Heboh Anak SD Hujat Aurel Hermansyah hingga Ashanty Geram, Psikolog Beri Tanggapan
Heboh soal hujatan anak SD terhadap Aurel Hermansyah hingga membuat Ashanty geram. Begini tanggapan psikolog.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Penyanyi Ashanty dibuat geram oleh ulah seorang warganet yang berulang kali menghujat Aurel Hermansyah.
Namun, Ashanty pun terkejut begitu mengetahui warganet tersebut merupakan seorang anak yang masih duduk di bangku SD.
Diketahui, Ashanty sempat mengunggah foto pelaku dengan menampilkannya secara blur.
Ia juga menunjukkan sejumlah bukti hujatan yang dilontarkan oleh warganet tersebut pada Aurel.
Baca: Aurel Hermansyah Difitnah Netizen, Ashanty Syok saat Tahu Identitas Penghina Putrinya : Masih SD
"Hey ganjen knp lu nggak jawab pertanyaan gua ah?
Selain ganjen lu juga sombong ya.
Dasar nggak tau diri lo.
Emang lo siapa sih? Nggak tau diri lo," begitu bunyi pesan warganet tersebut, seperti yang dikutip Tribunnews.com, Jumat (7/8/2020).
Menurut Ashanty, anak SD tersebut sudah berulang kali melontarkan hujatan dan fitnah pada Aurel.
Ia pun mengaku tidak terima ketika anaknya diperlakukan demikian.
"Sayangku @aisyah_maharani_123 kamu nulis begitu dimana-mana, dan maaf kami enggak akan terima saat anak kami difitnah dan lain-lain."
"Apa lagi dengan bahasa yang sangat kasar, sebelum kami melaporkan, Akhirnya kami cari siapa pemilik IG atas nama ini, karena komentarnya dimana-mana aneh dan jahat sekali,” tulis Ashanty.
“Dan kagetnya ternyata yang nulis masih anak seumur ini, dan kami tahu nama lengkap, alamat, bahkan foto dan lain-lain, tapi kami masih punya hati nurani karena kamu masih dibawah umur (masih SD) makanya foto kamu pun saya blur!” sambungnya.
Baca: Aurel Hermansyah sampai Kapok dan Diare 3 Hari Gara-gara Turuti Ashanty Minum Campuran Ini
Ashanty lantas memberi peringatan pada anak tersebut supaya lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial (medsos).
Terlebih, ia mengetahui bahwa warganet tersebut masih di bawah umur.
"Dengan menulis ini sy memperingatkan untuk berhati2 dan bijak dalam bersosial media, kalau sudah ke anak2 saya sampai mana pun akan saya cari!!"
"Apa lagi kamu masih anak2 banget, tugas km itu belajar dan sukses untuk membanggakan orang tua, jangan malah memprovokasi atau memfitnah apa lagi seseorang yg tidak km kenal. Kasian orang tua dan keluarga kamu," kata Ashanty.
Diketahui, kini Ashanty telah menghapus unggahannya tersebut dari Instagram.
Namun, hujatan yang dilontarkan oleh seorang anak SD itu telah menggemparkan warganet di jagat maya.
Sejumlah warganet mengaku heran melihat aksi bocah tersebut.
Tanggapan Psikolog
Melihat kejadian tersebut, psikolog sekaligus pendiri Lembaga Psikologi Anava, Maya Savitri, S. Psi, CHt, menilai pelaku kurang dekat dengan orang tuanya.
Menurut Maya, tindakan yang dilakukan anak tersebut merupakan bentuk pelampiasan dari perasaannya.
"Terlihat bahwa anak ini kurang begitu terbuka dan dekat dengan orang tua, sehingga pelampiasan perasaan ia tunjukkan lewat medsos," kata Maya pada Tribunnews.com, Jumat (7/8/2020) siang.
Maya menjelaskan, seorang anak yang dekat dengan orang tuanya tentu akan memiliki proses katarsis yang positif ketika ada masalah.
Sementara itu, menurut Maya, anak tersebut mencari pengakuan diri yang mungkin tak ia dapat dari orang tuanya dengan cara melontarkan komentar-komentar negatif di media sosial.
"Seorang anak yang dekat dengan orang tua mempunyai proses katarsis yang positif ketika ada masalah."
"Ia berselancar dunia maya dengan komentarnya yang negatif karena akhirnya ada kepuasan batin, pengakuan diri yang bisa jadi tidak ia dapatkan dari sosok orang tuanya," jelasnya.
Maya menilai, hal ini juga disebabkan oleh kontrol dari orang tua yang kurang dalam pemberian fasilitas handphone (HP).
Baca: Anang Hermansyah Pesan Dua Mobil Maung, Ashanty: Satu buat Seserahan, Mertua Kurang Baik Apa Coba
Ia mengatakan, apabila situasi ini terus dibiarkan berlanjut, maka emosi sang anak akan semakin tinggi.
Hal ini lantaran kurangnya pengarahan untuk melakukan kontrol diri dari lingkungannya.
Selain itu, hal ini juga bisa membuat orang tua kehilangan kedekatan dengan sang anak.
"Emosi anak akan semakin tinggi karena kontrol dirinya kurang, disebabkan kurang pengarahan lingkungan," tutur Maya.
"Anak akan lebih nyaman dengan dunia maya sehingga orang tua kehilangan kedekatan dengan anak, salah pergaulan dengan lingkungannya," sambungnya.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)