Rekap Sinopsis It's Okay to Not Be Okay Episode 11: Kupu-kupu yang Menghantui Sang Tae
Episode 11 drakor It's Okay to Not Be Okay berjalan dengan sisi cerita yang menyentuh hati sekaligus menjawab salah satu teka-teki
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Berikut rekap sinopsis drama Korea It's Okay to Not Be Okay episode 11 yang ditayangkan di tvN dan Netflix, Sabtu (25/7/2020).
Episode 11 drakor It's Okay to Not Be Okay berjalan dengan sisi cerita yang menyentuh hati sekaligus menjawab salah satu teka-teki yang menjadi pertanyaan penonton.
**Peringatan Spoiler: Sinopsis ini menggambarkan jalan cerita drama secara detil**
Episode 11 berlanjut saat Park Ok-ran mendatangi rumah Mun-yeong untuk mengucapkan selamat ulang tahun.
Mun-yeong membuatkan teh, tapi Ok-ran berkeliling di rumahnya dan menyentuh barang-barangnya.
Park Ok-ran kemudian bercerita apa yang terjadi di rumah sakit.
Ia bercerita, ayah Mun-yeong mencoba membunuhnya dan memanggilnya monster.
Ia datang untuk menghibur Mun-yeong yang mungkin sedih karena sendirian di ulang tahunnya.
--
Park Ok-ran menyebut dirinya adalah penggemar ibu Mun-yeong, sambil terus menyentuh benda-benda tajam.
Mun-yeong mencoba merebutnya, tapi tangannya justru tergores.
Sementara itu, Gang-tae yang khawatir berlari ke rumah Mun-yeong untuk menyelamatkannya.
Gang-tae sempat curiga Park Ok-ran sebenarnya adalah ibu Mun-yeong.
Gang-tae langsung memeluk Mun-yeong saat mengetahui Mun-yeong tidak apa-apa.
Namun saat Gang-tae berniat mengejar Park Ok-ran, Mun-yeong merasa kesal.
Ia merasa Gang-tae datang hanya untuk mencari pasien yang kabur, bukan karena merindukannya.
--
Gang-tae menyusul Mun-yeong yang kesal ke kamarnya.
Gang-tae mambalut luka di telapak tangan Mun-yeong.
Mun-yeong berkata luka di tangannya tidak sakit sama sekali.
Karena yang jauh lebih menyakitkan adalah kata-kata Gang-tae yang memintanya pergi.
Gang-tae kemudian meminta Mun-yeong berhitung sampai 3 agar ia tenang.
Pada hitungan ketiga, Gang-tae mencium Mun-yeong.
Mereka kemudian berpelukan untuk pertama kalinya.
Gang-tae kemudian mengucapkan selamat ulang tahun kepada Mun-yeong.
--
Gang-tae tiba-tiba demam, Mun-yeong merawatnya.
Gang-tae teringat, itu adalah kali pertama ada seseorang yang merawatnya ketika ia sakit.
--
Keesokan harinya, Gang-tae bercerita kepada Mun-yeong tentang pengalaman pahitnya.
Ia bercerita bagaimana ibunya dibunuh dan Sang-tae menjadi satu-satunya saksi mata.
Sang-tae sangat ketakutan dan berkata "kupu-kupu" akan membunuhnya.
Karena itulah mereka selalu berlari dan pindah-pindah rumah saat "kupu-kupu" itu muncul.
"Kupu-kupu" itu pulalah yang selalu menghantui Sang-tae selama 20 tahun terakhir.
Gang-tae kemudian berkata meski harus selalu berada di sisi kakaknya, ia juga ingin bersama Mun-yeong.
Gang-tae berkata harus berada di sisi kakaknya dan Mun-yeong berada di sisinya.
Mun-yeong menerimanya dengan senang.
--
Di rumah sakit, Nam Ju-ri meminta Gang-tae merapikan barang-barang Park Ok-ran karena kepala perawat berkata Ok-ran mungkin tak akan kembali.
Ju-ri kemudian melihat ada perubahan dalam diri Gang-tae.
Direktur rumah sakit pun bertanya kepada Gang-tae di mana dia tidur semalam karena tampak bahagia.
Ia bertanya-tanya mengapa Ok-ran ke rumah Mun-yeong.
Gang-tae hanya bisa berharap tak ada sesuatu yang buruk.
--
Mun-yeong membeli banyak pizza sekaligus mengajak Sang-tae kembali ke rumahnya.
Ia berkata lukisan Sang-tae memberinya inspirasi penulisan buku baru.
Namun cara Mun-yeong mengajak Sang-tae kembali salah.
Mun-yeong berkata Sang-tae melanggar kontrak sehingga harus ganti rugi.
Jika tak ingin bayar ganti rugi, Sang-tae harus kembali bekerja sebagai ilustrator.
Sang-tae tetap tak mau kembali pada Mun-yeong.
Mun-yeong tidak sabar karena tidak segera bisa mengambil hati Sang-tae.
Gang-tae berkata Sang-tae hanya perlu diyakinkan, Mun-yeong tak akan merebut Gang-tae darinya.
Ia meminta Mun-yeong untuk membuat Sang-tae percaya bahwa ia ingin "bergabung" dengan mereka.
--
Saat kembali ke rumah sakit, Gang-tae mendapat kabar, Ko Dae-hwan tak punya waktu banyak karena tumor otaknya tak bisa disembuhkan lagi.
--
Lee Sang-in dan Nam Ju-ri pergi berkencan.
Awalnya Ju-ri hanya membicarakan Mun-yeong dan Gang-tae, tapi Sang-in hanya ingin mendengar cerita tentang Ju-ri saja.
--
Gang-tae menceritakan kepada direktur rumah sakit, kakaknya memiliki trauma pada kupu-kupu, yang membuatnya tak ingin melukis kupu-kupu.
Gang-tae meminta sang direktur untuk menghilangkan trauma Sang-tae.
Direktur kemudian memaksa Sang-tae menambahkan kupu-kupu di muralnya.
Jika tidak mau, Sang-tae tak akan dibayar.
Sang-tae merasa kesal, Gang-tae mendekatinya.
Namun Sang-tae terus bersikap seperti anak kecil yang ngambek, Gang-tae tak tahan lagi.
Mereka berdua akhirnya saling berkelahi.
Setelah itu, Gang-tae curhat pada Jae-su dirinya merasa lega berkelahi dengan kakaknya.
Perkelahian itu membantu melepas stres yang menumpuk di pikirannya.
--
Gang-tae mengajak Mun-yeong keluar cari makan.
Mun-yeong bertanya mengapa Gang-tae berkelahi seperti itu dengan kakaknya.
Gang-tae berkata ingin hidup normal.
Berkelahi dengan saudara adalah kehidupan normal baginya.
--
Gang-tae memiliki satu impian yang sudah tak bisa lagi terwujud, yaitu percintaan masa sekolah.
Gang-tae membayangkan ia adalah laki-laki biasa yang menyukai seorang gadis, Ko Mun-yeong, sementara sang kakak adalah kakak yang normal yang menggoda percintaannya.
Rupanya Gang-tae bermimpi.
Gang-tae mengigau dalam mimpinya, ia pun tersenyum.
Sang-tae terbangun dan melihat Gang-tae yang tersenyum bahagia.
Baru kali itu Sang-tae melihat adiknya bahagia.
Keesokan harinya, Sang-tae memeriksa kotak uangnya dan mengajak Gang-tae makan siang di restoran.
--
Sementara itu, Sang-in mendatangi Mun-yeong dan bertanya tentang kondisi ayahnya yang sudah parah.
Mun-yeong bersikeras ayahnya telah meninggal.
Saat mengetahui Gang-tae dan Sang-tae akan makan bersama, Mun-yeong ingin ikut tapi tak diizinkan oleh Gang-tae.
--
Di restoran, Gang-tae dan Sang-tae menikmati makan meraka.
Sang-tae bahkan memberikan sedikit makanannya pada Gang-tae.
Ia membayar tagihan restoran bahkan memberikan Gang-tae uang saku, seperti kakak sesungguhnya.
Gang-tae hampir meneteskan air mata karena bahagia.
Rupanya Mun-yeong juga berada di restoran itu.
Awalnya Sang-tae mengabaikan Mun-yeong hingga Mun-yeong berteriak "Aku ingin punya kakak juga!"
Sang-tae sempat terdiam namun akhirnya mengajak Mun-yeong bergabung.
Mun-yeong akhirnya diterima oleh Sang-tae.
**Bersambung ke episode 12**
Poin tambahan:
- Mun-yeong senang ia menahan diri dan menghitung sampai tiga saat Park Ok-ran datang.
- Sang-in sangat senang melihat Mun-yeong mulai menulis cerita baru tapi kesal karena ternyata belum ada rencana yang konkrit.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)