Cerita di Balik Konser Westlife di Palembang: Promotor Rugi Hingga Jadi Konser yang Terakhir ?
Konser yang digelar pada Minggu (18/8/2019) di Stadion Jakabaring Palembang, pihak promotor mengaku mengalami kerugian hingga mencapai lima miliar.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Konser Westlife di Palembang telah berhasil digelar pada Minggu (18/8/2019) yang lalu.
Ini merupakan rangkaian tur konser Westlife yang digelar di Indonesia.
Sebelum konser di Palembang, Westlife terlebih dahulu telah menggelar konser di ICE BSD Tangerang pada Rabu (7/8/2019).
Westlife direncanakan juga akan menggelar konser di Borobudur, Jawa Tengah pada Sabtu (31/8/2019) dan Minggu (1/9/2019) di Sam Poo Kong Semarang.
Namun dari dua gelaran konser yang telah dihelat, satu gelaran ketika konser di Palembang menyisakan sekelumit kisah yang kurang enak didengar.
Konser yang digelar pada Minggu (18/8/2019) di Stadion Jakabaring, pihak promotor mengaku mengalami kerugian hingga mencapai lima miliar rupiah.
Selain itu ada pembobolan akses konser oleh oknum tertentu yang berjumlah hingga mencapai ratusan.
Berikut beberapa sekelumit kisah pasca konser Westlife di Stadion Jakabaring, Palembang pada Minggu (18/8/2019) yang Tribunnews.com sorot :
Baca: Promotor Klarifikasi Kabar Pejabat Minta 500 Tiket VIP Konser Westlife
Promotor Rugi Rp 5 Miliar
Tiket yang tak ludes dijual serta munculnya oknum tak bertanggung jawab yang memasuki area konser tanpa menggunakan tiket dituding menjadi sebab kerugian promotor.
Neutron Live Asia selaku promotor mengungkapkan hal tersebut kepada Tribunnews.com.
“Rugi sekitar 5 Milyaran," ujar Randy selaku Presiden Direktur Neutron Live.
Randy pun mengaku bahwa banyak dari penonton yang meminta potongan harga serta memburu tiket ketika waktu pembelian sudah ditutup.
Padahal menurutnya, dari rangkaian konser Westlfe di Indonesia tahun ini, tiket konser di Palembang adalah yang paling murah daripada Kota lainnya.
“Berharap potongan harga, padahal kami dari pihak promotor meng-set harga jni adalah tiket Westlife dengan harga paling murah di seluruh dunia."
"(Konser di) Semarang dan Borobudur, paling atas di VIP 3,5 juta kita cuma 1,95 juta. Tiket paling murah 550 itu sudah sangat murah. Di Jakarta paling murah 1 juta,” katanya.
Baca: Ada Pejabat Minta 500 Tiket Konser VIP Westlife?Promotor: Banyak Orang Tak Dikenal di Balik Panggung
Oknum Bobol Akses
Selain hal tersebut diatas, ada satu hal yang juga sangat disayangkan oleh pihak promotor yakni terkait adanya oknum yang membobol akses konser.
Oknum yang menurutnya berjumlah ratusan tersebut tak menggunakan tanda pengenal baik kru, media atau gelang penonton.
“Ada masyarakat biasa yang membobol beberapa akses kami, di belakang panggung. Di gerbang penonton, dia tidak membayar karcis atau membeli tiket. Caranya gimana, mungkin dia kenal orang dalam, orang Jakabaring, mungkin, aku juga nggak tahu,” ungkap Rendy.
“Tapi yang saya tahu, ketika saya ke backstage banyak orang yang berkumpul tidak menggunakan id card tidak menggunakan gelang wristband dari kami, artinya dia bukan penonton, bukan promotor dan bukan media,” tambahnya.
Sebelumnya diberitakan ada pejabat yang meminta jatah tiket 500 kelas VIP.
Namun kabar tersebut akhirnya diklarifikasi oleh pihak Neutron Live Asia yang merupakan promotor konser.
Menurutnya ada kekeliruan dalam pemberitaan di salah satu media.
“Jadi gini, ada misinformasi dari Tempo, yang pertama, promotor utamanya adalah Neutron Live Asia, saya sendiri. Sedangkan Musicevent adalah EO (Event Organizer) lokal yang membantu saya dalam menjalankan konser di sana,” katanya saat dihubungi wartawan Tribunnews, Kamis (22/8/2019) malam.
Hal itu berawal ketikas akun Instragram Musicevent membeberkan jika ada banyak penonton yang minta diperlakukan istimewa.
Kemudian dari unggahan tersebut diberitakan oleh salah satu media dan berkembang menjadi isu adanya pejabat yang meminta tiket, pihaknya pun memastikan hal tersebut terjadi miss informasi.
“Lalu berita berkembang menjadi pejabat minta tiket VIP sebanyak lima ratus, saya bisa katakan itu adalah salah,” kata dia.
Seperti diketahui, konser Westlife di Palembang digelar di stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring yang berkapasitas seribu orang.
Namun pihanya menyangkan banyaknya oknum yang membobol akses berjumlah sekira setengah area konser.
“Kami sangat sesalkan kenapa terbobol. Dan nggak seperti berita di Tempo, pejabat minta lima ratus tiket,” ujarnya.
“Itu jumlah lima ratus bukan dari kami. Mungkin kalau dijumlahin, di panggung di tribun. Mungkin ada lima ratus orang. Itu masyarakat umum, mungkin juga ada yang kenal aparat, kita nggak tahu,” tambahnya.
Baca: Konser Westlife di Palembang, Heboh Pejabat Minta Jatah Kursi Penonton, Picu Emosi Gubernur Sumsel
Manjadi Konser terakhir ?
Rentetan kejadian yang dialami pihak promotor ketika menyelenggarakan konser musik kelas dunia dengan grup vokal Westlife, membuat pihak promotor berpikir ulang ketika akan mendatangkan artis kelas dunia di Palembang.
Menurutnya dengan kejadian seperti yang diberitakan diatas, butuh waktu yang lama untuk ada promotor yang berani membawa musisi internasional ke Sumatra.
"Lebih baik kalau artisnya sebesar Westlife jangan dibawa ke Palembang, ini Neutron Live Asia sudah pernah coba dan rugi 5 M. butuh waktu 10 tahun lagi untuk ada promotor yang berani bawa (musisi Internasional) ke Sumatera,” katanya.
Rendy selaku Presiden Direktu Neutron Live Asia yang menjadi promotor, menilai kejadian kemarin akan menjadi tolak ukur untuk promotor-promotor lain.
“Mungkin ini konser pertama dan terbesar, mungkin juga bisa menjadi konser terakhir di pulau Sumatera.
Menurutnya konser Westlife pada 18 Agustus kemarin akan menjadi konser pertama yang terbesar dan mungkin terakhir untuk di wilayah Palembang.
"Kalau Air Supply, Calum Scott mungkin masih bisa (terselenggara). Sebesar se-legend kayak Westlife ini pertama dan terakhir,” katanya.
(Tribunnews.com/tio/Nurul Hanna)