Zack Lee Jadi Sutradara, Garap Docuseries Once Upon a Time in Chinatown Bersama Sheila Timothy
Zack Lee menjajal dunia baru menjadi sutradara. gGaet Sheila Timothy menggarap sebuah documentet series atau docuseries Once Upon a Time in Chinatown.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sukses menjadi seorang aktor membuat Zack Lee tidak berhenti sampai melakoni peran saja.
Kali ini, Zack Lee menjajal dunia baru menjadi sutradara.
Ia bekerjasama dengan Sheila Timothy menggarap sebuah documentet series atau docuseries bertajuk Once Upon a Time in Chinatown, yang bisa disaksikan di Vision+.
Baca juga: Bongkar Masa Lalu, Nafa Urbach Pernah Diselingkuhi Zack Lee, Ingin Bunuh Diri karena Ini
Baca juga: Adu Akting di Film Surga Yang Tak Dirindukan 3, Fedi Nuril Puji Akting Marsha Timothy
Dalam series perdana Vision+ yang mengangkat tema kuliner, docuseries Once Upon a Time in Chinatown juga melibatkan nama pakar kuliner lainnya seperti William Wongso dan Pakumala Joehana selaku narasumber.
Managing Director Vision+, Clarissa Tanoesudibjo mengatakan pihaknya berusaha tidak melulu mengangkat tema romance.
Clarissa Tanoesudibjo menilai, kerjasama Vision+ bersama dengan rumah produksi Lifelike Pictures, terlebih dengan Sheila Timothy dan Zack Lee menghadirkan sebuah tontonan yang berbeda dari biasanya.
"Ternyata di balik sebuah kuliner menyimpan banyak cerita menarik. Pada docuseries ini, penonton akan diajak masuk lebih dalam ke sendi kehidupan pemilik resto yang selama ini belum pernah dibuka ke orang lain," kata Clarissa Tanoesudibjo dalam jumpa pers virtual, Senin (27/9/2021).
Clarissa menilai bahwa Sheila dan Zack Lee merangkum sebuah cerita yang sentimental dalam docuseries Once Upon a Time in Chinatown.
"akan membawa penontonnya bernostalgia akan kilas-kilas sejarah, kultur dan budaya Tionghoa yang melekat dari sebuah sajian makanan, sekaligus mengungkap latar belakang dari setiap menu kuliner legendaris yang tercipta," ucap Clarissa Tanoesudibjo.
Sementara itu, Sheila Timothy selaku sutradara yang menemani Zack Lee merasa karya terbarunya adalah sebuah berkat Tuhan, karena bisa dipertemukan dengan banyak sekali narasumber yang begitu menarik.
"Ide awal yang hanya ingin mengangkat budaya dan kuliner akhirnya berkembang menjadi suatu karya yang sangat hangat dan penuh inspirasi," jelas Sheila Timothy.
"Ditambah dengan visual, music dan sound design yang sangat cantik," sambungnya.
Bisa bekerjasama dengan mantan suami Nafa Urbach dalam menggarap docuseries Once Upon a Time in Chinatown adalah pengalaman berharga.
"Saya sudah tidak sabar ingin berbagi kehangatan ini dengan semua penonton," ungkapnya.
Sementara itu, Zack Lee mengakui docuseries Once Upon a Time in Chinatown adalah debutnya sebagai sutradara, setelah sekian tahun menjadi seorang aktor.
"Ini jadi pengalaman berkesan buat saya. Ini karya yabg sentimentil dan sangat personal," tegas Zack Lee.
Saat proses syuting berlangsung, Zack mengakui sangat terkesan dengan cerita para pelaku kuliner di Chinatown
"Kita sangat terkesan dan sangat terinspirasi. Saat syuting kita semua menangis dengar kisah mereka. So inspiring and so powerful!," katanya.
Zack Lee mengungkapkan, ia baru tahu pelaku kuliner di Chinatilown menganggap makanan sebagai medium untuk menceritakan hidup mereka.
"Karena kita ingin dokumenter ini tidak hanya soal makan-makan tetapi punya pesan moral, bisa menginspirasi generasi kita, menceritakan kisah yang mungkin sudah hilang, kita belum tahu. Dan kita beruntung mengetahui dari mereka langsung," ujar Zack Lee.
Zack Lee mengatakan, dalam docuseries Once Upon a Time in Chinatown ia tak hanya menjadi sutradara. Tapi ia juga sebagai pemain yang memerankan tokoh Tirta Lie.
Once Upon a Time in Chinatown mengisahkan rangkaian perjalanan restoran-restoran legendaris yang lekat dengan budaya Tionghoa di kawasan Kota, Jakarta.
Docuseries ini memiliki cerita hasil dari menggali cerita-cerita inspiratif dari para pemilik restoran selama menjalani bisnis, dan kehidupan mereka yang belum pernah diceritakan kepada orang luar.
Dalam proses syutingnya, Once Upon a Time in Chinatown mengangkat tujuh restoran yang menjadi esensi utama cerita, yakni Siauw A Tjiap, Lomie Amen Pinangsia, Bakmie Acang.
Selain itu, ada juga Bakmie Encim Anggur, Kwetiau Sapi 78, Nasi Ayam Hainam Apollo, dan Ketupat Cap Go Meh, serta ada beberapa restoran tambahan seperti Siomay Oma Leni, Bakmi Kucai, dan Kari Lam.
Vision+ originals docuseries Once Upon a Time in Chinatown tersaji dalam format video on demand (VOD) dan dapat ditonton eksklusif di Vision+, mulai tanggal 11 Oktober 2021.