Hijrah Michael Howard dari Kehidupan Gelap di AS
Di Amerika Serikat, Michael pernah berkubang sebagai pecandu dan pengedar narkoba selama 20 tahun. Pernah pula 3 tahun mendekam di penjara.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di dalam ruangan kecil bercat tembok putih, duduk seorang pria yang tengah memainkan piano sambil melantunkan lagu "Kau Segalanya" oleh Ruth Sahanaya.
Pria berkacamata ini mengenakan kaus pendek hitam bertuliskan 'Return'. Sepasang lengannya dipenuhi tato.
"Ini lagu saya persembahkan untuk Tuhan. Hanya kepada-Nya tempat kita menangis dan mengadu," ujarnya usai memberikan sapaan ramah ketika ditemui di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Jumat (6/7/2018).
Pria itu bernama Michael Howard. Tak disangka, di balik senyum ramahnya ia telah malang-melintang di kehidupan gelap di Amerika Serikat.
Michael pernah berkubang sebagai pecandu dan pengedar narkoba selama 20 tahun.
Ia juga pernah tercatat sebagai anggota gangster, pengikut gereja setan. Dan karena kejahatan yang diperbuat, ia pernah mendekam di penjara selama tiga tahun di Negeri Paman Sam.
"Saya kembali ke Indonesia dikawal polisi US Marshals empat tahun lalu. Saya seumur hidup enggak akan diziinkan lagi kembali ke sana. Ya, segala sesuatu yang jelek dan ilegal sudah saya cobain," ungkapnya.
Michael merasa awal mula kehancuran hidupnya diakibatkan oleh absennya kasih sayang orang tua.
Pria kelahiran Indonesia ini mengatakan dirinya dididik secara sangat disiplin dan keras oleh sang ayah. Ayahnya tak segan memukul jika ia berbuat nakal apalagi membangkang.
"Saya menerima kekerasan dari orang tua, dan merasa sangat tidak diperhatikan. Puncaknya adalah ketika saya dikirim ke asrama di AS," katanya.
Di asrama, orang tuanya pun jarang mengunjunginya. Ia pun mencari kasih sayang selain dari orang tuanya, dengan cara menjadi anggota gangster Vigilante di kawasan California, Amerika Serikat. "Soalnya di geng itu mottonya "We Are Family'," ujarnya santai.
Michael pun semakin tenggelam dalam kehidupan kelam di AS. Usai bergabung dalam geng, ia mulai mencicipi narkoba, seks bebas, hingga jadi bandar narkoba.
"Menurut saya waktu itu, kehidupan sangat nikmat dan keren. Di geng tersebut juga saya baru merasakan perasaan diterima dan dilindungi oleh keluarga," tuturnya.
Menjadi bandar narkoba, hidup Michael bergelimang harta. Ia bisa menghasilkan lebih dari 11 ribu dolar per bulan tanpa pekerjaan formal.
Meski begitu, Michael mengaku tak pernah merasa aman dan bahagia sepenuhnya. Kemana pun berada dirinya selalu membawa pistol.
Niat Michael untuk bertaubat mucul ketika dirinya terjeblos ke penjara untuk ketiga kalinya. Ia dikurung di penjara San Quentin atas pencobaan pembunuhan.
"Perasaan seorang diri dan tak punya siapa-siapa, hanya satu yang bisa saya pegang 'berserah diri ke Tuhan'. Untungnya saya diselamatkan dan bisa menemukan ketenangan. Akhirnya saya pun dideportasi ke negeri asal," terangnya.
Di Indonesia, pria berusia 38 tahun ini benar-benar hidup seorang diri. Jauh dari lingkungannya di AS, Michael lebih banyak merenungkan diri.
Ia sadar bahwa segala sesuatu yang telah dibangunnya tak berbuah apa-apa dan memantapkan diri untuk meninggalkan segala perbuatannya di masa lalu, termasuk mengonsumsi narkoba.
Beberapa waktu hidup sendiri di Jakarta tanpa pekerjaan, kondisi keuangan Michael memburuk.
Beruntung ia mempunyai kenalan beberapa penyanyi dan artis, seperti Gibran Martin dan Vicky Prasetyo. Ia pun diajak untuk mengikuti beberapa syuting sinetron tanah air.
"Kerja di mana saja susah kita tutupi. Cepat atau lambat kantor akan tahu saya mantan narapidana dan pecandu narkoba," kata Michael.
Belakangan ini, Michael aktif berkeliling Tanah Air untuk membagikan kesaksian hidupnya di hadapan pecandu narkoba, narapidana, dan jemaat rumah ibadah.
Ia berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya untuk menjadi motivator. Selain itu, Michael juga meluapkan perasaannya lewat buku berjudul Return.
"Orang ingin melihat titik balik dari keterpurukan saya. Saya berjuang menciptakan karya dengan menulis buku, membuat lagu, main film hingga jadi public speaker agar teman-teman lihat, ini lho seorang pemakai narkoba bisa bangkit kembali," pungkasnya.(*)