Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Pandangan Kak Seto soal Kata Anjay: Tergantung Konteks dan Penggunaannya

Menurut Kak Seto, penggunaan kata anjay ini tidak bisa lepas dari konteks dan penggunaannya.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Pandangan Kak Seto soal Kata Anjay: Tergantung Konteks dan Penggunaannya
TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Kak Seto di Balai Rehabilitasi Sosial Anak Handayani, Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (17/5/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Kata anjay belakangan ini ramai diperbincangkan oleh publik.

Hal itu setelah sebelumnya Lutfi Agizal, seorang YouTuber membahasanya secara khusus soal kata tersebut.

Dalam konten itu ia membahas soal kata yang menurutnya tak pantas diucapkan.

Bahkan setelah konten yang ia buat tersebut, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) kemudian mengeluarkan larangan terkait penggunaan kata tersebut.

Kata Anjay dinilai memiliki dampak negatif bagi perkembangan anak-anak.

Polemik tersebut juga turut ditanggapi oleh Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, kepala Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI).

Menurut Kak Seto, penggunaan kata anjay ini tidak bisa lepas dari konteks dan penggunaannya.

BERITA TERKAIT

Interpretasi dalam suatu kata akan luas dan bermacam-macam tergantung dari sudut pandang yang dilihat.

"Sebetulnya kata itu ada atau tidak di kamus bahasa indonesia, tidak ada kan, jadi apapun kata yang diciptakan oleh sekelompok orang mungkin kata-kata gaul itu tergantung juga konteks dan penggunaannya."

"Kalau kemudian sebagai suatu persahabatan dengan senyum tentu dianggap tidak masalah."

"Tapi kalau dipakai untuk memaki, untuk menyakiti hati dan sebagainya tentu menjadi negatif," kata Kak Seto, seperti dilansir dari kanal YouTube KH Infotainment.

Baca: Lutfi Agizal Minta Maaf dan akan Hentikan Pembahasan Kata Anjay, Ini Klarifikasinya

Baca: Lutfi Agizal Minta Maaf, Pastikan Adsense Video Anjay untuk Anak-anak yang Membutuhkan

Ia memberi contoh, penggunaan kata tertentu di suatu tempat misalnya, suatu kata yang di daerah lain dianggap kasar namun ditempat tersebut bisa digunakan untuk menggambarkan kedekatan dengan teman.

"Itu kan kesepatakan, seperti misalanya ada kata di Surabaya, sebuah kata di Surabaya sendiri untuk persahabatan mereka sambil ketawa sudah lama nggak ketemu lalu mengatakan kata itu nggak ada masalah."

"Tapi begitu digunakan untuk menghujat, menghina atau memaki ya tentu akan jadi masalah," terangnya.

Meski begitu, selama ini masih menjadi perdebatan, Kak Seto menyarankan untuk tidak menggunakan kata tersebut.

Hal ini karena ditakutkan malah justru menimbulkan persoalan yang berkepanjangan dan dikhawatirkan malah justru menimbulkan perpecahan.

"Jadi sebetulnya tergantung penggunaanya dan konteksnya kata itu, tapi kalau itu memang sementara ini cukup ramai, kami pribadi menganjurkan untuk tidak diucapkan daripada kemudian menjadi permasalahan malah mengganggu konsentrasi kita yang sedang gencar-gencarnya menghadapi Covid-19," imbuhnya.

Sebagai pemerhati anak, Kak Seto mengajak agar orang tua selalu melindungi anak-anak agar terhindar dari pengguanaan kata yang berkonotasi negatif.

Klarifikasi Lutfi Agizal

Sementara itu, setelah kata Anjay ditanggapi oleh Komnas PA dengan keluarnya press realse yang berisi seruan agar menghentikan kata AnjayLutfi Agizal memilih untuk mengakhiri pembahasan konten terkait kata Anjay di kanal YouTube-nya.

"Saya ingin menyudahi pembahasan kata anjay ini di konten YouTube saya," jelas Lutfi Agizal.

Pernyataan tersebut diungkapkan Lutfi dalam sebuah video yang ia unggah di kanal YouTube- nya yang berjudul "Klarifikasi: AKhir Kisah Anja*y.. "Bahasa Menunjukkan Bangsa".

Lutfi sebelumnya bermaksud untuk membahas kata Anjay dari beragam sisi, termasuk dari pemuka agama hingga lawyer.

Namun baru dua narasumber yang ia datangkan sejauh ini, yakni ahli bahasa dan psikolog, konten yang ia buat tersebut mendapat sorotan dari berbagai pihak.

Kontennya menuai pro kontra, ada yang mendukung namun banyak pula yang mengkritik karena hal itu dirasa tidak penting.

Baca: Salshadilla Unfollow Instagram Kekasih, Lutfi Agizal: Impact-nya High Banget Media Sosial Ini

Baca: Ngaku Ikut Tersindir Lutfi Agizal soal Anjay, Denny Sumargo: Sebenarnya Kita Mencari Baku Hantam

Baca: Berkomentar soal Kata Anjay, Devano Danendra Sebut Lutfi Agizal Berisik?

Sadar mendapat sorotan yang kuat, kini Lutfi pun menyatakan akan menghentikan pembahasan kata anjay dan tak akan meneruskannya.

"Dikarenakan terjadi banyak hal dan banyaknya masukan kepada saya, saya tentunya tidak ingin mempermasalahkan dan menjadikan ini sebuah masalah yang jauh lebih besar," ungkap Lutfi dalam pernyataanya.

Ia sudah tak mau ikut campur jika nanti kedepannya ada instansi, LSM atau lembaga pemerintahan yang melanjutkan pembahasan tentang kata anjay itu.

"Apabila ada instansi ada LSM atau lembaga pemerintahan yang ingin melanjutkan untuk mengkaji atau membahas mengenai fenomena yang viral ini, saya kembalikan kepada pihak-pihak tersebut, namun saya pribadi sudah tidak akan membahas ini lagi," terangnya.

Setelah pembahasannya bersama dua narasumber, Lutfi menyadari jika kata anjay adalah kata yang bersifat multitafsir.

"Demi kenyamanan kita bersama dikarenakan setelah saya rilis dari dua narasumber ini terdapat dua hal yang saya tangkap, yaitu kata anjay ini memiliki multi tafsir yang bisa diartikan A dan bisa diartikan B," kata Lutfi.

"Namun juga penggunaan kata-kata ini harus melihat pada kondisi tujuan untuk melihat kalimat tersebut, tentunya bisa kalimat positif bisa juga untuk menyakiti ataupun hal negatif," sambungnya.

Lutfi pun minta maaf jika konten yang ia buat tersebut malah menjadikan permasalahan dan menyakiti hati pihak lain.

"Maksud dari tujuan saya untuk mengangkat konten edukasi ini bukan untuk memecahbelahkan bangsa ini, justu saya hadir ini hanya untuk memberikan sudut pandang yang lain, kalau dirasa menjadi sebuah permasalahan menjadi hal yang menyakiti hati, saya dan tim saya mohon maaf sebesar-besarnya," tuturnya.

"Dan apabila kalian ingin tetap menggunakan kata-kata tersebut, saya mohon untuk dapat digunakan di tempat yang tepat, semoga tidak ada orang yang merasa tersakiti dengan kalimat-kalimat ataupun ucapan-ucapan yang kita omongkan," terang Lutfi.

(Tribunnews.com/Tio)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas