Menangani Tantrum pada Anak yang Harus Diketahui Orangtua
Ledakan emosi atau temper tantrum adalah hal wajar terjadi pada anak-anak, saat mereka berusia satu hingga lima tahun.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Ledakan emosi atau temper tantrum adalah hal wajar terjadi pada anak-anak, saat mereka berusia satu hingga lima tahun.
Temper tantrum bisa terjadi karena sang anak merasa frustasi, lelah, stres atau lapar.
Selain itu bisa juga karena anak ingin mencari perhatian, mendapatkan atau menghindari sesuatu.
Saat tantrum, sang anak bisa berteriak, marah, menangis, meronta-ronta, berguling-guling di lantai atau melempar barang.
Bagaimana orangtua harus bersikap saat anak tantrum?
Cara orangtua menyikapi anak tantrum sangat mempengaruhi tumbuh kembang mereka.
Untuk itu, diperlukan langkah yang tepat untuk menangani tantrum pada anak.
Berikut tips mengatasi anak tantrum:
1. Perhatikan pemicunya
Perhatikan apa yang membuat anak tantrum. Bisa jadi, anak tantum karena lapar, lelah, atau merasa tidak enak badan.
Baca: Tak Perlu Panik Saat Anak Sedang Tantrum, Begini Cara Tepat Mengatasinya
Dengan memahami penyebabnya, orangtua akan mampu melakukan antisipasi dan meminimalisir fase tantrum sang anak.
Mengenali situasi pemicu juga akan memungkinkan orangtua mengarahkan sang anak untuk menyalurkan emosinya dengan baik.
Untuk itu, orangtua perlu berdiskusi dengan sang anak dan membiarkan sang anak mengatakan apa yang dirasakan dan diinginkannya.
2. Jangan hentikan sang anak saat sedang tantrum
Mencoba menghentikan ledakan emosi sang anak saat tantrum hanya akan membuat mereka tumbuh menjadi pribadi yang tak mampu mengekspresikan perasaanya.
Itu sebabnya, biarkan anak melepaskan emosinya. Mencoba mengatasi pemicunya saat anak sedang tantrum hanya akan memperparah keadaan.
Sebaiknya, bicarakan dengan sang anak saat emosinya mulai mereda.
3. Tetap tenang
Meski tidak mudah, cobalah untuk tetap tenang dan jangan ikut emosi saat anak sedang tantrum.
Yang perlu dilakukan orangtua adalah cukup hadir untuk sang anak tanpa berbicara sedikit pun agar anak merasa aman.
Jika emosi mulai tersulut, coba tarik napas dalam-dalam dan tetap awasi sang anak agar tidak melakukan hal berbahaya saat tantrum.
4. Jangan turuti keinginan sang anak
Banyak orangtua menyerah dengan amukan sang anak dan memilih untuk menuruti keinginannya saat tantrum.
Padahal, hal itu akan semakin mempersulit keadaan saat anak kembali tantrum di lain waktu.
Menuruti keinginan sang anak saat tantrum hanya akan membuat sang anak berpikir bahwa apa yang mereka lakukan adalah cara terbaik untuk mendapatkan yang diinginkannya.
5. Jangan ragu mencari bantuan
Tantrum bisa berlangsung hingga 15 menit dan bisa terjadi hingga tiga kali sehari.
Biasanya, saat usia lima tahun frekuensi tantrum sang anak akan berkurang. Kabar baiknya adalah pada usia 4 tahun, amarah anak Anda akan berkurang secara nyata.
Jika situasi tantrum sang anak semakin parah dan orangtua sulit mengatasinya, jangan ragu meminta bantuan dokter.
Orangtua harus berkonsultasi dengan dokter jika anak-anak mengalami kondisi berikut:
- tantrum semakin parah setelah usia empat tahun
- melukai diri sendiri atau orang lain
- saat tantrum anak mengeluh sakit kepala dan cemas.
Orangtua juga perlu meinta bantuan ahlinya jika merasa frustasi dalam menghadapi fase tantrum atau bingung bagaimana mendisiplinkan sang anak.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 5 Cara Hadapi Anak Tantrum, Orangtua Wajib Tahu