Sering Pendam Amarah dan Paranoid, Ruben Onsu Konsultasi ke Psikolog
sosok periang Ruben Onsu di televisi berbeda jauh dari kehidupan sebenarnya.
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM - Presenter Ruben Onsu (37) rupanya tipikal lelaki yang selalu memendam amarahnya.
Tak hanya itu, sosok periang Ruben Onsu di televisi berbeda jauh dari kehidupan sebenarnya.
Sehari-hari ia adalah orang yang sangat tidak percaya dengan orang lain. Ia juga penakut atau paranoid.
Saat berbincang dengan Eko Patrio di channel YouTube Sikopat (Siaran Keluarga Eko Patrio) dalam video yang berjudul 'Betrand Berkali Kali Menggagalkan Niat Bunuh Diri Ruben Onsu', ia mengakui sampai punya dokter psikolog.
"Gua dan Sarwendah punya psikolog. Dan setiap bulan gua ke psikolog," kata Ruben Onsu dikutip Warta Kota, Rabu (23/9/2020).
Baca: Ruben Onsu Rutin Kunjungi Psikolog, Eko Patrio Sampai Menduga Ada Gangguan, Apa yang Terjadi?
Ruben Onsu mengaku belum sampai ke tahap masalah kejiwaan. Namun, ia memiliki ketakutan lebih kepada tidak percayaannya terhadap orang lain, atas insiden teror yang pernah diterimanya.
"Psikolog ini sebagai teman cerita gua dan teman ambil keputusan gua," ucapnya.
Pria bernama asli Ruben Samuel Onsu itu tak menampik kalau apa yang ia rasakan selalu bercerita dengan sang istri, Sarwendah Tan.
Baca: Ari Tulang Ungkap Kerja Keras Betrand Peto demi Kesuksesan Konser, Tak Cuma Numpang Nama Ruben Onsu
Hanya saja jika ada masalah besar yang menerpanya, Ruben hanya bisa bercerita ke psikolognya.
"Apapun masalahnya gua cerita ke Wenda tapi cuma brijing aja. Wendah nyuruh gua ke psikolog. Gua enggak mau salah langkah untuk ambil keputusan, psikolog yang ngarahin gua," jelasnya.
"Gua kalau sama psikolog bisa marah. Dia dengerin gua aja marah. Yang penting lu enggak marah ke media," tambahnya.
Baca: Jakarta Kembali Berlakukan PSBB, Ruben Onsu Percaya Rezeki Sudah Diatur
Lebih lanjut, Ruben Onsu memang menutupi dirinya sering konsultasi ke psikolog. Ia tak mau mengumbarnya ke publik karena akan menambah beban untuk dirinya sendiri.
"Orang banyak yang belum ngerti. Orang mikir ke psikolog itu gila. Padahal enggak," ujar Ruben Onsu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.