Kesedihan Dian Sastro Kala Mengantar Jenazah Sang Mertua di Peristirahatan Terakhir TPU Tanah Kusir
Mata Dian terlihat sembab saat turun dari mobil. Dian datang bersama keluarga besarnya mengikuti iring-iringan mobil jenazah Adiguna.
Penulis: Bayu Indra Permana
Editor: Dewi Agustina
Semasa hidupnya Adiguna Sutowo dikenal masuk dalam jajaran pengusaha besar Indonesia. Darah bisnis mengalir dari sang ayah, Ibnu Sutowo.
Di era Orde Baru, Ibnu yang merupakan perwira militer berpangkat letnan jenderal juga menjadi kepala perusahaan minyak dan gas Pertamina (1957-1976).
Bahkan dia juga sempat menjabat sebagai Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi pada 1966 (sekarang Menteri ESDM).
Terlepas dari status anak seorang pejabat, nama Adiguna Sutowo santer terdengar saat sang putera, Maulana Indraguna Sutowo, meminang Dian Sastrowardoyo pada 18 Mei 2010 silam.
Ibarat pernikahan Aurel-Atta, saat itu pernikahan Indraguna-Dian barangkali jadi pernikahan impian kala itu.
Hanya saja, hal itu tidak mampu menghapuskan ingatan publik akan berbagai masalah hukum yang sempat dihadapi Adiguna.
Pada 2004, Adiguna sempat mengancam membunuh David Reynaldo Titawono, keponakan musisi Achmad Albar dan penyanyi Camelia Malik.
Insiden terjadi di Kemang, Jakarta Selatan.
Disebutkan ancaman dengan senjata api ini dipicu pertengkaran David dan salah satu keponakan Adiguna.
Keluarga Albar melaporkan kejadian tersebut sehingga Adiguna diperiksa di Polda Metro Jaya. Akan tetapi, kasus itu diselesaikan kedua keluarga dan laporan dicabut.
Tidak berhenti sampai di situ, Adiguna kembali terlibat dalam masalah hukum pada 2005.
Tepat di awal tahun, ia menembak mati Yohanes Brachmans Haerudy Natong alias Rudy di Island Bar Fluid Club & Lounge, Hotel Hilton Jakarta.
Rasa kesal Adiguna dipicu bar yang tidak bisa memproses kartu debit guna pembayaran minuman yang dipesan.
Baca juga: Profil Adiguna Sutowo, Mertua Dian Sastrowardoyo yang Meninggal di Usia 62 Tahun karena Sakit
Sebelumnya ia pun sudah dibuat kesal karena pembayaran minuman tidak bisa dibebankan ke kamarnya sehingga Novia Heriana alias Tinul, sang sahabat, yang mesti melunasi.