Karen Pooroe Sebut Arya Satria dan Keluarga Tak Ada yang Berani Bicara Padanya: Ada Apa? Kenapa?
Karen Pooroe mempertanyakan sikap dari suami, Arya Satria Claproth dan keluarga yang tak berani berbicara serta tak hadir dalam pemakaman.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Penyanyi jebolan ajang pencarian bakat, Karen Pooroe, masih berduka, kehilangan sang putri yang meninggal dunia, Jumat (7/2/2020).
Ditemui di Polres Jakarta Selatan, Karen mengungkapkan soal sikap sang suami, Arya Satria Claproth dan juga keluarganya.
Hal tersebut diungkapkan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Trans TV Official, Selasa (11/2/2020).
Karen menuturkan, baik Arya maupun keluarganya tak ada yang berani untuk berbicara padanya.
Yakni perihal kronologi kematian Zefania Carina Claproth hingga penjelasan lain yang terkait.
Tak hanya itu, Karen menuturkan Arya dan keluarga juga tak tampak hadir di dalam prosesi pemakaman anaknya.
Karen justru mempertanyakan sikap dari Arya dan juga keluarganya dalam peristiwa ini.
"Tidak ada dari keluarga mereka yang satupun berani bicara kepada saya," ungkap Karen.
"Tidak ada yang hadir di pemakaman anak saya."
Baca: Karen Pooroe Marah saat Cerita Kebiasaan Arya Claproth yang Buat Lalai Jaga Anak: Ininya di Mana
"Ada apa, kenapa?," lanjutnya.
Sebelumnya, ditemui di RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Karen menceritakan kronologi ketika mengetahui kabar putrinya telah tiada.
Karen mengungkapkan hingga kini belum mengetahui dengan pasti peristiwa yang sebenarnya terjadi hingga menyebabkan anaknya meninggal dunia.
Pernyataan itu disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Beepdo, Minggu (9/2/2020).
Karen menjelaskan, saat itu anaknya berada di sebuah balkon apartemen yang menjadi tempat tinggal bersama dengan sang ayah.
Memang diketahui, Karen telah terpisah dengan anaknya yang dibawa oleh Arya.
Baca: Anak Karen Pooroe Meninggal, Marshanda Unggah Foto Bersama Arya Satria dan Ucap Bela Sungkawa
Kala itu pukul 21.00 WIB dan dalam kondisi sedang hujan.
Karen mengatakan Arya ketika kejadian tersebut sedang tidak bersama dengan anaknya.
"Saya mendengar kronologi yang belum terlalu jelas, karena memang sampai sekarang belum bisa bertemu dengan bapaknya," terang Karen.
"Kalau tidak salah masih ditahan, karena apa yang terjadi sama anakku itu kelalaiannya."
"Anak bisa di balkon, jam 21.00 WIB hujan-hujan, ke mana bapaknya," imbuhnya.
Meski demikian, Karen mengaku baru mendengar berita tersebut pukul 11.00 WIB keesokan harinya.
Baca: Anak Karen Pooroe Meninggal Jatuh dari Lantai 6, Arya Satria Dilaporkan Komnas Anak atas Kelalaian
Karen menuturkan mendapatkan telepon dari pihak kepolisian.
Pihak kepolisian mengabarkan mengenai putri Karen yang telah tiada di RS Fatmawati.
Karen yang tak percaya, kemudian melakukan konfirmasi ke Polres Jakarta Selatan.
Perasaannya sudah tak enak ketika mendapatkan kembali telepon dari polisi dan membenarkan kejadian tersebut.
Karen menjelaskan, anaknya jatuh dari lantai enam apartemen yang ditinggali Arya.
Setelah ditemukan terjatuh, putri Karen langsung dibawa ke RS Mayapada, Jakarta Selatan.
Namun rumah sakit tersebut tidak memiliki fasilitas forensi serta kebutuhan lain yang mendukung akhirnya putri Karen dibawa ke RS Fatmawati.
"Anak ini anak yang masih kecil, saya denger berita ini jam 11.00 WIB dan yang menelepon bukan pihak dari keluarga ayahnya, yang menelepon adalah polisi," jelas Karen.
"Saya pikir ini bukan nyata, akhirnya saya mencoba konfirmasi ke Polres Jakarta Selatan lalu ketika itu tiba-tiba di telepon balik hati saya sudah nggak enak."
"Mbak Karen betul kejadian, anak Mbak Karen jatuh dari lantai enam sekitar mungkin jam 21.00 WIB lebih karena dibawa ke Mayapada dulu."
"Karena mereka tidak punya fasilitas untuk forensik dan lain-lain akhirnya dibawa Rumah Sakit Fatmawati'," tambahnya.
Baca: Putri Karen Pooroe Meninggal Dunia: Anak Bisa di Balkon Jam 9 Malam Hujan-hujan, ke Mana Bapaknya?
Karen kemudian melanjutkan, dirinya sendiri yang meminta pihak rumah sakit untuk tidak melakukan autopsi.
Kini Karen telah bertemu dan kembali dapat memeluk anaknya meski sudah dalam keadaan tak bernyawa.
Dalam kesempatan itu, Karen memohon doa untuk putri tunggalnya itu.
"Tapi saya sendiri yang menandatangi anak saya tidak mau diautopsi, kasihan," ungkap Karen.
"Saya sudah tidak bisa berkata-kata lagi, hanya minta doa untuk anak saya."
"Akhirnya anak saya kembali ke pelukan saya tapi dengan keadaan anak saya sudah dipanggil Tuhan," ucapnya.
(Tribunnews.com/Febia Rosada)