Kisah Pinkan Mambo: Jatuh Miskin, Punya Utang Ratusan Juta hingga Harus Jualan Pisang Keliling
Penyanyi Pinkan Mambo menceritakan kisah hidupnya yang mengaku susah dan serba kekurangan.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Penyanyi Pinkan Mambo menceritakan kisah hidupnya yang sempat susah dan serba kekurangan.
Nama Pinkan Mambo dikenal oleh publik setelah menjadi vokalis Ratu bersama Maia Estianty.
Setelah keluar dari Ratu, nama Pinkan perlahan-lahan mulai redup hingga tak terdengar kabarnya.
Dalam video yang diunggah di kanal YouTube Melaney Ricardo, Rabu (9/9/2020), Pinkan menceritakan kondisinya.
Ia mengaku hidup susah, tak punya uang hingga harus menyambung hidup dengan berjualan pisang.
Kondisi Pinkan semakin memprihatinkan saat ia punya utang Rp 100 juta lebih.
"Utang banyak sampai Rp 100 juta lebih, jangankan Rp 100 juta, Rp 100 ribu aja gue nggak punya dan gue nggak tahu harus cari Rp 20 ribu itu di mana."
"Kalau debt collector bilang mesti bayar Rp 20 juta minggu ini, gue aja nggak tahu cari 5.000 perak dari mana," kata Pinkan dengan mata berkaca-kaca.
Baca: Vakum Dari Dunia Musik, Kini Pinkan Mambo Jadi Juri Ajang Pencarian Bakat, Latihannya Sampai Gila
Baca: Pinkan Mambo Eks RATU Kini Buka Usaha Laundry dan Katering, Sempat Pesimis, Ternyata Sukses Besar?
Dari kecil punya uang karena bernyanyi, setelah tak ada panggilan pekerjaan menyanyi Pinkan bingung harus bekerja apa.
Bahkan, yang dulunya ia selalu hidup mewah, punya banyak asisten rumah tangga, akhirnya ia harus menjalani hidup serba kekurangan.
Selama lima tahun, Pinkan berjuang untuk bisa bertahan hidup tanpa ada teman yang membantu.
Selain harus membayar utang, Pinkan juga harus berjuang untuk bisa menghidupi keenam anaknya.
"Tuhan izinkan lima tahun nggak ada job (pekerjaan, (teman) nggak ada yang bantu," jelasnya.
Dalam kondisinya yang serba sulit itu, Pinkan hanya bisa berdoa dan mengharapkan sebuah keajaiban datang padannya dan keluarga.
"Aku berdoa terus, Tuhan aku percaya mukzijat itu masih ada, aku sedih debt collector datang ke rumahku."
"Aku malu sama satpam tapi Tuhan aku percaya mukjizat itu di mana-mana, Tuhan tolong jangan permalukan aku," paparnya.
Akhirnya Tuhan mendengar doa Pinkan dan memberi jalan meski berliku.
Pinkan harus berusaha keras untuk bekerja dan mencoba beragam profesi mulai dari buka jasa laundry, katering, melawak hingga berjualan pisang.
Dari situ, Pinkan bisa mencicil utangnya sedikit demi sedikit.
"Bener Tuhan nggak permalukan aku, Tuhan kasih jalan keluar, dari utangnya banyak bisa dicicil Rp 5 juta, gue waktu bertemu debt collector bilang 'pak saya cicil Rp 5 juta ya?" terangnya.
Berjualan pisang
Terjepit oleh keadaan, membuat Pinkan akhirnya harus berjualan pisang keliling dari warung ke warung.
"Aku mesti jualan pisang goreng cuma untung Rp 5.000, Rp 2.000, recehan aku kumpulin."
"Aku jual pisang dari warung ke warung naik motor pakai helm sama anak aku biar orang nggak tahu," kata Pinkan sambil menahan tangis.
Dari keuntungan yang diperolehnya, Pinkan kumpulkan setelah terkumpul Rp 10.000 ia belanjakan.
Namun, uang Rp 10.000 tak cukup untuk membeli kebutuhan keluarganya, di situ Pinkan merasa sedih, hingga menangis saat menceritakannya.
Baca: Pinkan Mambo Cerita Perjuangan Keluar dari Masa Sulit: Dulu, Beli Es Teler Pun Enggak Mampu
Baca: Pinkan Mambo Blak-blakan Cerita Kebandelan Sang Putra, ATM-nya Pernah Dikuras Hanya untuk Beli Ini
"Aku kumpulin Rp 2.000 itu sampai dapat Rp 10.000 aku masuk minimarket, 'Rp 10 ribu ini beli apa, kita butuhnya banyak, kita butuh popok, butuh makan', oke beli beras seliter atau setengah liter aja" tuturnya.
Selain itu, keenam anak-anak Pinkan juga butuh asupan gizi, lantaran tak punya uang untuk membelikan buah-buahan, Pinkan akhirnya hanya bisa membelikan mereka sirup.
"Terus anak-anak juga butuh vitamin kita beli bukan buah, kita beli sirup supaya anak-anak ada gizinya," ucapnya.
Namun, kini usaha jualan pisang Pinkan telah berkembang pesat, bahkan keuntungannya bisa capai jutaan rupiah.
Simak video lengkapnya:
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana)