Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Kisahkan Dua Kyai Besar, Film Jejak Langkah 2 Ulama Tak Libatkan Aktor Terkenal, Mengapa?

Tidak menggunakan aktor nasional yang sudah terkenal untuk memerankan tokoh-tokoh di film Jejak Langkah 2 Ulama, sang sutradara punya standar tinggi.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kisahkan Dua Kyai Besar, Film Jejak Langkah 2 Ulama Tak Libatkan Aktor Terkenal, Mengapa?
Channel YouTube Film Jejak Langkah 2 Ulama
Gambar dari adegan film Jejak Langkah 2 Ulama 

TRIBUNNEWS.COM - Film-film bergenre sejarah mulai bermunculan di Indonesia.

Salah satunya yakni 'Jejak Langkah 2 Ulama' yang direncanakan akan tayang di bioskop pada awal Januari 2020 nanti.

Tidak menggunakan aktor nasional yang sudah terkenal untuk memerankan tokoh-tokoh di film ini, Sigit Ariansyah sebagai sutradara mengaku memasang standar 'tinggi' dalam casting pemeran.

Latar belakang kematangan ilmu sangat mempengaruhi dalam keputusan memilih aktor yang tepat dalam 4 bulan open casting yang mendatangkan ribuan orang itu.

Terkait film ini, Sigit menilai selain menjadi ulama besar yang mengajarkan ilmu agama ke santri-santrinya, Kyai Haji (KH) Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari juga berjuang melawan kolonialisme pada saat itu.

"Mereka (generasi milenial) harus tahu, banyak yang tidak tahu mereka berdua adalah pahlawan nasional," tutur Sigit dikutip dari Intisari Online (Jumat (6/12/2019).

Baca: Tayang Januari 2020, Jejak Langkah 2 Ulama Tampil Beda Dari Sang Pencerah dan Sang Kiai

Baca: Pesan Utama Film Jejak Langkah 2 Ulama: Memahami Perbedaan, Menjunjung Persamaan

Sigit juga mengatakan pesan utama yang ingin disampaikan lewat film ini adalah 'memahami perbedaan, menjunjung persamaan'.

Berita Rekomendasi

Kalimat ini kemudian dijadikan gambaran keseluruhan (logline) dari film 'Jejak Langkah 2 Ulama'.

"Ini logline kita, memahami perbedaan dan menjunjung persamaan," ungkap Sigit.
Sigit mengatakan pemilihan kata 'memahami' bukan tanpa sebab.

Menurutnya selama ini sudah terlalu biasa atau mainstream untuk menghormati perbedaan.

Sigit menjelaskan perbedaan bukan untuk dihormati, melaikan untuk dipahami.

Tentang Kisah Jejak Langkah 2 Ulama
Film 'Jejak Langkah 2 Ulama' secara garis besar menceritakan perjalanan hidup 2 ulama besar nusantara, KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari.

Di film ini, penonton akan dimanjakan dengan base true story dari kedua tokoh besar dari masa kecil hingga memperjuangkan tegaknya agama di bumi Indonesia.

Produser film 'Jejak Langkah 2 Ulama' yang juga cicit KH Ahmad Dahlan, Andika Prabhangkara, menceritakan film ini memiliki perbedaan dari film pendahulunya.
Menurut Andika, pihaknya ingin menampilkan sesuatu yang belum pernah diulik dari kedua film terdahulu.

Baca: Jejak Langkah 2 Ulama, Film tentang Persamaan Pendiri Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama

Baca: ‘Jenderal Naga Bonar’ Deklarator Partai Gelora: Panjang Diskusinya

"Kita ingin menampilkan yang belum ditampilkan di film pendahulunya," ungkap Andika.

Andika mencontohkan, tidak banyak orang tahu KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari memiliki guru yang sama.

Baik guru ketika ada di Indonesia dan saat keduanya memperdalam ilmu agama di Makkah al-Mukarramah.

Sigit Ariansyah (tengah) sebagai sutradara mengaku memasang standar 'tinggi' dalam casting pemeran.
Sigit Ariansyah (tengah) sebagai sutradara mengaku memasang standar 'tinggi' dalam casting pemeran. (INTISARI)

Pria berkacamata ini melanjutkan, film 'Jejak Langkah 2 Ulama' selain menceritakan perjalanan hidup kedua ulama dari masa kecil hingga berhasil mendirikan dua organisai Muhammadiyah dan Nahdlatul 'Ulama.

Film yang dijadwalkan rilis pada Januari 2020 juga berisi tentang kebersaaam antara dua tokoh tersebut saat memperdalam ilmu agama.

"Mereka berdua belajar di Sholeh Darat," katanya.

Gambar dari salah satu adegan film Jejak Langkah Dua Ulama
Gambar dari salah satu adegan film Jejak Langkah Dua Ulama (Tangkap layar channel YouTube Film Jejak Langkah 2 Ulama)

Andika menambahkan, film 'Jejak Langkah 2 Ulama' juga memuat kerja keras kedua tokoh ini dalam membentuk dua organisai Islam terbesar di Indonesia yang masih aksis hingga saat ini.

Adhitya Bhagaskara selaku music director menambahkan bahwa film ini diharapkan mampu dipahami generasi sekarang dan dapat menenangkan sentimen di masyarakat.

"Isu kebangsaan yang berbeda sedikit langsung ngamuk-ngamuk, padahal tidak lapar," ucapnya.

Dengan hadirnya film ini, masyarakat harusnya belajar dari tokoh zaman dahulu yang tenang menghadapi perbedaan serta konflik.

Sumber: Intisari
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas