Kristen Stewart Akan Memerankan Princess Diana dalam Film Baru yang Berjudul 'Spencer'
Bintang Twilight Kristen Stewart akan memerankan Princess Diana dalam sebuah film yang berjudul Spencer.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Bintang Twilight Kristen Stewart akan memerankan Princess Diana dalam sebuah film yang berjudul Spencer.
Spencer berkisah seputar masa-masa perceraian Diana dengan Pangeran Charles.
Film akan dibuat di Sandringham dan akan menunjukkan bagaimana Diana menyadari pernikahannya gagal.
Dilansir BBC.com, film Spencer mengambil setting tahun 1990-an.
Skenario ditulis oleh Peaky Blinders, kreator Steven Knight.
Pablo Larrain sang sutradara berkata Stewart adalah salah satu aktris yang hebat saat ini.
Baca: Alasan Putri Diana Memakai 2 Jam di Pergelangan Tangannya, Ternyata Ada Makna Tersembunyi
"Kami memutuskan untuk masuk ke sebuah cerita tentang identitas, dan bagaimana seorang wanita memutuskan sesuatu, bukan menjadi ratu," kata Larrain kepada Deadline.
"Dia adalah seorang wanita, yang dalam perjalanan filmnya, memutuskan dan menyadari bahwa dia ingin menjadi wanita seperti sebelum dia bertemu dengan Charles."
Diana Spencer menikah dengan Pangeran Charles pada tahun 1981.
Mereka berpisah pada tahun 1992 dan resmi bercerai pada tahun 1996.
Diana meninggal dalam kecelakaan mobil di Paris pada tahun berikutnya.
Baca: Ada Ketegangan antara Harry & William, Piers Morgan Kasihani Putri Diana karena Putranya Tak Bicara
Sementara itu, Stewart terkenal karena bermain Bella Swan di franchise film Twilight dari tahun 2008 hingga 2012.
Ia juga muncul dalam remake Charlie's Angels tahun lalu dan Snow White and the Huntsman tahun 2014.
"Kristin bisa menjadi banyak hal, dan dia bisa menjadi sangat misterius dan sangat rapuh dan akhirnya sangat kuat, itulah yang kita butuhkan," tambah Larrain, yang juga membuat Jackie, film biografi Jackie Kennedy 2016.
Biografi Diana, Putri dari Wales
Putri Diana dari Wales salah seorang anggota Kerajaan Inggris yang dicintai oleh rakyatnya, serta sering disorot oleh dunia.
Istri pertama Putra Mahkota Pangeran Charles itu dikenal sebagai "Putri Rakyat" karena popularitas serta rasa kemanusiaannya yang besar.
Putri Diana merupakan ibu dari Pangeran William Duke of Cambridge serta Pangeran Harry Duke of Sussex yang berada di urutan kedua dan keenam pewaris tahta Inggris.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut merupakan biografi Putri Diana.
1. Masa Muda
Putri Diana terlahir dengan nama Diana Frances Spencer di Park House, Norfolk, pada 1 Juli 1961, dan merupakan anak keempat dari John Spencer.
Dinasti Spencer merupakan salah satu keluarga bangsawan tua yang bersekutu dengan para penguasa Inggris selama berabad-abad.
Dua nenek Diana merupakan dayang dari Ratu Elizabeth, istri Raja George VI serta ibu dari Ratu Elizabeth II dan Putri Margaret.
Diana mendapat gelar Lady setelah ayahnya menerima jabatan sebagai Viscount Althorp sekaligus Earl Spencer Kedelapan.
Ketika berusia tujuh tahun, Diana harus menyaksikan kedua orangtuanya bercerai. Ibunya, Frances Roche, memutuskan menikah lagi dengan Peter Shand Kydd pada 1969.
Awalnya, Diana tinggal bersama ibunya di London selama masa perceraian yang terjadi pada 1967. Namun, saat Libur Natal, Spencer menolak menyerahkan Diana kepada Roche.
Pendidikan awal dijalani Diana secara homeschooling di bawah pengawasan Gertrude Allen. Dia baru mendapat pendidikan formal di Gayton, Norfolk.
Kemudian dia mengikuti kakaknya, di sekolah keputrian West Heath di Sevenoaks, Kent, pada 1973, dan bukan termasuk golongan murid menonjol.
Meski begitu, dia menunjukkan bakat di musik sebagai pianis, serta memperoleh pencapaian luar biasa di berenang dan menyelam.
Setelah menyelesaikan studi di Institut Alpin Videmanette di 1978, Diana kembali ke London, dan tinggal di flat ibunya bersama dua teman sekolahnya.
Perhatiannya yang besar terhadap anak-anak membuatnya mendapat karir sebagai asisten di Taman Kanak-kanak Young England.
2. Perkenalan dan Pernikahan dengan Pangeran Charles
Sebagai anak dari seorang bangsawan, dia sering bergaul dengan anak-anak yang menjadi anggota keluarga kerajaan.
Semasa kecil, Diana sering bermain dengan dua anak Ratu Elizabeth II, Pangeran Andrew dan Pangeran Edward di Park House.
Diana pertama kali berkenalan dengan Pangeran Charles, anak sulung Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip pada November 1977.
Saat itu, Diana baru berusia 16 tahun dan Pangeran Charles tengah menjalani hubungan dengan kakaknya, Lady Sarah.
Kemudian di musim panas 1980, dia dan kakaknya menjadi tamu sebuah pertandingan polo yang digelar kerajaan pasda akhir pekan.
Ketika itu, Diana menyaksikan Pangeran Charles bermain polo. Di sisi lain, Charles mulai memperhatikan Diana dengan serius sebagai pasangannya.
Hubungan keduanya mulai mekar saat Charles mengundang Diana ke yacht keluarga, Britannia, dalam acara akhir pekan di Cowes.
Undangan berlanjut ketika Diana diminta untuk hadir di Kastil Balmoral yang menjadi tempat tinggal keluarga kerajaan di Skotlandia.
Charles mengundang Diana karena ingin mengenalkannya dengan orangtua maupun neneknya.
Kedatangan Diana disambut baik oleh Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip Duke of Edinburgh, serta Ratu Elizabeth Ibunda Ratu.
Pangeran Charles kemudian mulai berpacaran dengan Diana. Dia diketahui melamar Diana pada 6 Februari 1981, dan Diana menerimanya.
Pertunangan mereka diumumkan secara publik pada 24 Februari 1981, di mana Diana memilih cincin tunangan 14 berlian dikelilingi safir biru Ceylon 12 karat, dan emas putih 18 karat.
Setelah mengumumkan pertunangan tersebut, Diana mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai Guru TK, dan kerja di Clarence House, tempat tinggal Ibunda Ratu.
Dia tampil di hadapan publik pertama kali sebagai pasangan Charles saat acara amal di Goldsmiths' Hall Maret 1981, di mana dia bertemu Grace Kelly Putri Monaco.
Diana yang berusia 20 tahun kemudian resmi dipersunting Charles pada 29 Juli 1981 di Katedral St Paul alih-alih Westminster Abbey.
Pernikahan mereka disiarkan oleh televisi dan ditonton 750 juta di seluruh dunia, serta 600.000 yang memadati jalan tempat mereka bakal berpawai.
Setelah resmi menyandang Princess of Wales, Diana berada di urutan keenam dalam Ordo Prioritas setelah Ratu Elizabeth II, Raja Muda, Pangeran Philip, Ibunda Ratu, dan Pangeran Charles.
3. Lahirnya Pangeran William dan Harry
Pasangan tersebut kemudian pindah ke Istana Kensington, 5 November 1981, kehamilan Diana secara resmi diumumkan.
Pada Januari 1981, saat kandungannya berusia 12 pekan, Diana jatuh ketika menuruni tangga di Sandringham, dan ahli kandungan kerajaan Sir George Pinker.
Dari pemeriksaan Sir Pinker, diketahui meski mengalami sejumlah memar, janin yang dikandung Diana baik-baik saja.
Baca juga: Patung Memorial Putri Diana Bakal Dipindah dari Mal Mewah di London
Dia lalu membuat pengakuan bahwa dia sengaja menjatuhkan dirinya sendiri. Dia merasa malu karena "tidak bisa diandalkan".
Di Februari 1982, media Inggris mempublikasikan foto Diana yang tengah berlibur ke pantai di mana dia hanya mengenakan bikini saat hamil.
Ratu yang melihat pemberitaan itu langsung mengeluarkan keterangan berisi kecaman yang berbunyi "hari terkelam dalam sejarah jurnalisme Inggris".
21 Juni 1982, Putri Wales melahirkan putra pertamanya, Pangeran William, di Lindo Wing Rumah Sakit St Mary Paddington, London.
Meski diterpa kritik, Putri Diana tetap membawa Pangeran William yang saat itu masih bayi ke kunjungan resmi di Australia dan Selandia Baru.
Kemudian di 15 September 1984, Diana melahirkan Pangeran Harry. Saat itu, dia sudah tahu bahwa jenis kelamin bayinya laki-laki, namun dia memilih menyimpan fakta itu sendirian.
Diana benar-benar terlibat dalam pertumbuhan dua putranya. Dia sendiri yang memilihkan nama, pengasuh, hingga pakaian William dan Harry.
Dia juga membawa putranya ke sekolah yang dia inginkan, bersikap keras kepala terhadap pilihan Ratu maupun suaminya, dan mengatur tugas mereka.
4. Perselingkuhan dan Perceraian
Pada Mei 1992, jurnalis bernama Andrew Morton menerbitkan buku berjudul Diana: Her True Story berisi pengakuan Diana.
Yang paling mencolok adalah pengakuan perselingkuhan yang dilakukan baik oleh Diana maupun Pangeran Charles saat usia pernikahan mereka memasuki lima tahun.
Saat itu, Charles dilaporkan menjalin hubungan dengan mantan pacarnya, Camilla Parker Bowles, dan Diana berhubungan dengan James Hewitt, instrukturnya.
Keberadaan buku Morton membuat Ratu Elizabeth dan Duke of Edinburgh harus menggelar rapat guna mendamaikan anak dan menantunya.
Namun, upaya rekonsiliasi itu gagal. Duke yang kecewa kemudian menulis surat kepada Diana mengungkapkan kekecewaannya atas isu tersebut.
Dia meminta kepada keduanya agar mengubah perilaku. Namun surat tersebut terkesan dianggap keras bagi Diana yang sensitif.
Pada 20 November 1995, Diana diwawancarai oleh Martin Bashir untuk program BBC Panorama di mana Diana mendiskusikan isu perselingkuhan mereka.
Sebulan berselang, Istana Buckingham mengumumkan Ratu telah mengirim surat kepada Pangeran dan Putri Wales, dan menyarankan agar mereka bercerai.
Langkah Ratu mendapat dukungan dari Perdana Menteri Sir John Major dan Dewan Penasihat Privy setelah dua pekan pembicaraan.
Charles awalnya menyetujui bercerai dalam keterangan tertulis yang bakal diumumkan kemudian. Namun di Februari 1996, Diana mengumumkan kesepakatan itu.
Pernyataan Diana membuat Istana Buckingham marah karena dia dianggap hanya mengumumkan keputusan secara sepihak.
Keduanya resmi bercerai pada 28 Agustus 1996. Diana mendapat harta gono-gini 17 juta poundsterling, sekitar Rp 321,9 miliar, dan 400.000 poundsterling, atau Rp 7,5 miliar, per tahun.
Mereka menandatangani perjanjian yang melarang mereka untuk membicarakan detil perceraian mereka maupun kehidupan pernikahan ke publik.
Sebagai konsekuensinya, Diana kehilangan titel Her Royal Highness. Namun, dia masih berhak menyandang Putri Wales.
Sebab, dia berstatus sebagai ibu dari Pangeran William dan Harry yang kelak bakal mengambil alih tahta Kerajaan Inggris.
5. Penampilan Publik
Setelah bercerai, Diana masih meneruskan berbagai kegiataan kemanusiaan yang dijalani kala berstatus istri Pangeran Charles.
Kegiatan yang dijalani Diana adalah terlibat aktif dalam pelarangan ranjau dengan menjadi pelindung HALO Trust, organisasi yang membersihkan ranjau pasca-perang.
Dia juga terlibat dalam kampanye HIV/AIDS sejak 1980-an. Pada 1989, dia membuka Pusat AIDS Landmark di London Selatan.
Putri Wales tersebut menjadi anggota pertama dari Kerajaan Inggris yang bersinggungan langsung dengan pasien AIDS.
Diana tetap tinggal di apartemen yang terletak di sebelah utara Istana Kensington, dan mendapat akses ke perhiasan maupun transportasi kerajaan.
Diana kemudian berkencan dengan ahli bedah jantung Inggris-Pakistan, Hasnat Khan, dan sempat mengunjungi keluarga Khan di Lahore pada Mei 1996.
Hubungan mereka kandas pada musim panas 1997. Setelah itu, Diana berhubungan dengan Dodi Fayed, putra dari Mohamed Al-Fayed.
6. Kematian
Pada 31 Agustus 1997, Putri Diana dan Dodi Fayed tewas dalam kecelakaan mobil di terowongan Pont de l'Alma di Paris, Perancis, dalam usia 36 tahun.
Muncul berbagai spekulasi mengenai penyebab kematian mereka berdua. Al-Fayed menyebut kecelakaan itu telah direncanakan.
Dia menuduh dinas rahasia Inggris MI6 dan Pangeran Philip menjadi dalang kematian yang menimpa Diana dan Dodi.
Selain itu, rumor lain yang berhembus adalah Diana dan Dodi tengah dikejar oleh fotografer lepas agresif atau paparazzi.
Mereka kemudian sang sopir, Henri Paul, untuk mempercepat Mercedes S280 yang ditumpangi hingga berujung pada kecelakaan.
Pada 1999, hakim Perancis menyebut Paul bersalah karena saat itu, kandungan alkohol dalam darahnya tergolong tinggi, dan juga tengah menerima pengobatan akibat kecanduan alkohol.
Diana dimakamkan pada 6 September 1997 di Lake Round Oval, Althorp, setelah sebelumnya disemayamkan di Kapel Kerajaan Istana St James.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Biografi Tokoh Dunia: Diana, Putri dari Wales"
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)