Duka Mendalam Fiersa Besari kepada Para Korban Bom di Makassar
Penyanyi Fiersa Besari mengecam dan mengutuk aksi terorisme yang dilakukan di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Nur Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyanyi Fiersa Besari mengecam dan mengutuk aksi terorisme yang dilakukan di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021).
Ia menuliskan hal tersebut dalam akun Twitter pribadi miliknya @FiersaBesari.
"Mengutuk keras aksi terorisme," tulis Fiersa Besari di Twitter, Minggu (28/3/2021)
Melalui postingannya itu pula Fiersa Besari juga mengucapkan bela sungkawa atas musibah yang terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Duka terdalam atas apa yang terjadi di Gereja Katedral Makassar. Mengirimkan doa untuk para korban," tulisnya.
Doa untuk para korban turut diamini warganet lainnya. Mereka juga menegaskan bahwa terorisme tidak terkait dengan agama manapun.
Unggahan tersebut mendapat dukungan positif bagi para pengikut ataupun penggemar dari Fiersa Besari.
Diberitakan sebelumnya, Pastor Gereja Katedral Makassar, Wilhelmus Tulak mengatakan bom meledak setelah jemaat gereja selesai melakukan Misa kedua.
Terduga pelaku bom bunuh diri memaksa masuk dengan mengendarai motor, namun diadang petugas keamanan karena dianggap mencurigakan.
"Umat pulang, yang lain masuk. Datanglah pelaku bom bunuh diri itu naik motor ke dalam lokasi."
"Tetapi sudah diamati oleh petugas keamanan kami," jelas pastor Wilhelmus Tulak.
Baca juga: Media Jepang Beritakan Insiden Bom Bunuh Diri di Makassar, Tak Ada Korban Warga Negeri Sakura
Baca juga: Media Asing Soroti Bom di Gereja Katedral Makassar, Bom Surabaya dan Bali juga Disebut
"Lalu dia menahan di depan pintu (gerbang) itu, dan di situlah terjadi ledakan," jelasnya.
Gereja beberapa kali menjadi sasaran kelompok ekstremis di Indonesia.
BBC membahas peristiwa pemboman gereja dan markas polisi di Surabaya pada 2018 silam.
Polisi menyalahkan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) atas serangan itu.
Sebelumnya juga ada bom Bali pada 2002, dimana 202 orang mayoritas WNA tewas dalam serangan di kawasan hiburan malam.
Serangan itu dilakukan oleh jaringan militan Jemaah Islamiah (JI).
Menurut laporan Reuters, pada Januari lalu Densus 88 menggerebek tempat persembunyian kelompok militan di Makassar.
Dua orang terduga teroris ditembak mati karena melawan.
Kedua orang itu dicurigai terlibat dalam pemboman kembar di sebuah gereja di Filipina pada 2019 yang menewaskan lebih dari 20 orang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.