Ada Kandungan Narkoba, Dokter yang Resepkan Obat ke Medina Zein Bisa Dipidana?
Publik masih menunggu penjelasan kepolisian dan dokter yang menangani Medina Zein terkait jenis obat yang dikonsumsi Medina.
Editor: Fajar Anjungroso
Menurutnya, amphetamine tidak masuk dalam daftar obat yang diresepkan bagi pengidap bipolar.
"Dulu memang pernah amphetamine digunakan untuk obat bagi penderita depresi. Tujuannya untuk meningkatkan mood. Tapi kemudian dihentikan karena ternyata lebih banyak negatifnya daripada untuk pengobatan itu sendiri," ujar dr. Laurentius dihubungi, Selasa (31/12/2019).
dr. Laurentius menyebut, bipolar termasuk dalam kategori gangguan jiwa berat. Berkaitan dengan dua hal yakni kepanikan dan depresi. Ada tiga faktor yang menjadi penyebab penyakit ini, yakni genetika, psikologis dan faktor sosial.
"Tapi paling banyak itu biasanya karena faktor genetika," ujarnya.
Selain itu, orang yang mengaku mengidap bipolar harus bisa menunjukkan diagnosa dari dokter spesialis kejiwaan.
"Ya pertanyaannya siapa yang mendiagnosa dia bipolar. Kan nanti ketahuan resep apa yang dikasih. Bipolar itu biasanya dikasih penenang atau obat-obat golongan psikotropi. Nggak sampai amphetamine," ungkapnya.
dr. Laurentius memahami bagaimana kegelisahan dan kepanikan ketika gejala bipolar itu muncul pada diri seseorang.
Bipolar itu kan penyakit, bahayanya dia sedang panik sampai tidak bisa mengendalikan dirinya. Emosinya berlebihan, sampai tindakan-tindakannya itu tidak bisa dikontrol. Pokoknya perilaku-perilaku yang kadang tidak bisa dipertanggungjawabkan."
"Misalnya dia jadi boros belanja. Kemarahan yang meledak sewaktu-waktu tanpa sebab, kehidupan seksual yang tidak terkontrol dan banyak lagi yang berkaitan dengan mood atau perasaannya. Tapi tidak semua bipolar seperti itu, dalam artian ada tingkatannya," terangnya.
dr. Laurentius juga tidak menampik adanya orang yang kemudian mencoba cara lain untuk mengatasi kegelisahan atau kepanikan yang kerap muncul dalam dirinya. Salah satunya dengan mengkonsumsi narkoba yang mengandung amphetamine.
"Itu langkah yang tidak benar. Orang mungkin kan bereksperimen ya. Jadi ketika ada perasaan-perasaan yang dia namankan bipolar lalu dia makai barang-barang begituan, ya itu tidak tepat dan sangat berbahaya. Amphetamine hanya memberikan efek sementara, tidak bisa mengobati. Justru banyak bahayanya," paparnya.
Lalu apa penanganan yang tepat untuk penderita bipolar? dr. Laurentius menyarankannya agar secara rutin konsultasi dan berobat ke dokter spesialis kejiwaan.
"Diagnosa untuk bipolar itu tidak gampang. Harus ke ahlinya. Tidak semua dokter bisa mengobatinya. Untuk penangannya yang efektif ya dari obat yang diresepkan dan dukungan orang-orang terdekat," tandasnya