Baru 3 Hari Tayang, Film Asura Senilai Rp 1,6 Triliun Ditarik dari Peredaran
Hal ini menjadikan film ini mengalami kegagalan yang paling epik dalam sejarah sinema Cina.
Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM - Film yang telah menghabiskan dana sebesar 113 juta Dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 1,6 Triliun dan dibuat selama 6 tahun ini harus ditarik dari peredaran.
Dilansir Tribunnews.com dari Shanghaiist pada Selasa (17/7/2018), film yang berjudul Asura bergenre fantasi epik ini hanya ditayangkan selama tiga hari di Cina.
Hal ini menjadikan film ini mengalami kegagalan yang paling epik dalam sejarah sinema Cina.
Dengan anggaran yang dilaporkan sebesar 755 juta Yuan, atau sekitar Rp 1,6 Triliun, Asura telah dipasarkan sebagai film termahal di Cina hingga saat ini.
Asura adalah film pertama dalam trilogi terencana yang didasarkan pada mitologi Tibet yang diyakini oleh para produsernya akan menjadi Lord of the Rings-nya Cina.
Film ini dibintangi aktor veteran seperti Leo Wu, Carina Lau, dan Tony Leung Ka-fai.
Banyak orang-orang berbakat yang bekerja di belakang layar, termasuk seorang perancang kostum yang bekerja di film Lord of the Rings sesungguhnya.
Dan seorang sutradara yang bekerja sebagai koordinator aksi di Hollywood.
Sementara itu, produsernya adalah Alibaba Pictures, sebuah perusahaan dengan sumber daya yang cukup besar untuk membiayai dan mempublikasikan film blockbuster.
Namun, terlepas dari semua keberuntungan itu, Asura hanya menghasilkan 7,1 juta Dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 102 juta, selama akhir pekan pembukaannya setelah dirilis pada hari Jumat (13/7/2018) dan ditarik dari bioskop oleh investor pada Minggu malam (15/7/2018).
Bahkan untuk mega-flop, menarik film dari bioskop pada akhir pekan pertama adalah langkah yang sangat tidak biasa.
Menurut Hollywood Reporter, perwakilan dari Zhenjian Film, produser utama film tersebut telah mengatakan bahwa beberapa perubahan akan dilakukan pada film tersebut sebelum dirilis kembali di masa mendatang.
Pembatalan tiba-tiba film Asura ini diumumkan melalui pesan di halaman Weibo yang menyalahkan kegagalan film pada internet Cina yang disebut 'water army'.
Netizen yang dibayar membanjiri situs tersebut dengan ulasan negatif.
Cina memiliki dua platform pembelian tiket secara online, Maoyan dan Tiao Piaopiao, yang terakhir dimiliki oleh Alibaba.
Pada Maoyan, Asura mendapatkan rating sebesar 4,9 dari 10 sementara di Tiao Piaopiao, mendapatkan rating 8,5.
Sementara di Douban, IMDb milik Cina, Asura memegang peringkat 3,1.
Terlepas dari tindakan 'water army', ada alasan lain mengapa film itu gagal total, termasuk kurangnya kekuatan bintang utama, publisitas yang aneh, dan persaingan ketat.
Pada akhir pekan yang sama, Asura hanya menghasilkan 7,1 Juta Dollar Amerika Serikat atau sebesar Rp 102 juta, film terbaru Jiang Wen berjudul Hidden Man menghasilkan 46 Juta Dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 661 juta.
Sementara film berjudul Dying to Survive, sebuah film komedi gelap yang sangat populer tentang penyelundupan obat-obatan terjangkau dari India terus meroket dengan penghasilan 68 Juta Dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 977 juta lebih di akhir pekan keduanya.
Secara total, film ini telah menghasilkan lebih dari 350 Juta Dollar Amerika Serikat (Rp 5 Triliun) dengan anggaran hanya 15 Juta Dollar Amerika Serikat (Rp 215 juta).
Jika Asura tidak dirilis ulang, itu tidak hanya akan menjadikannya sebagai kegagalan terbesar di Cina, tetapi juga salah satu yang terbesar di dunia.
(Tribunnews.com/Natalia Bulan Retno Palupi)