Afgan Rasakan Dahsyatnya Guncangan Gempa Lombok
Afgansyah Reza menceritakan pengalamannya merasakan gempa yang terjadi di Wilayah Sumbawa atau 28 km barat laut Lombok Timur - NTB
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Penyanyi Afgansyah Reza menceritakan pengalamannya merasakan gempa yang terjadi di Wilayah Sumbawa atau 28 km barat laut Lombok Timur - NTB yang guncangannya terasa hingga ke Pulau Dewata.
Adanya kejadian ini, membuat pelantun lagu Sadis itu ikut angkat bicara.
Dilansir TribunJakarta.com dari postingan Insta Story pada Minggu (29/7/2018), Afgan menuturkan dirinya terbangun karena adanya guncangan besar yang terasa di Bali.
Guncangan yang dirasakannya itu, menurutnya merupakan guncangan terbesar yang dialami.
"Gempa paling berasa yang pernah gue alami," tuturnya.
Afgan menceritakan, tak lama setelah gempa pertama, terdapat gempa susulan.
Meski demikian, gempa itu kekuatannya tak sebesar yang pertama.
"Semoga enggak terjadi apa-apa yah. Staf safe untuk semua teman-teman yang ada di Bali," pungkasnya.
Baca: 10 Detik Gempa 6,4 SR Mengguncang Lombok, Sejumlah Bangunan Dilaporkan Rusak
Berdasarkan rilis BMKG Wilayah III Denpasar, gempa terjadi sekitar pukul 06.74 WITA pada Minggu pagi (29/7/2018),
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, gempa tidak berpotensi tsunami.
Gempa susulan terus berlangsung dengan intensitas gempa yang lebih kecil.
Hingga pukul 08.09 WIB, telah terjadi 43 gempa susulan dengan gempa susulan paling kuat adalah 5,7 SR.
Gempa dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa Besar, Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja, Gianyar dan beberapa wilayah di Bali.
"Masyarakat di Lombok Timur dan Kota Mataram merasakan gempa dengan guncangan keras selama 10 detik. Warga panik dan berhamburan keluar rumah. Masyarakat berlindung di jalan, lapangan dan tanah kosong untuk menghindari bangunan roboh. Beberapa kali gempa susulan dirasakan cukup keras hingga lemah," kata Sutopo kepada wartawan.
Menurutnya, masyarakat dan wisatawan di Bali juga merasakan gempa dengan guncangan sedang hingga keras.
Terdapat warga dan wisatawan yang segera keluar rumah dan bangunan untuk mengantisipasi dampak gempa.
"Posko BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi NTB, BPBD Bali dan BPBD kabupaten/kota terdampak gempa. Beberapa bangunan roboh di Kecamatan Sambelia dan Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur, dan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara," kata Sutopo.
Akibat gempat tersebut, tak hanya menghancurkan rumah warga, namun juga posko pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani.
Rusaknya posko pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani itu terlihat dari status twitter Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, @Sutopo_PN.
Potret dalam postingannya, posko pendakian Gunung Rinjani Jalur Senaru terlihat rusak. Gapura sebagai gerbang penyambutan para pendaki itu juga terlihat roboh.
"Dampak gempa 6.4 SR di 28 km barat laut Lombok Timur kedalaman 10 km pada 29/7/2018 pukul 05.47 WIB, beberapa bangunan dan rumah mengalami kerusakan di Sambelia Lombok Timur. BPBD masih melakukan pendataan," tulis Sutopo Purwo Nugroho lewat akun twitternya @Sutopo_PN pada Minggu (29/7/2018).
Dalam cuitannya, Sutopo menuturkan, data sementara terdapat tiga orang tewas, dua luka dan puluhan bangunan rusak.
Saat ini, BPBD masih terus melakukan pendataan.
Sutopo menjelaskan dampak gempa juga terus bertambah. Petugas BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, PMI, Tagana, relawan terus melakukan penanganan darurat.
"Hingga Minggu (29/7/2018) pukul 09.45 WIB tercatat dampak gempa menyebabkan 10 orang meninggal dunia, 40 orang luka dan puluhan rumah rusak. Diperkirakan dampak gempa akan bertambah mengingat pendataan masih berlangsung dan belum semua lokasi terdata," kata Sutopo.
Data sementara dari BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat tercatat di Kabupaten Lombok Timur terdapat 8 orang meninggal dunia, 10 orang luka berat, 10 orang luka ringan dan puluhan rumah rusak.
Dari 8 korban meninggal terdapat satu orang warga negara Malaysia. Identitas korban meninggal dunia, Isma Wida (30) warga negara Malaysia, Ina Marah (60), Ina Rumenah (58), dan 5 orang meninggal dunia dalam pendataan identitas oleh petugas.
Di Kabupaten Lombok Utara terdapat dua orang meninggal dunia, dan 13 orang luka-luka dirawat di Puskesmas Senaru, dan tujuh orang di Puskesmas Bayan.