Mengapa Drama Joseon Exorcist Mendapat Banyak Kritik dari Warga Korea? Ini Berbagai Macam Sebabnya
Drama Korea terbaru SBS, Joseon Exorcist mendapat banyak kritikan dari dalam negeri sendiri.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Drama Korea terbaru SBS, Joseon Exorcist mendapat banyak kritikan dari dalam negeri sendiri.
Sebelumnya, drama Joseon Exorcist mendapat kecaman ketika beberapa properti di atas meja yang dipamerkan lebih bernuansa China daripada Korea.
Adegan tersebut berlangsung di sebuah gisaengjib (rumah hiburan bagi laki-laki untuk berbaur dengan pelayan perempuan) yang terletak di perbatasan Kabupaten Uiju.
Banyak yang menyatakan bahwa karena wilayah itu masih dalam garis Joseon, alat peraga meja termasuk botol minuman keras dan makanannya seharusnya bernuansa Korea.
Baca juga: Petisi untuk Hentikan Penayangan Drama Joseon Exorcist Ditandatangani 128.000 Orang dalam Sehari
Baca juga: Akibat Syuting Ulang, Drama River Where The Moon Rises Disebut Alami Masalah Keuangan Besar
Dilansir Koreaboo, netizen lantas mengkritik drama tersebut karena "mendistorsi sejarah" dengan penyajian kue bulan China, minuman keras dan pídàn (telur) di atas meja Korea.
SBS kemudian merilis permintaan maaf yang menjelaskan bahwa karena gisaengjib terletak di dekat tepi Joseon dan perbatasan Dinasti Ming (Dinasti yang berkuasa di China pada saat itu), mereka menggunakan properti berbau China untuk mencerminkan hal itu.
Tim produksi Joseon Exorcist menjelaskan:
"Gisaengjib itu adalah lokasi di mana rombongan pengusir setan Barat dapat beristirahat setelah melakukan perjalanan melalui Dinasti Ming dan baru saja akan memasuki Joseon."
"Karena ini adalah wilayah yang dekat dengan perbatasan Dinasti Ming, kami menyiapkan alat properti sambil berpikir bahwa akan sering terjadi lalu lintas orang China."
Permasalahan tak selesai dengan penjelasan dan permintaan maaf.
Banyak sponsor iklan untuk Joseon Exorcist menarik diri dan merilis pernyataan terkait masalah tersebut.
Sponsor yang telah menarik diri termasuk perusahaan kesehatan Ho Gwan Won, Geum Sung Beds, Ace Beds, Body Friend, Hite Jinro, LG Lifestyle and Health, KT Telecom, CJ Jeil Jedang, Banollim Foods, Samsung dan banyak lagi.
Ace Beds mengungkapkan melalui pernyataan resmi bahwa mereka telah mengenali masalah tersebut dan akan segera menghentikan semua iklan yang terkait dengan drama tersebut.
Di antara mereka yang belum menarik diri dari periklanan dan investasi termasuk LOTTE Cultureworks, YG Investment, Downy, Dyson dan Simmons.
Tidak hanya orang Korea kesal dengan pengaturan meja yang tidak akurat, banyak yang mempermasalahkan bagaimana drama tersebut mendramatisasi peristiwa dan tokoh sejarah.
Misalnya dalam drama tersebut, Raja Taejong terlihat membantai orang karena halusinasi.
Marco (penerjemah pengusir setan Barat) menggunakan bahasa kasar untuk anggota keluarga kerajaan, Pangeran Chungnyung.
Karena Raja Taejong adalah salah satu pemimpin Korea Selatan yang dihormati yang membantu ekonomi berkembang, banyak yang kesal dengan penggambaran itu.
Di samping banyaknya sponsor yang menarik diri, drama Joseon Exorcist mungkin akan kewalahan jika Yayasan Kebudayaan dan Pariwisata Mungyeong mulai bertindak.
Yayasan ini mendukung berbagai pembuatan film dan aktivitas di lokasi di Mungyeong, yang terletak di Provinsi Gyeongsang Utara.
Saat ini yayasan menyediakan 20% dari biaya produksi.
Mereka saat ini sedang meninjau masalah sebelum mereka membuat keputusan untuk mundur atau tidak.
Selain itu, Naraesol Hanbok, yang telah menyediakan pakaian bersponsor untuk drama tersebut, merilis pernyataan resmi tentang masalah tersebut.
Pernyataan pertama mereka menunjukkan bahwa hanbok mereka tidak bertujuan digunakan dalam adegan kontroversial mana pun.
Mereka juga memperkuat anggapan bahwa drama tersebut dikategorikan sebagai "fantasi" dan menarik publik untuk mempertimbangkannya.
Mereka menyimpulkan bahwa sponsorship mereka juga sudah berakhir sehingga tidak terkait lebih lanjut dengan masalah tersebut.
Namun, setelah kritik atas pernyataan mereka, mereka memutuskan untuk merevisi pernyataan mereka dan memperbaruinya nanti.
Bagi mereka yang belum menyadari ketegangan antara China dan Korea, kedua negara saat ini terlibat dalam perdebatan tentang asal mula banyak pokok budaya Korea.
Budaya yang dimaksud termasuk kimchi, taekwondo, hanbok, bendera Korea, dan lainnya, yang semuanya diklaim oleh orang China sebagai buatan China.
Karena itu, banyak orang Korea yang sangat sensitif tentang konten berbahasa Mandarin di media Korea serta penggambaran budaya Korea yang tidak akurat.
Orang Korea sangat marah ketika program televisi China mulai menampilkan orang-orang mereka membuat kimchi sambil mengenakan hanbok.
Program-program ini muncul tak lama setelah klaim tersebut.
Seperti yang pernah dijelaskan oleh seorang profesor sejarah Korea, karena banyak drama Korea dibuat untuk diekspor ke negara-negara lain, ketidakakuratan dalam penggambaran dapat menyebabkan pemirsa global mendapatkan kesan yang salah tentang budaya dan negara Korea.
Sangat mudah bagi orang asing untuk menciptakan bias dan kesan dari eksposur melalui gelombang Hallyu, tanpa pengetahuan mendalam tentang budaya dan masyarakat Korea, ujarnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita drama Korea lainnya