Saat Mukim di Jerman, Sandhy Sondoro Akui Sering Batal Puasa
Sandhy Sondoro pernah lama mukim di Jerman. Ia tahu betul tak mudah menjalani ibadah puasa saat Bulan Ramadan di sana.
Penulis: Gilang Syawal Ajiputra
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Tribunnews.com, Gilang Syawal Ajiputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sandhy Sondoro pernah lama mukim di Jerman. Ia tahu betul tak mudah menjalani ibadah puasa saat Bulan Ramadan di sana.
"Intinya bulan puasa, kalau summer (musim panas) berat, biasanya kalau summer saya jujur sering batal," ucapnya saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (4/5/2018).
Musim panas di sana, menurut dia, hari terasa lebih lama. Butuh waktu 11 jam sampai 12 jam untuk matahari terbenam. Sebaliknya, musim dingin waktu jadi terasa cepat.
"Dan saya pun sejak 10 tahun terakhir di Indonesia, bisa pilih puasanya lebih baik di Indonesia," lanjutnya.
Sejak tahun 1993, Sandhy hidup mandiri di Jerman. Selama 19 tahun sejak itu, ia merayakan Lebaran di sana.
Baca: Sandhy Sondoro Bangga Bisa se-Album Bareng Opick
"Jadi, saya udah biasa juga Lebaran sama saudara, maksudnya yang bukan sedarah ya, sama teman serantau, 19 tahun ya saya enggak pernah menyempatkan diri untuk pulang," kenangnya.
Sebetulnya, saat itu ia pengin berlebaran di Tanah Air. Tapi, Lebaran merupakan high season yang membuat harga tiket pesawat lebih mahal dari biasanya.
"Kita sebagai mahasiswa kadang ada duit kadang enggak ada. Kalau high season tuh mahal semua, ya enggak dipaksakan," tandasnya.(*)