Jatuhnya Seorang Bos Media Berpengaruh
Warga AS pun sudah maphum, media yang dimiliki raja media Rupert Murdoch ini, dalam afiliasi politiknya, ada di kubu Partai Republik.
Editor: Hasanudin Aco
Ulasan Cecep Burdansyah*
TRIBUNNEWS.COM - Siapa pun di Amerika Serikat mengenali bahwa Fox News adalah media yang berpengaruh selain CNN.
Warga AS pun sudah maphum, media yang dimiliki raja media Rupert Murdoch ini, dalam afiliasi politiknya, ada di kubu Partai Republik.
Dalam setiap pertarungan memperebutkan kursi di Gedung Putih, Fox News selalu berpihak ke calon dari Partai Republik.
Dari Nixon, Reagen, Bush senior dan juniOr, hingga Trump saat menumbangkan Hillary, peran Fox News cukup besar.
Bombshell, film yang sudah beredar beberapa hari di bioskop Indonesia ini, memang tidak mengisahkan bagaimana Fox News mati-matian membela kandidat presiden Partai Republik.
Baca: Film Little Women Tayang di Bioskop, Inilah 6 Fakta Menarik Novelnya, Ditulis dalam Waktu Singkat
Film besutan sutradara Jay Roach ini mengisahkan para jurnalis Fox News dari kalangan wanita yang mendapat perlakuan pelecehan seksual oleh bos nomor satu, Roger Ailes .
Meskipun media ini dimiliki Rupert Murdoch, Roger Ailes adalah pendiri dan pengelolanya.
Ia sukses membawa Fox News menjadi media paling bergengsi di AS. Tak heran, pria berperawakan gemuk tersebut dikenal sebagai sang legendaris.
Berkat tangan dinginnya, banyak para jurnalis yang kemudian sohor setelah bergabung dengan Fox News.
Sebut saja Megyn Kelly dan Gretchen Carlson.
Program unggulan biasanya ditayangkan di jam utama. Dan politik, terutama debat presiden, jadi program unggulan.
Siapa pun yang bergabung dengan Fox News berebut untuk menjadi pengasuh program tersebut. Big bos, ternyata orang yang paling menentukan siapa sosok yang tepat memegang program tersebut.
Celakanya, untuk tampil di program tersebut ada bayaran yang tak ternilai, karena merendahkan martabat manusia.
Roger Ailes memanfaatkan kekuasaanya untuk kenikmatan seksual dari setiap perempuan jurnalis yang ingin cemelang kariernya.
Kisah inilah yang kemudian menjadi topik penting film ini, bagaiama para perempuan jurnalis yang galak dan kritis dalam setiap wawancara di televisi, berani buka suara.
Di balik pertanyaan yang tajam, menetes air mata ketidakberdayaan.
Bagi yang kurang sabar dalam menikmati film drama, pasti akan bosan mengikuti film ini.
Dengan gerak kamera yang cepat, serta lebih banyak menampilkan ekspresi wajah para aktris dan aktor di ruang-ruang kerja ketimbang ruang publik, sesungguhnya sutradara Jay Roach bisa memaknai kehidupan ruang kerja di newsroom, yang memang penuh dengan pergerakan hilir mudik awak redaksi dan perdebatan, serta dalam kejaran tenggat.
Efek dari pergerakan kamera yang cepat dan banyak menampilkan ekspresi serta dialog para pemain, karakter masing-masing pemain bisa dijasikan dengan kuat.
Megyn Kelly yang diperankan Charlize Theron dan Kayla Pospisil yang diperankan Margot Robbie, mampu menghidupan suasana newsroom yang serba berkejaran denga isu dan berpacu dengan waktu.
Padahal, keduanya mempunyai persoalan tekanan batin yang bisa meluap kapan saja.
Di usianya yang tak muda lagi, Nicole Kidman yang memerankan Gretchen Carlson, lumayan ikut membantu kekuatan film ini, meskipun aktingnya dalam film ini kalah oleh Theron.
Roger Ailes yang kali ini diperankan oleh John Lithgow sangat berkarakter sebagai tokoh yang berkuasa atas medianya, tapi juga moralnya bejat.
Bombshell tak hanya berkisah perjuangan kaum wanita dalam kasus pelecehan seks yang sering dilakukan oleh para pria berkuasa dan berpengaruh, tapi juga pertarungan strategi hukum antara pengacara Gretchen Carlson dan Roger Ailes.
Meskipun, pertarungan tersebut tidak berakhir dengan kemenangan secara yuridis, karena sang pemilik, Rupert Murdoch yang diperankan Malcolm McDowell, menjadi sang eksekutor.
Ia akhirnya memecat sang legend, setelah dipengaruhi oleh kedua anaknya yang cenderung berafiliasi ke kandidat calon presiden dari Partai Demokrat.
Dalam peta pertarungan Trump dan Hillary, sang bos media itu memang berlawanan dengan anak sang pemilik.
Artinya, kemenangan para perempuan jurnalis itu sedikitnya diwarnai kepentingan politik sang anak pemilik.
Film ini menarik karena berdasarkan kisah nyata.
Mengangkat gosip ke permukaan dan mampu menumbangkan CEO media yang juga pendirinya, bukanlah sesuatu yang mudah.
Apalagi di perusahaan media yang paling berpengaruh.
Dalam kisah nyatanya, Roger Ailes memang menyatakan mundur dari medianya dan meninggal pada 2017.
Film yang mengisahkan Roger Ailes bukan hanya Bombshell. Sebelumnya, Russel Crowe memerankan Roger Ailes, dalam seri Showtime berjudul The Loudest Voice.
Seri Showtime ini diproduksi 2018, dan mengisahkan kisah sukses Roger Ailes dalam membangun Fox News sehingga menjadi media berpengaruh dan bergengsi.
* Cecep Burdansyah: Editor Senior Tribunnews.com.