Captain Marvel, Film Superhero yang Angkat Derajat Perempuan
Marvel Cinematic Universe makin semarak karena perilisan film Captain Marvel sejak Rabu (6/3/2019).
Penulis: Deodatus Pradipto
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Tribunnews.com Deodatus Pradipto
TRIBUNNEWS.COM - Marvel Cinematic Universe makin semarak karena perilisan film Captain Marvel sejak Rabu (6/3/2019).
Kehadiran Captain Marvel membuat deretan film superhero Marvel Studios makin meriah dan membayar kerinduan para penggemar terhadap film-film Marvel Studios sejak terakhir adalah Avengers: Infinity War pada tahun lalu.
Cerita Captain Marvel berpusat pada memperkenalkan karakter Captain Marvel, satu dari sekian superheroine atau superhero perempuan Marvel Comics.
Captain Marvel adalah film superhero perempuan pertama yang digarap oleh Marvel Studios dalam MCU.
Film yang mengambil setting era 90-an ini mengisahkan petualangan Carol Danvers atau Captain Marvel.
Baca: Brie Larson Belajar Banyak Dari Captain Marvel
Alur cerita film ini cukup menarik karena tidak seperti Iron Man, Captain America, Doctor Strange atau The Hulk.
Film ini dimulai dari kehidupan Carol Danvers sebagai anggota Starforce, pasukan elite bangsa Kree, yang bertarung melawan bangsa Skrull
Statusnya sebagai anggota Starforce kemudian membuat alur film menjadi mundur karena dalam petualangannya Captain Marvel mencari tahu jati dirinya yang sebenarnya meski kemudian alurnya kembali maju.
Cerita menjadi kekuatan dari film ini.
Jangan berekspektasi lebih terhadap efek visual seperti di Doctor Strange, Guardians of the Galaxy atau Thor, meski Captain Marvel juga mengandalkan efek visual yang bagus.
Selain cerita, Captain Marvel juga kuat dalam penokohan dan bisa dibilang feminis karena mengangkat kehebatan perempuan.
Ini bisa terlihat dari kehebatan Captain Marvel dan Monica Rambeau, sahabat lama Carol Danvers.
Karakter-karakter laki-laki di film ini juga digambarkan tidak sekuat dan sehebat Captain Marvel dan Monica Rambeau.