Ketahui Penyebab Utama Obesitas dan Penanganannya
Obesitas bukan sekadar kelebihan berat badan, melainkan merupakan kondisi medis yang harus segera ditangani.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Tak sedikit orang punya masalah kelebihan berat badan atau obesitas.
Gaya hidup yang keliru seperti kurang tidur dan jarang berolahraga seringkali dianggap sebagai penyebab obesitas.
Padahal, ada faktor utama yang berkontribusi besar terhadap perkembangan kondisi tersebut, yakni sering mengonsumsi makanan yang sarat kalori.
Obesitas bukan sekadar kelebihan berat badan, melainkan merupakan kondisi medis yang harus segera ditangani.
Apa itu obesitas?
Mir Ali, MD, ahli bedah bariatrik dan direktur medis MemorialCare Surgical Weight Loss Center di Orange Coast Medical Center, California, AS menjelaskan kondisi seseorang yang dikatakan obesitas.
"Untuk menentukan seseorang mengalami obesitas, kami melihat indeks massa tubuh (BMI), ukuran lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan," tuturnya.
Baca juga: Makan Banyak Kalori Tapi Tidak Bikin Gemuk, Bagaimana Caranya?
"Kisaran normal BMI antara 18-25. Individu dengan BMI di atas 25 dianggap kelebihan berat badan, sementara jika BMI lebih dari 30 dinyatakan obesitas."
"Mereka berisiko mengalami masalah kesehatan karena berat badan mereka," tambah Ali.
Penyebab utama obesitas
Orang cenderung mengalami kelebihan berat badan karena terlalu sering mengonsumsi lebih banyak kalori daripada kalori yang diperlukan atau dibakar.
"Banyak masalah obesitas yang berkaitan dengan kualitas makanan dan berbagai kebiasaan, seperti sering ngemil," kata JoAnn Manson, MD, DrPH, profesor kedokteran di Harvard Medical School.
Kandungan kalori pada beberapa makanan olahan seperti karbohidrat sederhana, makanan ringan, makanan cepat saji, dan permen tidak membuat kita kenyang.
Baca juga: Bukan Cuma Segar, Berikut Manfaat Nanas untuk Diet dan Kesehatan
Sebaliknya, kelompok makanan tersebut justru mendorong tubuh kita untuk terus makan.
Pola makan yang sarat akan makanan olahan bisa meningkatkan gula darah individu, sehingga kadar insulin meningkat dan menyebabkan individu sering merasa lapar.
"Makanan seperti itu cenderung tidak menyebabkan rasa kenyang, sehingga kita cenderung makan berlebihan," jelas Manson.
Pola makan yang dapat mencegah obesitas
Para ahli mengatakan tidak ada diet yang secara ajaib dapat menurunkan berat badan. Kuncinya, kita membatasi asupan kalori.
"Faktanya, hampir semua diet bisa berhasil menurunkan berat badan jika diet tersebut membantu kita mengonsumsi lebih sedikit kalori."
Kita dapat mengonsumsi makanan dengan kalori berkualitas tinggi mengikuti menu makanan yang terdapat pada diet Mediterania, seperti buah-buahan, sayuran, ikan, dan minyak zaitun.
Lalu, batasi daging merah, daging olahan, dan makanan olahan. Jika ingin mengonsumsi camilan, cobalah kacang, buah, atau sayuran.
Baca juga: Rekomendasi Video Olahraga di Rumah untuk Remaja yang Alami Obesitas
"Kualitas makanan jauh lebih penting daripada kuantitas kalori," kata Manson.
"Diet berkualitas tinggi hampir mengarah pada kontrol kalori yang lebih baik. Kita mengonsumsi makanan dengan rasa kenyang yang lebih tinggi."
Obesitas harus diobati
Mayo Clinic menyatakan, tujuan pengobatan obesitas adalah demi memeroleh dan memertahankan berat badan yang sehat.
"Cara ini akan meningkatkan kesehatan kita secara keseluruhan dan menurunkan risiko terkena komplikasi yang terkait obesitas."
"Kita perlu bekerja sama dengan ahli diet, konselor perilaku atau spesialis obesitas untuk membantu kita memahami dan membuat perubahan dalam pola makan serta aktivitas."
Di samping itu, ditambahkan Mayo Clinic, pengobatan obesitas awalnya dimulai dengan menurunkan berat badan antara 5-10 persen dari total berat badan kita saat ini.
"Jika kita memiliki berat badan 90 kilogram dan mengalami obesitas, kita hanya perlu menurunkan sekitar 4,5-9 kilogram agar kesehatan kita mulai membaik."
"Semakin banyak berat badan yang kita kurangi, semakin besar manfaat kesehatan yang didapat."