Ramai Isu Pelaris Geprek Bensu, Ini 3 Faktor Penyebab Pesugihan Masih Eksis hingga Sekarang
Ada faktor-faktor tertentu yang membuat keperyaan kepada hal mistis termasuk pesugihan masih subur di tengah masyarakat Indonesia
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu lalu, bisnis makanan Ruben Onsu, Geprek Bensu, dituding menggunakan pesugihan.
Tudingan ini dilontarkan akun YouTube Hikmah Kehidupan yang mengunggah ulang video dan mengganti narasinya dari akun YouTube presenter Robby Purba.
Akibatnya suami dari Sarwendah ini, kehilangan delapan orang pekerjanya yang mempercayai pemberitaan negatif tersebut.
Terlepas dari isu yang menimpa Ruben, muncul pertanyaan kenapa pesugihan ini tumbuh subur di Indonesia? faktor apa saja yang membuat hal mistis ini tetap eksis?
Guru Besar Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum menjelaskan setidaknya ada tiga faktor yang membuat pesugihan tetap ada di tengah-tegah masyarakat hingga sekarang.
Faktor pertama adalah masalah pendidikan.
Baca:VIRAL di Twitter Konsep Pernikahan Unik dan 'Aneh', Mempelai Pria Beri Klarifikasi
Menurutnya, tingkat pendidikan menentukan sikap percaya atau tidak masyarakat kepada pesugihan.
"Masyarakat yang kurang terdidik, biasanya masih percaya kepada pesugihan," ujar Bani kepada Tribunnews.com lewat pesan WhatsApp, Rabu (20/11/2019) kemarin.
Bani melanjutkan, masalah ekonomi yang menjadi faktor kedua kenapa masyarakat masih percaya kepada hal mistis terebut.
Selama masyarakat belum tercukupi kehidupan ekonominya, mereka akan berusaha mencari jalan-jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Cara-cara ini akan tetap ditempuh masyarakat karena terbentur dengan kebutuhan yang mendesak, meskipun tidak masuk akal.
"Mereka akan berusaha mendapatkan jawaban masalah ekonomi, melalui pesugihan, azimat, ATM gaib, tabungan gaib, hal yang kelihatan tidak masuk akal," tambah Bani.
Bani melanjutkan, selain kedua faktor diatas adanya pihak-pihak tertentu yang sengaja mengambil keuntungan dari situasi ini, membuat kepercayaan kepada pesugihan masih ada hingga sekarang.
Faktor ketiga, yakni karena masih ada agen yang menginginkan praktek pesugihan ini masih tetap berlanjut.
Baca: Polisi Dilarang Bergaya Hidup Hedon, Komisi III DPR: Polri Ini Seperti Hidup di Aquarium
"Karena ada agen-agen yang mengingkan hal seperti itu tetap ada dan berlanjut," lanjut Bani.
Ia menambahkan, agen dimaksud di sini bisa dukun, orang pintar, juru kunci, maupun orang penjual barang gaib.
"Contohnya seperti tuyul ada yang memperdagangkan," tambah Bani.
Bani melihat jika pesugihan adalah fenomena yang biasa di tengah-tegah masyarakat yang berbudaya.
Menurutnya, pesugiahan merupakan golongan folklor sebagian lisan yang berkaitan erat dengan kepercayaan masyarakat.
"Dilihat dari segi kaca mata budaya, pesugihan adalah hal yang biasa," ujarnya.
Lebih lanjut dikutip dari wikipedia.org, folklor merupakan serangkaian praktik yang menjadi sarana penyebaran berbagai tradisi budaya. Bidang studi yang mempelajari folklor disebut folkloristika.
Folklor meliputi legenda, musik, sejarah lisan, pepatah, lelucon, takhayul, dongeng, dan kebiasaan yang menjadi tradisi dalam suatu budaya, subkultur, atau kelompok.
Istilah filklor berasal dari bahasa Inggris, folklore, yang pertama kali dikemukakan oleh sejarawan Inggris William Thoms dalam sebuah surat yang diterbitkan oleh London Journal pada tahun 1846.
Folklor ini berkaitan erat dengan mitologi.
Baca: H-5 Jelang Penutupan Pendaftaran, Ini Infomasi Lengkap Lowongan CPNS 2019 di Solo Raya
Ramainya isu pesugihan Ruben Onsu
Ruben Onsu mengaku, akibat dari terpaan isu yang dikatkan dengan bisnisnya, membuat dirinya kehilangan beberapa karyawannya.
"Ada, ada lah. Jadi ada beberapa yang kuping tipis juga karyawan. Ada tujuh hingga delapan orang karyawan beranggapan bahwa mereka dijadikan tumbal sama Ruben," kata Ruben Onsu, di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2019).
Ruben mengingatkan para YouTuber agar lebih bijak dalam membuat konten.
"Buat siapa pun yang bermain media sosial, itu harus berhati-hati. Tim infotainment wawancara hari ini tayangnya besok. Kalau tim digital, gue baru sampai depan karcis parkir, lu sudah tayang, itu harus hati-hati," ujar Ruben Onsu.
Kakak Jordi Onsu itu menilai bahwa banyak orang yang membuat konten YouTube, tetapi tidak memikirkan perasaan orang lain.
Akhirnya, merugikan orang lain, dan hal itu pula yang dialami oleh dirinya.
Baca: DIKETOK, Berikut Daftar UMK Jateng 2020 Lengkap dari Kota Semarang hingga Kabupaten Brebes
"Banyak hal yang menurut sebagian orang itu adalah hal untuk daya tarik kontennya. Tapi, kan, ada beberapa hal yang saya rasa merasa dirugikan. Kenapa saya marah, ya saya merasa dirugikan," ujar Ruben.
Kendati demikian, Ruben mengaku telah memaafkan pengelola akun YouTube Hikmah Kehidupan.
Apalagi, pengelola akun Hikmah Kehidupan, Abri sudah menemui kuasa hukumnya, Minola Sebayang, di kantor PT Onsu Pangan Perkasa (OPP) untuk meminta maaf.
"Kalau dari hati saya memaafkan, sudah memaafkan. Namun, ini harus ada efek jera, bagaimana tindakan yang kalian lakukan," kata Ruben Onsu.
Sebagian arrtikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Gara-gara Isu Pesugihan, Ruben Onsu Kehilangan Beberapa Pegawainya
(*)
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Kompas/Baharudin Al Farisi)