Beda Pengakuan Medina Zein dan Ibundanya Soal Penyakit Bipolar
ika Medina Zein mengaku bipolar karena genetik dair ibunya, pengakuan berbeda justru diucapkan sang bunda.
Penulis: Nurul Hanna
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurul Hanna
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika Medina Zein mengaku bipolar karena genetik dair ibunya, pengakuan berbeda justru diucapkan sang bunda.
Medina Zein mengakui dirinya mengonsumsi obat atas izin dokter.
Ia mengakui obat yang ternyata positif zat apetamin itu digunakan sebagai penenang, dari penyakit Bipolar yang dideritanya.
Sebelumnya ibu dua anak itu mengaku mengudap gangguan kepribadian ambang akut atau Bordeline Personality Disorder (BPD) dan Bipolar tipe 2.
“Tapi itu memang obat saya, obat penenang saya. Saya mingidap Bipolar dari 2016, tapi memang genetik. Jadi sebelumnya ibu juga memang terkena bipolar,” kata dia saat jumpa pers, di Polda Metro Jaya, Jumat (3/1/2020).
Ditemui saat menjemput sang putri, ibunda Medina angkat suara. Ia mengaku tak memiliki riwayat penyakit Bipolar.
“Nggak, gak ada karena saya hipotiroid dulu dan dinyatakan sama dokter sembuh waktu Medina usia SMP kelas 1,” kata Tien Wartini.
Saat itu, Tien sempat mengonsumsi obat untuk penyakitnya selama dua tahun. Namun kini ia dinyatakan sudah sembuh.
Ia menduga, penyakit yang diidap anaknya.
Baca: Pengakuan Medina Zein Soal Bipolar yang Diidapnya Hingga Terjerat Narkoba, Itu Genetik Dari Ibunya
Baca: Polisi Tegaskan Obat Bipolar yang Dikonsumsi Medina Zein Termasuk Narkotika Terlarang Golongan 1
“Perasaan ibu hipotiroid mah karena kekurangan hormon tiroksin aja dan diobatin di RS dua tahun. Kakak (Medina) kan tahu. Kakak mah karena kurang istirahat, nggak bisa ngatur waktu,” katanya.
“Kita aja kalau capek, maaf ya, TV atau VCD kalo terus disetel ada rusaknya ngehang, kudu direfresh. Kurang istirahat dengan perusahaannya yang begitu banyak,” tambah dia.
Medina Zein Direhabilitasi
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengungkap hasil pemeriksaan assessment Puslabfor Polri terhadap Medina Zein. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang keluar pada Kamis (2/1/2020) itu, Medina dinyatakan belum lama mengonsumsi narkotika jenis metapetamin dan apetamin.
“Hasilnya dia belum lama mengkonsumsi
apetamin dan metapetamin. Untuk MZ tidak bisa terdeteksi karena penggunannya belum lama,” kata Yusri dalam jumpa pers, di Polda Metro Jaya, Jumat (3/1/2020).
Saat penangkapan, kata Yusri, polisi hanya menemukan barang bukti sebuah telepon genggam.
Setelah hasil gelar perkara, Medina dinyatakan harus diassesment dan hasilnya pun demikian. Bahwa zat tersebut belum dapat terdeteksi pada Medina.
Mulai hari ini, pebisnis itu pun akan menjalani rehabilitasi di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lemdikpol) Pasar Jumat, Jakarta Selatan.
“Dalam berangkatkan ke sana, dalam kurun waktu 3 bulan untuk melakukan rehab. Akan bertambah atau berkurang itu tergantung dari tim Lemdikpol,” kata Yusri.
Diketahui, Medina Zein diamankan 27 Desember 2019 lalu saat berada di salah satu rumah sakit di daerah Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Medina Zein kemudian bawa ke Ditres Narkoba Polda Metro Jaya untuk diperiksa.
Hasil tes urine menunjukan bahwa Medina positif narkotika jenis apetamin dan metapetamin.