Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Dalam rangka memperingati Hari Kependudukan Dunia 2019, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan nonton bersama film ‘Dua Garis Biru’, Kamis (11/7/2019).

Plt Deputi Bid. Pengendalian Penduduk BKKBN Dwi Listyawardani menyebutkan film ‘Dua Garis Biru’ sangat berhubungan dengan semangat BKKBN dalam mengendalikan jumlah penduduk dengan menurunkan angka pernikahan muda atau dini.

“Setelah menyaksikan filmnya ini bagus banget khususnya buat para remaja yang mengajarkan kalau pernikahan dini banyak sekali risikonya.

Ini harus ditonton untuk pembelajaran,” kata Dwi Listyawardani, ditemui di XXI Plaza Senayan, Kamis (11/7/2019).

Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda, dan Olahraga Bappenas Woro Srihastuti Sulistyaningrum menambahkan saat ini dari 10 anak Indonesia menikah di usia anak atau mencapai 11,2 persen dari jumlah anak di Indonesia.

Pernikahan dini tersebut bisa menimbulkan anak putus sekolah yang dapat menurunkan kualitas kehidupan masyarakat.

“Menyelesaikan perkawinan usia anak akan mendukung delapan tujuan pembangunan berkelanjutan mulai dari kemiskinan pendikan kesehatan, isu gender, kekerasan, ekonomi dan lainnya,” ungkap Woro Srihastuti.

Sementara itu Sutradara film ‘Dua Garis Biru’, Ginantri S Noer menyebutkan film ini ada menyelipkan pendidikan seka yang bertujuan agar generasi milenials bisa bersikap lebih kritis dan memikirkan risiko yang harus ditanggung.

“Saya ingin sekali generasi emas kita adalah generasi yang kritis dan lebih dewasa generasi yang bisa berpikir untuk dirinya sendiri,” papar Gina.

Adapun film ‘Dua Garis Biru’ yang ini sedang tayang di bioskop menceritakan tentang kisah Bima yang diperangkan Angga Yunanda dan Dara yang diperangkan Zara Jkt48.

Dara dan Bima adalah sepasang kekasih muda yang tengah dimabuk asmara, karena begitu sayang dan cinta hingga akhirnya mereka melakukan kesalahan besar yang tidak seharusnya dilakukan di usia mereka yang masih remaja.

Di Film tersebut juga diceritakan bagaimana Bima dan Dara harus bertanggung jawab atas pilihan mereka dengan segala konsuekensinya seperti saat harus berhadapan dengan keluarga dan pilihan untuk masa depan mereka.