Penyebab Kematian Lina Dipastikan karena Sakit, Semakin Parah setelah Lahirkan Bayinya secara Normal
Polisi telah mengumumkan hasil autopsi jenazah Lina Jubaedah di Polrestabes Bandung, Jumat (31/1/2020).
Penulis: Nuryanti
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Polisi telah mengumumkan hasil autopsi jenazah Lina Jubaedah di Polrestabes Bandung, Jumat (31/1/2020).
Dalam jumpa pers tersebut, mantan istri Sule ini dinyatakan meninggal dunia karena menderita penyakit hipertensi dan luka kronis di bagian lambungnya.
Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP Galih Indragiri mengatakan, setelah Lina Jubaedah melahirkan anak Teddy Pardiyana, penyakitnya itu semakin parah.
Lina melahirkan bayinya yang kini masih berusia dua bulan secara normal.
Meski dokter sempat meminta Lina Jubaedah untuk melahirkan secara caesar.
Galih menyebut, sebelum melahirkan, dokter yang merawat Lina sudah mendeteksi bahwa penyakit hipertensi tersebut bisa membahayakan nyawa istri Teddy tersebut.
Penyakit hipertensi Lina itu diketahui setelah proses penyelidikan polisi atas laporan dari anak sulungnya, Rizky Febian.
"Dari dokter yang menangani korban menyampaikan sebelum Almarhumah melahirkan, sudah terdeteksi hipertensi.
Alharhumah bersikeras melahirkan secara normal," ujar Galih saat jumpa pers di Mapolrestabes Bandung, Jumat (31/1/2020), dikutip dari TribunJabar.id.
Ia menyampaikan, Lina Jubaedah lebih dulu menderita penyakit lambung daripada penyakit hipertensi.
"(Proses melahirkan secara normal) memungkinkan penyakit tersebut timbul (makin parah)," jelas Galih.
"Penyakit yang pertama kali timbul, saat itu disampaikan yang bersangkutan mengalami penyakit lambung," ungkapnya.
Galih mengungkapkan, Lina Jubaedah sempat dirawat di Rumah Sakit Santosa, Kota Bandung, karena penyakit lambungnya semakin parah pada Minggu (24/11/2019) lalu.
Saat di rawat di RS Santosa, diketahui penyakit lambung Lina semakin parah dan juga hipertensinya,
"Pihak Teddy, tahunya setelah diberi tahu oleh pihak rumah sakit. Makanya dari dua kali pemeriksaan di (RS) Al-Islam, second opinion (dirujuk) ke (RS) Santosa.
Terdeteksi lambung yang kronis, termasuk hipertensinya," jelas dia.
Mengutip Kompas.com, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Saptono Erlangga mengatakan, berdasarkan keterangan 25 saksi yang telah diperiksa, penyakit Lina Jubaedah diduga muncul setelah melahirkan anak bungsunya, Bintang.
"Pak dokter menyampaikan bahwa almarhum (disarankan) melahirkan dengan cara caesar. Namun demikian almarhum bersikeras untuk lahir secara normal," kata Erlangga dalam jumpa pers di Polrestabes Bandung, Jawa Barat, Jumat (31/1/2020).
Erlangga mengatakan, usulan dokter tersebut untuk menghindari penyakit yang tidak diinginkan.
"Nah di sini penyampaian dari dokter bahwa ini salah satu hal yang memungkinkan penyakit tersebut timbul mulai terdeksi," kata Erlangga.
Ia menyebut, sebelum dirawat di RS Santosa, Lina sempat dirawat di Rumah Sakit Al Islam Bandung pada Kamis (21/11/2019).
Saat itu, Lina Jubaedah mengalami pingsan dan dinyatakan mempunyai penyakit lambung.
"Masuk RS Al Islam pingsan hingga pada saat itu dilakukan pengecekan oleh dokter dan disampaikan kepada yang bersangkutan mengalami penyakit lambung," kata Erlangga.
Diberitakan sebelumnya, proses autopsi jenazah Lina Jubaedah dilakukan di pemakaman di Jalan Sekelimus Utara I Bandung, Kamis (9/1/2020) silam.
Proses autopsi tersebut menindaklanjuti laporan dari anak Lina, Rizky Febian yang ingin mengetahui penyebab kematian sang ibu.
Autopsi tersebut melibatkan tim dokter forensik Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Polrestabes Bandung, dan Polda Jabar.
Mereka telah melakukan pemeriksaan di tubuh Lina pada bagian luar maupun dalam.
Menurutnya, pemeriksaan racun di tubuh Lina tidak didasarkan pada faktor tertentu yang melatar belakangi kematiannya pada Sabtu (4/1/2020) lalu.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJabar.id/Nazmi Abdurahman) (Kompas.com/Baharudin Al Farisi)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.