakukan kebaikan. Tanpa bermaksud menggurui, Powerslaves memberikan motivasi agar setiap orang–termasuk mereka–berlomba dalam melakukan hal bermanfaat. “Jangan berhenti dalam mengejar sesuatu (yang baik). Intinya, jangan putus harapan. Itu pesan yang ingin disampaikan. Apapun yang kita impikan, jangan putus di tengah jalan. Optimis,” kata Heydi Ibrahim yang ikut menulis lirik bersama Anwar Fatahillah.