Review Film Cruella: Kepiawaian Emma Stone Perankan Karakter Antagonis dan Protagonis Sekaligus
Film Cruella merupakan spin off dari tokoh antagonis bernama Cruella dalam film 101 Dalmatian yang booming beberapa tahun lalu.
Penulis: Bayu Indra Permana
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bicara soal film Cruella, satu hal yang mungkin akan paling diingat setelah menontonnya, yakni deretan gaun mewah dan cantik yang memanjakan mata.
Emma Stone yang memerankan Estella sekaligus Cruella juga sukses menunjukkan perjuangannya dari yang bukan apa-apa jadi sukses sebagai perancang busana.
Film Cruella merupakan spin off dari tokoh antagonis bernama Cruella dalam film 101 Dalmatians yang booming beberapa tahun lalu.
Berikut ulasan film Cruella dengan sedikit spoiler.
Cruella mengambil latar waktu 1970 tepatnya di kota London, Inggris.
Penonton akan disuguhkan bagaimana perjuangan Estella sebelum menjadi Cruella de Vil dan sukses menjadi perancang busana.
Emma Stone dirasa sangat baik dalam memerakan dua tokoh yang cukup berbeda yakni Estella dan Cruella.
Kebengisan Cruella dalam usaha menjatuhkan Baroness yang diperankan Emma Thompson sangat terasa.
Estella melakukan beberapa 'aksi gila' dalam usaha menjatuhkan sosok Baroness yang mendominasi dunia fashion saat itu.
Baca juga: Ivan Gunawan Hanya Butuh Waktu Satu Minggu Kerjakan Busana Kolaborasinya dengan Disney
Baca juga: Sinopsis Film The Call: Aksi Operator Telepon Darurat Selamatkan Korban Penculikan, Tayang Malam Ini
Baca juga: Jessica Mila hingga Ganindra Bimo Ikut Berkontribusi di Pameran Gaya Busana Cruella
Emma berhasil menjadi sosok antagonis dan protagonis secara bergantian dalam dua karakter yang berbeda.
Niat balas dendam menjadi titik perubahan Estella menjadi Cruella.
Sejujurnya masih menyayangkan jika nantinya sosok Cruella ini menjadi antagonis utama dalam film 101 Dalmatian.
Sebab film Cruella ini mengambil latar waktu sebelum film 101 Dalmatian.
Film yang berdurasi sekira 2.5 jam itu tak terasa membosan karena banyaknya konflik yang disuguhkan.
Belum lagi beberapa adegan yang berkaitan soal merancang busana memberikan pengalaman soal di balik kayar pembuatan sebuah gaun.
Nuansa 1970-an terasa dalam film tersebut, mulai dari bangunan, pakaian, dan deretan kendaraan yang digunakan.
Namun, belum terasa mengapa pada akhirnya Cruella sangat terobsesi dengan bulu anjing dalmatian, yang membuatnya menjadi antagonis di 101 Dalmatian.
Selain karena warna hitam putih yang sangat lekat dengan sosok Cruella, tak ada petunjuk lain kenapa pada akhirnya ia memiliki obsesi pada bulu anjing dalmatian.
Film ini dapat menjadi penghibur bagi Anda yang kangen menonton ke bioskop.
Ivan Gunawan sebagai perancang busana ternama di Indonesia mengakui bahwa film tersebut sangat membangkitkan gairahnya untuk terus berkarya.
"Film ini merangsang aku lagi untuk terus bikin gaun dan baju yang indah yaa. Ini sih cocok banget filmnya buat yang punya minat di dunia fashion," ucap Ivan Gunawan.