Ungkap Istrinya Alami Gangguan Kecemasan, Bibi Ardiansyah Berniat Ajak Vanessa Angel ke Psikiater
Bibi Ardiansyah sadar penyakit gangguan kecemasan istrinya itu harus ditangani oleh profesional. Ia pun berniat mengajak Vanessa Angel ke psikiater.
Penulis: Bayu Indra Permana
Editor: Anita K Wardhani
Vanessa Angel Teriak Maki Bayinya
Bibi Ardiansyah juga cerita soal Vanessa Angel yang sempat alami baby blues tak lama setelah melahirkan.
Hal tersebut terjadi sekira sebulan lalu. Bibi melihat Vanessa Angel berteriak dan memaki anak mereka.
Bibi menduga istrinya itu kembali mengalami gangguan kecemasan karena membaca pemberitaan tentang dirinya dan memikirkan kasus yang sedang menjeratnya saat ini.
"Jujur terakhir, sebulan yang lalu, mungkin dia sudah enggak kuat lagi dengan pemberitaan jelek tentang anaknya, jadi Vanessa mengalami baby blues," kata Bibi Ardiansyah.
Bibi Ardiansyah saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin (14/9/2020) mengaku kaget saat dia mendapati sang istri teriak dan memaki Gala Sky Andriansyah bayinya.
"Jadi gue juga kaget, Vanessa lagi dikamar tiba-tiba dia teriak maki-maki Gala segala macam," lanjut Bibi.
Bibi menyadari sang istri lagi stres.
"Saat itu saya jadi tahu kalau penyakit dia kambuh lagi, benar-benar dia teriak, ngamuk, dan kalau enggak dipisahkan ya dia bisa stres," lanjutnya.
Ikut stress melihat Vanessa Angel mengalami baby blues, Bibi Ardiansyah mengaku tak melakukan apa-apa pada istrinya tersebut.
Bibi kala itu kebingugnan karena bayinya haus ingin meminum susu namun kondisi Vanessa saat itu sedang baby blues dan tak ingin bertemu anaknya.
"Saya diamin aja di rumah, saya diamin aja di kamar sampai pagi. Saya juga ya stres juga saat itu si Gala mau nete, maknya lagi kayak gitu, saya jadi ga enggak berani," ujar Bibi.
"Jadi ya untuk karena ada sisa ASI di kulkas, jadi pakai sisa ASI itu," lanjutnya.
Bibi memang mengakui bahwa Vanessa Angel memiliki penyakit gangguan kecemasan yang berpengaruh pada mood dan emosinya.
Ia juga menuturkan atas dasar tersebut istrinya itu sempat beberapa kali konsultasi ke sosiolog dan dokter.