Pengamat Sosial UI Sebut Pernyataan Agnez Mo Justru Menarik: Asal Melihatnya Jangan Sepotong
Pernyataan Agnes Mo yang mengatakan dirinya tak punya darah Indonesia masih menuai kontroversi dari banyak pihak.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Pernyataan Agnez Mo yang mengatakan dirinya tak punya darah Indonesia masih menuai kontroversi dari banyak pihak.
Pengamat Sosial Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati memberikan tanggapannya.
Tanggapan Devie Rahmawati disampaikan dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi yang kemudian diunggah oleh kanal YouTube Talk Show tvOne, Selasa (26/11/2019).
Menurut Devie Rahmawati, apa yang disampaikan oleh Agnez Mo tersebut justru menarik jika melihatnya tidak sepotong.
"Jadi apa yang disampaikan Agnez, kalau kita tidak melihatnya secara sepotong justru sangat menarik," terang Devie.
Dua tahun terakhir, Indonesia disesakkan dengan isu politik identitas yang sengaja digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk kepentingan jangka pendek mereka.
Yang dalam konteks pernyataan Agnez tersebut, menurut Devie, Agnez ingin menunjukkan bahwa Indonesia tidak demikian.
"Yang dalam konteks ini saya melihat bahwa Agnez ingin menunjukkan bahwa Indonesia tidak demikian," jelas Devie.
Devie Rahmawati menilai bahwa pernyataan tersebut menjadi kontroversial karena persoalan diksi.
"Ini persoalan diksi saja, tapi artinya spiritnya kita lihat bahwa Agnez dan generasi di bawah itu merasa mereka adalah penduduk dunia," ungkap Devie.
Lebih lanjut, Devie Rahmawati menyoroti soal pernyataan Agnez 'saya minoritas, tapi saya mendapatkan tempat (Indonesia)'.
Menurut Devie Rahmawati pernyataan Agnez tersebut justru sangat baik.
"Justru cara Agnez menjelaskan bahwa "saya yang minoritas tapi saya mendapatkan tempat di negeri ini," ini justru satu hal yang sangat baik," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Devie Rahmawati juga menjelaskan bahwa dirinya sempat melakukan wawancara dengan 15 orang generasi di bawah Agnez.
Devie Rahmawati menanyakan kepada mereka 'apakah pernyataan Agnez membuat malu Indonesia?'.
Jawaban dari 15 orang tersebut mengatakan bahwa pernyataan Agnez tersebut tidak membuat Indoensia malu.
"Oleh karenanya saya tadi malam, sibuk mewawancarai generasi yang di bawah Agnez untuk ngecek, 'anda seperti apa melihat Agnez apakah pernyataan Agnez itu membuat malu Indonesia'. Dari 15 yang saya wawancara ternyata semuanya mengatakan 'tidak'," jelas Devie.
Devie Rahmawati menganggap generasi muda sangat dewasa dalam melihat persoalan tersebut.
Devie Rahmawati mengatakan bahwa anak muda perlu duta-duta besar budaya karena bagi anak muda sekarang mereka butuh wakil-wakil yang menunjukkan identitas ke-Indonesiaannya dengan cara global.
"Bahwa mereka bilang 'kita perlu banyak duta besar-duta besar budaya', karena bagi anak muda sekarang mereka butuh wakil-wakil yang menunjukkan 'saya orang Indonesia' tapi dengan cara global," ujar Devie.
Dengan bahasa Inggris Agnez yang bagus, dia mampu berbicara dan didengar oleh kelompok dunia.
"Bahasa Inggris Agnez bagus, jadi bagaimana dia bicara itu mampu didengar oleh kelompok dunia, terlepas dari kontroversi apapun secara pribadi yang dimiliki Agnez misalnya," terangnya.
Devie Rahmawati menghimbau masyarakat untuk tetap dingin menanggapi kasus Agnez.
"Jadi dalam hal ini kita sepertinya perlu cukup dinginlah, jangan lagi-lagi hal-hal seperti ini diletupkan," jelas Devie.
Devie Rahmawati melihat apa yang saat ini terjadi terkait persoalan Agnez ada pertempuran antar generasi.
"Mohon maaf, saya melihatnya ini ada pertempuran antar generasi," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)