Cerita Hijabers Cindy Levina Tapaki Karier sebagai Selebgram, Awalnya Iseng, Kini Jadi Profesional
Cindy, sapaan akrabnya, menarik perhatian netizen +62 dengan konten-konten fesyen dan kecantikan.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Istilah selebgram sebagai profesi bukan hal asing lagi di telinga orang Indonesia di era digital sekarang ini.
Dari sekian banyak selebgram di Indonesia, tidak sedikit di antaranya yang merupakan hijabers. Gaya dan karakter mereka sukses mencuri perhatian publik.
Tidak hanya dengan paras cantiknya, namun juga gaya berpakaian, sederet kegiatan dan konten-konten inspiratif yang kerap mereka bagikan.
Satu diantaranya ialah Cindy Levina, selebgram hijab sekaligus kreator video dari Bandung.
Cindy, sapaan akrabnya, menarik perhatian netizen +62 dengan konten-konten fesyen dan kecantikan.
Mulai dari tips fesyen untuk wanita hijab, hijab tutorial, tips make up dan beauty hack ala dirinya.
Hal itu karena, aku Cindy, bidang fesyen dan kecantikan dekat dengan bidang yang ia gelutinya sejak remaja, yaitu dunia modeling.
Baca juga: Tak Hanya Cover Lagu, Konten Baru Youtuber Meisita Lomania Tuai Perhatian, Termasuk Webseriesnya
Tapi, saat Cindy ditanya soal rahasia ia bisa menjadi selebgram, Cindy mengaku hal itu terjadi secara tidak sengaja.
“Awalnya itu, di tahun 2014, saya dimintai tolong teman untuk bantu promosi produk hijab dan makanannya di akun instagram pribadi aku."
"Tapi nggak disangka, setiap posting produk, banyak yang nge-like dan follower aku naik, “ kenang Cindy, dalam kesempatan wawancara melalui sambungan telepon, Selasa, (25/6/2021).
Melihat hal itu, pemilik akun @cindylevinaa pun berinisiatif kembali membuka bantuan promosi kepada teman-temannya untuk diunggah di akun IG pribadinya lagi.
Tak dinyana, pascasemua produk itu diunggah, follower Cindy kembali naik.
Apalagi setelah Cindy menyelingi konten tips dan trik tentang fesyen dan beauty di feed instagramnya. Kenaikkan sangat pesat.
Mula-mula hanya 5 ribu follower, lambat laun bertambah menjadi puluhan ribu follower, dan akhirnya mencapai ratusan ribu.
"Dan setelah itu, ada manajemen influencer yang ngajak aku gabung. Setelah aku putuskan buat gabung, barulah brand-brand mulai masuk dan dari sana aku baru merasakan endorse-an yang dibayar."
Dan aku jadi semangat (bikin konten)," terang wanita kelahiran 10 Oktober 1995 ini.
Lebih dalam, Cindy menuturkan bahwa konten-konten hijab tutorial dan tips make up-nya yang berhasil mengangkat namanya.
Konten video tips make up no make up look-nya dan hijab tutorial pashmina yang simple viral di sosial media. Hal inilah, kata Cindy, yang mengantarkannya hingga di posisi sekarang.
"Kalau aku ‘tarik’ ke belakang, apa yang bisa aku pelajari dari perjalananku, adalah, karena upaya memberikan konten-konten bermanfaat ke orang-orang, terkait kebiasaan kita, sisi unik kita dalam diri kita, secara terus menerus atau konsisten.
Karena dari konsistensi itu akan memunculkan reputasi dan akhirnya muncul peluang. Jadi, segala sesuatu itu soal konsistensi sih menurut aku," terang Cindy.
Tak sampai di situ, sisi entrepreneurship dari wanita kelahiran Bandung ini juga menarik dibahas. Karena Cindy rupanya tak hanya pandai mempromosikan produk orang lain.
Tapi juga brand yang ia buat, yaitu Clevina. Ya, Cindy – yang baru berumur 22 tahun di tahun 2014– memberanikan diri membuat brand sepatu berbekal eksistensinya di instagram serta hobinya mengoleksi sepatu, dan hasilnya berbuah manis.
"Waktu pertama kali rilis itu aku modalnya Rp 5 juta, dan entah momennya lagi pas, saat itu brand-ku berhasil naik. Sepatuku laku sampai ribuan pasang.
Dan omset bisa itu menyentuh ratusan juta,” terang wanita yang telah memiliki dua anak ini.
Setelah produk awalnya jadi best seller tersebut, Cindy pun memutuskan untuk menseriusi bisnisnya.
Mulai dari aspek kemasan, modelnya, sampai strategi marketingnya.
Hingga 6 tahun berdiri, Cindy mengaku bahwa sejauh ini telah merilis 80-an sepatu ke pasaran dan selalu laris manis.
Namun demikian, Cindy mengaku usahanya agak menurun di masa pandemi ini, khususnya di tahun 2020.
Ia mengaku, pandemi berdampak cukup besar bagi bisnisnya dan cukup membuat ia pusing sebab saat pandemi corona datang, Cindy baru merilis produk yang akhirnya produk tersebut hanya menumpuk di gudang.
Tetapi Cindy pun tak lantas menyerah. Menurut Cindy ketimbang dengan pasrah, ia lebih suka mencari solusi atas kondisi tersebut.
Karena menjalani bisnis sepatu, akunya, merupakan passion-nya yang bisa bermanfaat bagi dirinya diri sendiri dan orang di sekitarnya.
Dan jalan keluar yang ia tempuh saat itu ialah membuat sale di momen tertentu, salah satunya di bulan ramadhan 1442 H kemarin yang hasilnya membuat membuat stok di gudang keluar semua.
“Pada akhirnya sih aku sadar bahwa apa yang aku jalani ini passion aku, makanya aku nggak nyerah.
Aku memang suka (bisnis sepatu). Karena memang suka, jadi happy menjalaninya. Apalagi pas bikin sepatu baru banyak suka, jadinya pingin lagi dan lagi. Termasuk juga jadi content creator, aku happy juga.
Tampil depan orang, bicara di depan kamera, ialah hal yang sudah aku lakukan sejak modeling dulu. Makanya, tetap aku jalani sampai sekarang ini," katanya.