Tya Ariestya Kagumi Perjuangan Fitri Tropica yang Sempat 5 Tahun Nantikan Buah Hati
Anak pertama Fitri Tropica dan Irvan Hanafi berjenis kelamin perempuan dengan berat 2,99 kg dan panjang 49 cm
Penulis: Sinatrya Tyas Puspita
Editor: Garudea Prabawati
"Pokonya untuk ibu-ibu yang mau melahirkan ga usah kepikiran-kepikiran takut asinya ga keluar, udah tenang aja, lempeng aja, asi keluar ngga keluar usah pasti insya allah anaknya sehat, jadi kalau kayak gitu lebih rileks malah lebih keluar," tambahnya.
"Kalau aku tipenya justru malah yang mending cari tahu, pokoknya jangan gimana entar, cari ilmu sebanyak-banyaknya, kalau aku tipenya mending tahu hal terburuk yang mungkin terjadi dari menyusui tapi aku nggak parno jadi gimana ya biar ga gitu, trus mengenali payudara seperti apa, harus menganggapnya ujian prakteknya setelah melahirkan, jadi menyusui itu jangan asal slep masukin puting," cerita Fitrop.
Mendengar cerita Fitrop, Tya Ariestya pun bersyukur ibu dan bayinya sehat.
"Yang penting Saba sehat neng Fitrop sehat, bapaknya kuat," puji Tya.
"Yang paling penting yang mau melahirkan cari support sistem seperti neng Tya, mereka luar biasa semangatnya,'puji Fitrop.
Baca: Curahan Hati Fitri Tropica Jelang Kelahiran Anak Pertama Baby S
Tak lupa, istri Irvan Toge ini pun mengucapkan terimakasih pada Tya yang sudah menjenguk dia dan bayinya.
"Terimakasih untuk keluarga itik sudah nengokin keluarga Kepathyl," tutup Fitrop.
Fitri Tropica Sempat Tunda Momongan karena Idap Penyakit Ini
Sosok presenter yang dikenal humoris, Fitri Tropica memang sedang dilanda masalah kesehatan yang menyebabkan dirinya harus menunda kehamilan.
Dilansir dari Tribunnews, hal tersebut diakuinya usai mengikuti konferensi pers Harbokir JNE di Equity Tower, SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (22/11/2017).
Perempuan kelahiran Bandung 30 tahun lalu itu menjelaskan, bahwa perpanjangan penundaan program tersebut karena penyakit TBC kelenjarnya yang belum sembuh.
"Kemarin udah cek juga tuh masalah si TBC kelenjar ini. Itu tuh harusnya aku selesai minum obat itu enam bulan itu di bulan Juni. Tapi harus ditambah lagi tiga bulan, karena si bakterinya masih belum hilang. Jadi sampai sekarang masih belum bisa program (punya) anak sama sekali," kata Fitrop.
Penyakit TBC sendiri memang membutuhkan pengobatan yang intens jika ingin sembuh dengan optimal.
Menurut dr. Judi Januadi Endjun, Sp.OG., perempuan yang terkena TBC memang sebaiknya tidak hamil terlebih dahulu.
Salah satu alasannya karena penyakit ini cukup rentan menyebar pada orang lain sehingga jika tidak diobati dengan benar akan berbahaya bagi kesehatan Ibu.
“Selain itu, TBC dapat juga menyerang organ kandungan, misalnya selaput lendir rahim (endometrium)dirusak sehingga embrio tidak dapat tumbuh,” ujarnya dalam tabloid Nakita Edisi 792.
Sebenarnya apa ya yang menyebabkan penyakit TBC ini?
Dilansir dari Mayo Clinic, tubuh kita sangat mungkin menyimpan bakteri penyebab TBC.
Namun, sistem kekebalan tubuh yang baik membuat kita tak terserang TBC.
Pada saat tertentu, bakteri ini bisa berubah menjadi aktif atau kita mungkin saja mendapatkan bakteri tersbeut dari orang lain.
Kadang kali Ibu juga tidak menyadari bahwa terpapar TBC.
Hal itu pulang dialami Fitrop. Ia sendiri tak mengetahui darimana datangnya bakteri tersebut masuk ke dalam tubuhnya.
Salah satu gejala yang ia rasakan adalah munculnya benjolan di daerah leher.
Gejala lain yang mungkin terjadi antara lain batuk berkepanjangan yang juga disertai nyeri dada atau pernapasan.
Penurunan berat badan yang tidak disengaja diikuti dengan kelelahan yang berlebihan juga bisa sebagai tanda bahwa kita mengalami TBC.
(Tribunnews.com/Sinatrya/Lita)