Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Berhasil menjadi Putri Indonesia 2019 ada sejumlah perjuangan dan hal yang harus ditinggalkan oleh Frederika Alexis Cull.

Frederika menceritakan saat dirinya sudah memantapkan diri ingin mengikuti ajang Puteri Indonesia, Frederika Alexis Cull langsung mengikuti pelatihan dengan masuk ke ajang training camp.

Wanita 19 tahun itu pun awalnya tidak tahu kalau training camp yang dia masuki sama dengan training camp yang diikuti Sonia Fergina Citra, Putri Indonesia 2018.

“Aku juga ikut training camp Ratu Sejagat disitu aku belajar cara catwalk tapi juga belajar bicara yang bisa menginspirasi,” ungkap Frederika Alexis Cull kepada Tribunnews.com.

Baca: Ada Ucapan Ibunya di Balik Motivasi Frederika Alexis Cull Ikuti Ajang Puteri Indonesia

Selain itu, ia juga memantapkan kegiatan sosialnya yang merupakan menjadi bekalnya saat masuk ke Puteri Indonesia.

Ada tiga kegiatan sosial yang dijalankan Frederika Alexis Cull , pertama dengan mendirikan shulter di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan untuk merawat anjing yang terlantar dan mendapat tindakan kekerasan.

Baca: Ketika7 Puteri Indonesia Dampingi Presiden Jokowi Ikut Uji Coba MRT, Begini Kesannya 

Kepedulian Frederika Alexis Cull terhadap anjing-anjing yang terlantar bermula ketika ia dan sang ibu menemukan anjing terlantar di pinggir jalan.

“Awalnya karena melihat animal ada anjing di jalanan yang kondisinya tidak baik, kemudian aku sama mamah selamatkan dan bawa ke rumah sakit dan ternyata lama lama jadi kita dapat agreed response kita abis itu kerjasama sama shelter juga,” papar Frederika.

Kemudian mahasiswa jurusan bisnis internasional ini juga konsen pada pendidikan anak mendirikan Sekolah Bisa yang mengajarkan berbagai jenis mata pelajaran kepada anak-anak kurang mampu.

“Iya itu sudah berjalan selama tiga tahun di kegiatan sosial bernama Sekolah Bisa, yang fokus pada pendidikan anak,” kata Frederika Alexis Cull .

Kemudian ada juga kegiatan Ciber Shanty, dengan mengajarkan teknologi yang siswanya tidak memiliki akta kelahiran sehingga mengalami kesulitan mendaftar ke sekolah umum.

“Mereka tidak tercatat sebagi warga Indonesia, cita-cita saya dengan Puteri Indonesia membantu warga masyarakat dengan platform mengangkat kegiatan sosial dari yang kita suka ini,” ujar Frederika.

Kemudian dengan sangat berat hati, Frederika pun harus berhenti melalukan hobinya yaitu olahraga rugbi demi mengurangi bentuk otot ditubuhnya dan tampil lebih proporsioanal sebagai Puteri.

“Karena dulu terlalu berotot buat ikutan ajang beauty, jadi saya berhenti menjalankan olahraga rugby. Supaya bentukin tubuh ke yang pas jadi puteri,” ucap Frederika.